Siklus II Hasil Penelitian

73 - Jumlah skor total maksimal = [jumlah item x skor maksimal setiap item x jumlah pertemuan setiap siklus] x jumlah semua siswa . Jadi skor total maksimal = [ 10 x 4 x 2 ] x 32 = [ 40 x 2] x 32 = [ 40 x 2 ] x 32 =80 x 32 = 2560 - Persentase skor total = x 100 Dari tabel observasi tersebut, dapat dilihat bahwa aktivitas siswa pada siklus II sudah meningkat, dan dapat dikatakan proses pembelajaran sudah meningkat. Persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 82,18 . Menurut Suharsimi Arikunto 2009:156 tingkat aktivitas tersebut termasuk sangat baik. Dari lembar observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang sudah aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini dipengaruhi oleh media pembelajaran yang digunakan oleh guru serta pengkondisian kelas yang dilakukan oleh guru lebih baik dibandingkan dengan siklus I. 74 2 Prestasi Belajar Siswa Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai tes evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Hasil tes siklus II disajikan melalui tabel di bawah ini. Tabel 16. Hasil Nilai Siklus II Pokok Bahasan Perbandingan dan Skala Kelas V No. No Induk Inisial Nilai 1. 521 KP 80 2. 522 BG 75 3. 523 DN 65 4. 524 TK 80 5. 525 WC 75 6. 526 ID 90 7. 527 BY 100 8. 528 BN 85 9. 529 ED 95 10. 530 NR 75 11. 531 FB 80 12. 532 SM 85 13. 533 SL 95 14. 534 AM 100 15. 535 FI 70 16. 536 SB 75 17. 537 RH 65 18. 538 SN 80 75 19. 539 AR 80 20. 540 SP 90 21. 541 SG 85 22. 542 SU 75 23. 543 TR 75 24. 544 TN 70 25. 545 KN 90 26. 546 NW 85 27. 547 AM 100 28. 548 PT 65 29. 549 MC 80 30. 550 FD 90 31. 551 FT 85 32. 552 MF 80 Nilai tertinggi 100 Nilai terendah 65 Rata – rata 81,875 Jumlah siswa tuntas belajar nilai 65 32 Persentase siswa tuntas belajar nilai 65 100 Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa siswa yang telah memenuhi KKM nilai 65 berjumlah 32 anak. Artinya sudah 100 anak yang sudah mencapai KKM yang telah ditentukan dengan nilai rata – rata 81,875 sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan metode 76 pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang materi perbandingan dan skala. Dari penjabaran di atas aktivitas siswa dan guru pada siklus I dan siklus II terdapat peningkatan aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran. Peningkatan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat pada diagram berikut ini. Gambar 2. Diagram Aktivitas Siswa dan Guru Berdasarkan data tersebut, pengelolaan pembelajaran yang diterapkan oleh guru berpengaruh terhadap aktivitas siswa dalam mengikuti peroses pembelajaran. Pada siklus I, pengelolaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang optimal terbukti persentase keefektifan guru dalam mengelola pembelajaran hanya sebesar 63,5. Hal ini berdampak pada persentase aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu sebesar 60,46. Pada siklus II 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 siklus I siklus II aktivitas guru aktivitas siswa Pers e n ta se ketu n ta sa n 77 terdapat kenaikan persentase pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebesar 30,25 dari 63,5 menjadi 93,25. Keikutsertaaan siswa dalam proses pembelajaran juga mengalami kenaikan sebesar 21,72 dari 60,46 menjadi 82,18. Kenaikan aktivitas tersebut disebabkan karena pada siklus II lebih ditekankan metode matematika realistik yang disertai dengan permainan. Perencanaan dan pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada akhirnya berimplikasi langsung terhadap pencapaian prestasi belajar yang diperoleh siswa. Perencanaan dan pengelolaan proses pembelajaran yang baik dengan metode matematika realistik terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di setiap siklus. Peningkatan hasil belajar ini terlihat pada tabel di bawah ini: Tabel 17. Hasil Nilai Prasiklus Sampai Siklus II Pokok Bahasan Perbandingan dan Skala Kelas V No. Nomor Induk Inisial Nilai Sebelum tindakan Siklus I Siklus II 1. 521 KP 65 65 80 2. 522 BG 60 70 75 3. 523 DN 55 60 65 4. 524 TK 45 65 80 5. 525 WC 35 45 75 78 6. 526 ID 80 70 90 7. 527 BY 55 65 100 8. 528 BN 35 65 85 9. 529 ED 70 70 95 10 530 NR 75 60 75 11. 531 FB 85 60 80 12. 532 SM 40 60 85 13. 533 SL 35 60 95 14. 534 AM 30 75 100 15. 535 FI 55 65 70 16. 536 SB 65 60 75 17. 537 RH 75 55 65 18. 538 SN 20 65 80 19. 539 AR 45 65 80 20. 540 SP 50 70 90 21. 541 SG 40 65 85 22. 542 SU 45 60 75 23. 543 TR 65 75 75 24. 544 TN 65 65 70 25. 545 KN 60 70 90 26. 546 NW 50 65 85 27. 547 AM 30 80 100 28. 548 PT 50 40 65 29. 549 MC 35 60 80 30. 550 FD 75 75 90 31. 551 FT 70 60 85 79 32. 552 MF 60 60 80 Nilai tertinggi 85 85 100 Nilai terendah 20 35 65 Rata – rata 53,75 63,9 81,87 Jumlah siswa tuntas belajar nilai 65 11 19 32 Persentase siswa tuntas belajar nilai 65 34,37 59,38 100 Berdasarkan tabel di atas, peningkatan prestasi belajar siswa sudah mencapai KKM nilai 65 dapat dilihat pada diagram di bawah ini Gambar 3. Diagram Persentase Ketuntasan Siswa dari Pra Siklus – siklus II Hal ini dapat dilihat pada pra siklus sebelum tindakan jumlah siswa yang memenuhi KKM hanya 11 orang atau sebesar 20 40 60 80 100 120 sebelum tindakan Siklus I Siklus II siswa yang belum memenuhi KKM siswa yang memenuhi KKM 80 34,37 sedangkan yang belum memenuhi KKM 65,63 . Siklus I menyatakan bahwa jumlah siswa yang memenuhi KKM sebanyak 19 siswa atau sebesar 59,38 sedangkan yang belum memenuhi KKM 40,62 . Kemudian pada siklus II yang memenuhi KKM adalah 32 siswa, artinya 100 siswa telah memenuhi KKM. Berdasarkan data yang diperoleh dari siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa terdapat kenaikan prestasi belajar siswa pada setiap siklusnya. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan metode pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan perbandingan dan skala. 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh melalui Penelitian Tindakan Kelas tentang perbandingan dan skala menggunakan penerapan pembelajaran matematika realistik dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan pembelajaran matematika realistik dapat meningkatkan kemampuan menghitung perbandingan dan skala bagi siswa kelas V SD Negeri Majir. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas siswa yang mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II yang semula 60,46 menjadi 82,18 . Prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II sehingga siswa dapat mencapai KKM sebesar 65. Sebelum adanya tindakan, siswa yang tuntas hanya 11 siswa atau sebesar 34,37 , pada siklus I jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 19 siswa atau sebesar 59,38 dan pada siklus II menunjukkan bahwa 32 siswa secara 100 sudah memenuhi KKM.

B. Saran

1. Bagi guru Dengaan adanya penelitian ini, guru diharapkan meningkatkan proses pembelajaran dengan menggunakan berbagai metode, pendekatan dan media yang bervariasi. Penggunaan media dan metode yang bervariasi akan membuat siswa turut aktif dalam pembelajaran. Salah satunya yaitu 82 penggunaan metode pembelajaran matematika realistik Hal tersebut juga akan berdampak pada tercapainya hasil belajar yang maksimal. 2. Bagi Siswa Siswa harus lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran, rajin belajar, lebih aktif dalam segala hal. 3. Bagi Sekolah Sekolah berusaha menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk pembelajaran serta menyusun kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik maupun masyarakat di sekitar sekolah. 4. Bagi Pemerintah Pemerintah dapat mengembangkan kemampuan sekolah, misalnya dengan menambah media fungsional yang lebih mendukung tercapainya proses pembelajaran. 83 DAFTAR PUSTAKA Antonius Cahya Prihandoko.2006. Pemahaman dan Penyajian Konsep Matematika secara Benar dan Menarik. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti Direktorat Ketenagaan Abdul Halim Fathani.2008. Pembelajaran Realistik Atasi Fobia Matematika. Diakses dari: http:www.koranpendidikan.comcetakartikel595pembelajaran-realistik- atasi-fobia-matematika.html. Tanggal 06 November 2010 Asmin. 2002. Implementasi Pembelajaran Matematika Realistik PMR,dan Kendala yang Muncul di Lapangan.Medan:MIPA Univesitas Negeri Medan. Diakses dari http:www.depdiknas.go.idjurnal44asman.htm. Tanggal 13 November 2010 Daitin Tarigan.2006.Pembelajaran Matematika Realistik.Jakarta : Dirjen Dikti Depdikbud.1991.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Depdiknas.2006. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas Fadjar Shadiq.2010.Apa dan Mengapa Matematika itu Penting.Diakses dari : http:blogger.kebumen.infodocscontoh-artikel-peran-matematika-dalam- kehidupan-sehari-hari.php. Tanggal 12 November 2010 Hadi Hasyim Muttaqim.2009. Tujuan Pembelajaran Matematika. Diakses dari: http:muttaqinhasyim.wordpress.com20090614tujuan-pembelajaran- matematika. Tanggal 29 Mei 2010 Herman Hudojo.1990. Strategi Belajar Mengajar. Malang: IKIP Herman Hudojo, Akbar Sutawidjaja.1997. Matematika. Jakarta : Bagian Proyek Pengembangan PGSD Dirjen Dikti Depdikbud Irwan Rozani. 2002. Realistic Mathematic Education atau Pembelajaran Matematika Realistik. Diakses dari http:ironerozanie.wordpress.com20100303realistic- mathematic-education-rme-atau-pembelajaran-matematika-realistic-pmr. Tanggal 13 November 2010 Miftahul Jannah.2007. “Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tanjung Brebes Dalam Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education RME Pada Sub Materi Pokok Bahasan Persegi Panjang Dan Persegi Tahun Pelajaran 20062007 .”Skripsi. UNNES 84 Nawawi Hadari. 1991. Pengaruh Hubungan Manusia di Kalangan Murid Terhada Prestasi Belajar di Sekolah Dasar. Jakarta:Depdikbud. Pitadjeng.2006. Pembelajaran Mtematika yang Menyenangkan. Jakarta : Depdiknas Dirjen Dikti Sugihartono. et al.2007.Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Suharsimi Arikunto.2002. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Suharsimi Arikunto, Supardi, Sugihartono.2007.Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Suherman. et al.2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: FMIPA UPI Sutrisno Hadi. 2004.Statistika. Yogyakarta : Andi Syarif.2007. Langkah-Langkah Pembelajaran Matematika. Diakses dari : http:syarifartikel.blogspot.com200901langkah-langkah-pembelajaran- matematika_11.html. Tanggal 12 November 2010 Winkel, WS. 1986. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:Gramedia 85 LAMPIRAN – LAMPIRAN

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VI SD NEGERI KARANGLO 01 KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES PADA SUB POKOK BAHASAN PANJANG DENGAN METODE TUGAS KELOMPOK

0 25 96

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MAJIR KECAMATAN KUTOARJO KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PEMBELAJARAN 2009 2010

0 3 63

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN DAN SKALA Upaya Meningkatkan Kreativitas Dan Hasil Belajarsiswa Pada Pokok Bahasan Perbandingan Dan Skala Berbantu Media Visual Dan Benda Konkrit (PTK Pada Siswa Kelas

0 3 16

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN KPK DAN FPB PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Kpk Dan Fpb Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 2 Butuhan Kecamatan Delanggu Kabup

0 1 15

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (RME) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATEMATIS PADA MATERI POKOK PERBANDINGAN DAN SKALA.

0 0 38

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN PERBANDINGAN DAN SKALA.

0 0 44

PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PECAHAN DI KELAS V SD NEGERI TANJAKAN KECAMATAN MANDALAJATI KOTA BANDUNG.

1 0 33

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Materi Pokok Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan melalui Pembelajaran Matematika Realistik di SD Negeri Dumeling 02 Brebes.

0 1 1

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas Vi Sd Negeri Aranglo 01 Kecamatan Jatibarang Kabupaten Brebes Pada Sub Pokok Bahasan Panjang Dengan Metode Tugas Kelompok.

0 0 1

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN BILANGAN PECAHAN - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 1 23