13
3. Makna Simbolik
Sumandiyo 2007: 22-23 mengatakan bahwa sistem simbol adalah sesuatu yang diciptakan oleh manusia dan secara konvensional digunakan
bersama, teratur, dan benar-benar dipelajari sehingga memberi pengertian hakikat
“manusia”,  yaitu  suatu  kerangka  yang  penuh  dengan  arti  untuk mengorientasikan  dirinya  kepada  yang  lain;  kepada  lingkungannya,  dan
pada  dirinya  sendiri,  sekaligus  sebagai  produk  dan  ketergantungannya dalam interaksi sosial. Sehubungan dengan hal itu, tari dipandang sebagai
sistem  simbol  yang  merupakan  representasi  mental  dari  subjek  dan wahana konsepsi manusia tentang suatu pesan untuk diresapkan.
Kehadiran  tari  sebagai  keseluruhan  bukan  suatu  kontruksi  yang bisa  diuraikan  unsur-unsurnya,  melainkan  suatu  kesatuan  bulat  dan  utuh
gestalt. Oleh karenanya, bila meminjam  istilah  Langer, termasuk dalam presentational  symbol  dan  bukan  simbol  yang  diskursif  discursive
symbol.  Menurut  Susane  K  Langer  dalam  Sumandiyo,  2007:  23 dinyatakan bahwa.
“Simbol  presentasional  menunjukkan  pada  makna  yang tersembunyi,
maka memerlukan
interpretasi, yaitu
mengungkap  makna  yang  tersembunyi  di  balik  makna  yang langsung  tampak,  atau  mengungkapkan  tingkat  makna  yang
diandaikan di dalam makna harfiah”
Simbol  presentasional  yaitu  simbol  yang  terdapat  dalam  bidang seni.  Simbol  presentasional  dalam  pemahamannya  tidak  memerlukan
penalaran  atau  logika.  Pemahaman  simbol  representasional  tidak  melihat dari  unsur-unsurnya,  akan  tetapi  dalam  pengungkapannya  lebih
14
menggunakan  intuisi  atau  perasaan.  Simbol  inilah  yang  dapat  dijumpai dalam alam kreasi manusia. Maka dari itu simbol representasional adalah
simbol  yang  terdapat  dalam  bidang  seni,  baik  seni  tari,  musik,  rupa  dan lain-lain.
Adapun  simbol  diskursif  yaitu  simbol  yang  terkandung  dalam bahasa.  Dalam  sebuah  bahasa  terdiri  dari  kalimat-kalimat  pembentuknya,
dimana  kalimat  tersebut  terbentuk  dari  kronologi-kronologi  tertentu. Simbol  diskursif  dalam  pengungkapannya  secara  bertahap  dan  dalam
penangkapannya  menggunakan  penalaran.  Setiap  kata  penyusun  dari kalimat tersebut adalah suatu bentuk kontruksi yang tidak dapat diuraikan
kata  demi  kata,  karena  itu  tidak  akan  menjadi  suatu  kalimat  utuh  untuk menunjukan makna yang terkandung.
Tari  sebagai  sistem  simbol,  merupakan  pemahaman  konseptual dalam alam pikir manusia tentang pesan yang dapat dipahami. Tari dalam
susunannya  memiliki  unsur-unsur  yang  saling  menyatu.  Hal  ini  karena simbol  adalah  hasil  dari  buah  pikir  atau  ide  manusia  yang  dalam
pemahamannya  memiliki  maksud  dan  tujuan  tertentu.  Oleh  sebab  itu, setiap  simbol  pasti  memiliki  makna  atas  gagasan-gagasan  yang
membentuk  dari  simbol  itu  sendiri.  Angklung  Lengger  Badut  dalam penyajiannya  memiliki  simbol  yang  mengandung  makna  atau  arti  untuk
menyatakan  bentuk  gambaran  dari  budaya  di  sekitar  masyarakat  tempat kesenian tersebut berkembang.
15
4. Semiotik