64
Tanpa godaan, yang menggangu jalan Para pemuda, bertekad untuk mempertahankan negara
5. Tata Rias dan Busana
Tata  rias  dan  busana  termasuk  aspek  yang  penting  dalam sebuah  pertunjukan  tari.  Rias  pada  dasarnya  bertujuan  untuk
memperjelas  karakter  yang  diperankan  oleh  seseorang  dalam pertunjukan  tersebut.  Lalu  tata  busana  hanya  akan  memberi  suatu
penekanan  terhadap  rias  yang  telah  diberi  untuk  lebih menggambarkan  tokoh  yang  dimainkan.  Oleh  karenanya  tata  rias
dan  tata  busana  bisa  dikatakan  suatu  bentuk  satu  kesatuan  dalam bidang artistik yang saling melengkapi.
Rias  merupakan  bagian  pendukung  dalam  tari  yang digunakan untuk memunculkan ekspresi dalam peranan tari. Dalam
perkembangannya,  teknik  rias  banyak  mengalami  kemajuan mengenai penggunaan yang lebih efektif guna memudahkan dalam
memakainya  Jazuli,  1994:  20.  Ada  beberapa  macam  rias  dalam tari  yaitu  rias  luruh,  rias  cantik,  rias  gagah,  dan  rias  fanci.
Harymawan  mengatakan  bahwa  busana  adalah  segala  sandangan dengan perlengkpan yang dikreasikan dalam pentas 1998: 127.
Tata  rias  dan  tata  busana  yang  terdapat  pada  Angklung Lengger  Badut  sifatnya  sederhana,  tidak  begitu    beraneka  ragam.
65
Dalam  kesenian  tersebut  tata  rias  dapat  dikategorikan  menjadi  3 macam,  yaitu  rias  cantik  yang  terdapat  pada  penari  Lengger,  rias
gagah  pada  penari  badut,  dan  rias  coretan  pada  penari  gembrel. Rias pada penari Lengger memakai rias cantik biasa dan memakai
sanggul. Namun busana pada penari Lengger dibedakan menjadi 2 macam,  yang  pertama  saat  bagian  jejer  lengger,  jonggrangan  dan
marungan.  Adapun  yang  kedua  yaitu  pada  saat  bagian  lakon. Busana  Lengger  pada  awal  menari  memakai  mekak,  jarik,  dan
sampur,  adapun  waktu  pementasan  siang  memakai  busana  angkin dan jarik. Pada sanggul biasanya dihiasi dengan bunga melati.
Rias  lengger  pada  saat  lakon  masih  sama  seperti  awal, hanya  berganti  busananya  saja.  Adapun  untuk  busana  berganti
memakai kebayak dan jarik.
66
Gambar 3. Penari Lengger Busana Mekak Foto: Fijar, 2015
Gambar 4. Penari Lengger Jejer Lengger siang Foto: Fijar, 2015
67
Gambar 5. Penari Lengger Lengger Lanang, Lakon Foto: Fijar, 2015
Gambar 6. Penari Lengger Jejer Lengger malam Foto: Fijar, 2015
68
Rias  pada  penari  badut  juga  sangat  sederhana  yaitu  hanya rias gagah. Busana yang dipakai yaitu menggunakan beskap, jarik,
sampur,  sabuk,  epek  timang  dan  dilengkapi  dengan  keris.  Untuk bagian  kepala  memakai  blangkon.  Rias  dan  busana  tersebut  tidak
pernah  dirubah  tatananya  sejak  dahulu  hingga  sekarang. Kepercayaan  para  penari  Angklung  Lengger  Lanang  sangat  kuat,
bahwa bentuk  kesenian tersebut  dari jaman nenek moyang hingga sekarang untuk rias dan busana sudah baku dengan bentuknya yang
sederhana.
69
Gambar 7. Penari Badut Kangkung Pait Kramayuda Foto: Fijar, 2015
Gambar 8. Penari Badut Busana penari Foto: Fijar, 2015
70
Rias dan busana pada penari gembrelan tidak begitu teratur. Model  riasnya  memakai  rias  coretan  seperti  badut  dan  memakai
daut tembakau yang sudah kering. Daun tembakau diletakkan pada mulut penari. Busana yang dipakai terbilang bebas karena  bajunya
selalu  berganti-ganti  selain  itu  hanya  memakai  kaos  oblong  biasa, sedangkan untuk bawahannya memakai celana panji dan memakai
sarung.
71
Gambar 9. Penari Gembrel Palet Foto: Fijar, 2015
Gambar 10. Penari Gembrel Palet Marungan Foto: Fijar, 2015
72
6. Tempat Pementasan