Lembaga Intermediary Antara Pengertian API

8 3. Agent of service Bank juga melayani pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.

1.5 Lembaga Intermediary Antara

Lembaga keuangan pada dasarnya mempunyai fungsi mentransfer dana loanable fundsdari penabung atau unit surplus lenders kepada peminjam borrowers atau unit deficit. Dana dialokasikan dengan negosiasi antara pemilik dana dengan pemakai melalui pasar uang dan pasar modal. Produk yang ditransaksikan dapat berupa sekuritasprimer saham, obligasi, promes, dsb. serta sekuritas sekunder giro, tabungan, deposito, polis, program pension, saham , dsb.. Sekuritas sekunder diterbitkan Bank dan Non Bank untuk ditawarkan kepada unit surplus. Unit surplus akan menerima pendapatan dari bunga. Dana yang dihimpun disalurkan ke unit deficit. Unit deficit membayar biaya bunga. Sebaliknya unit deficit mengeluarkan sekuritas primer dan dijual kepada Bank dan Non Bank. 9

1.1 Peran Bank dan Non Bank

1. Pengalihan asset asset transmutation Bank dan Non Bank akan memberikan pinjaman pada pihak tertentu dalam jangka waktu tertentu yang disepakati. Sumbernya dari Pihak Ketiga. Bank dan Non Bank berperan sebagai pengalih asset yang likuid dari lenders ke borrowers. BI, Bank Umum,, BPR, Bank Bagi Hasil Lembaga Pembiayaan, Asuransi, Dana Pensiun, Pasar Modal, Pasar Uang Unit Defisit Unit Surplus 10 giro,time deposit,pension fund,dsb. kemudian dibeli unit surplus dan selanjutnya ditukarkan dengan sekuritas primer saham,bound, promes, commercial paper, dsb. yg diterbitkan unit deficit. 2. Transactiion Transaksi keuangan selalu diperlukan baik langsung dalam jual-beli barang jadi, maupun dalam transaksi jual beli bahan mentah dan ½ jadi dalam proses produksi . Produk yg dikeluarkan Bank dan Non Bank giro, tabungan, deposito, saham ,dsb. merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran. 3. Liquidity Unit surplus dapat menempatkan dana yg dimilikinya dalam bentuk produk giro, tabungan, deposito,dsb. Lembaga keuangan memberikan fasilitas pengelolaan kepada pihak yg mengalami surplus likuiditas. Lembaga keuangan juga memberikan fasilitas tambahan kepada pihak yang mengalami deficit likuiditas dari pihak yg surplus likuiditas. 4. Efisiensi Lembaga keuangan dapat menurunkan biaya transaksi dengan jangkauan pelayanan. Peranan Lembaga Keuangan sebagai broker yg menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya. Adanya informasi yang tidak simetris antara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Indonesia dengan pasar yg belum efisien, menyebabkan ekonomi biaya ting gi, ini membuat tak dapat bersaing dengan pasar global. Lembaga keuangan menjembatani untuk menyamakan informasi, melalui PP. 11 Peminjam cenderung lebih memiliki informasi tentang penggunaan pinjaman dan seluk-beluknya, karena dialah yg mengelola dana tersebut untuk tujuan investasi atau konsumsi tertentu. Dia lebih mengerti secara rinci efisiensi penggunaan dananya, arus kas usahanya, besarnya laba, maslah keuangan yg muncul, dan termasuk penyimpangan penggunaan dana bila terjadi. Informasi besarnya laba atau rugi yang dimiliki peminjan dapat dijadikan landasan untuk mengajukan penundaan pembayaran pengembalian pinjaman dan bunganya. Jika dia memnerikan informasi laba yg lebih rendah akan dapat meringankan kewajiban pembayaran pokok dan bunga, yg berarti mendapat dorongan untuk memberikan informasi yg salah, upaya ini disebut moralhazard. Permasalahan untuk merumuskan tindakan-tindakan tertentu agar pihak yg memiliki informasi lebih banyak tidak menyalahgunakan keunggulan akses informasinya disebut incentiveproblem. Solusinya adalah pengawasan monitoringoleh deposan. Monitoring didelegasikan kepada Lambaga Keuangan, untuk menghemat biaya. Pengawasan memerlukan biaya untuk tujuan mendapatkan sebuah rate of return tertentu hasil penyaluran dana. Permasalahan ini dapat dimodelkan dengan minimisasi biaya atau maksimisasi expected rate of return bagi pengusahadengan kendala tingkat pengembalian tertentu bagi peminjam. Pemodelan dipengaruhi karakter masing-masing pihak yg terlibat dalam lembaga keuangan. Dalam pemodelan seharusnya masuk juga unsur nonmoneter. 12 ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA API 2.1 Prsyaratan Pengawasan Perbankan yang Efektif 1. Sistem pengawasan perbankan yang efektifmemiliki tanggung jawab dan tujuan yang jelas pada setiap badan yang terlibat di dalam pengawasan. Setiap badan harus memiliki independensidan SD yag sesuai. Kerangka legal bagi pengawasan pebankan juga diperlukan, yang mencakup pemberian otorisasi organisasi perbankan dan pengawasan yg terus-menerus, wewenang untuk menentukan kesesuaian dengan peraturan dan juga yang berkaitan dengan kehati-hatian; serta perlindungan hokum bagi pengawas. Pengaturan keterkaitan informasi bagi pengawasan dan perlindungan kerahasiaan informasi tersebut juga harus ada. Perizinan dan Struktur 2. Kegiatan dari lembaga yg diberikan izin dan diawasi harus dirumuskan dengan jelas, dan penggunaan nama “bank” harus dikendalikan sejauh mungkin.

3. Lembaga pemberi izn harus berwenang menentukan persyaratan dan

juga menolak pendirian yang tidak sesuai dengan standar yg telah ditetapkan. Proses perizinan paling tidak harus mencakup peelitian terhadap struktur kepemilikan bank, direktur, dan manajemen senior; rencana operasional bank; pengendalian internal; proyeksi kondisi keuangan yg mencakup modal awal; dan bila pendirinya adalah bank asing rekomendasi dari pengawas perbankan tempat asal bank tersebut juga harus ada.

4. Pengawas perbankan harus memiliki wewenang untuk menilai dan

menolak usulan pemindahan kepemilikan atau pengendalian dalam jumlah besar ke pihak lain.

5. Pengawas bank harus memiliki wewenang untuk menentukan

persyaratan penilaian akuisisi atau investasi besar oleh suatu bank dan juga memastikan bahwa tindakan tersebut akan menyebabkan bank menanggung risiko yg berlebihan dan menghalangi pengawasan yg efektif. 13

6. Pengawas perbankan harus menetapkan peraturan modal minimum

yg tepat dan sesuai prinsip kehati-hatian bagi semua bank. Persyaratan tersebut harus mencerminkan risiko yg dihadapi bank dengan menetapkan komponen modal sehingga dapat mencerminkan kemampuan bank menyerap kerugian. Setidaknya untuk bank yg aktif secara internasional, peraturan ini harus tidak lebih rendah daripada yg telah ditetapkan dalam Basel Capital Accord dan perubahannya.

7. Bagian penting dari suatu system pengawasan adalah penilaian

kebijakan, praktik, dan prosedur bank dalam kaitannya dengan pemberian pinjaman, investasi, serta poengelolaan pinjaman dan portofolio investasi yg telah dilakukan. 8. Pengawas perbankan harus menerapkan peraturan modal minimum yg tepat sesuai prinsip kehati-hatian bagi semua bank.persyaratan tersebut harus mencerminkan risiko yg dihadapi bank dengan menerapkan komponen modal sehingga dapat mencerminkan kemampuan bank menyerap kerugian. Setidaknya untuk bank yg aktif secara internasional, peraturan ini harus tidak lebih rendah daripada yg telah ditetapkan dalam Based Accord dan perubahannya. 9. Pengawas perbankan harus memastikan bahwa bank memiliki sistem informasi manajemen yg memungkinkan manajeman mengidentifikasikantingkat konsentrasi portofolionya . Pengawas harus menetapkan batas kehati-hatian untuk membatasi risiko bank terhadap peminjam atau grup tertentu. 10. Dalam rangka mencegah kerancuan akibat pemberian pinjaman yg saling berkaitan, pengawas perbankan harus mengatur agar bank yg memberikan pinjaman kepada perusahaan -perusahaan atau perorangan yg saling berkaitan dilakukan secara independen dan tidak mendominasi, sehingga dapat dimonitor secara efektif dan perlu dilakukan tindakan lain unruk mengendalikan risikonya. 11. Pengawas perbankan harus memastikan bahwa bank memiliki kebi jakan dan prosedur yg tepat untuk mengidentifikasi, memonitor, dan mengendalikan risiko negara country risk dan risiko transfer tran sfer risk dalam pinjaman dan investasi internasionalnya, sehingga juga dapat memiliki cadangan yg sesuai untuk risiko tersebut. 12. Pengawas perbankan harus memastikan bahwa bank memiliki sistem yg dapat secara akuratmengukur, memonitor, dan mengendalikan risiko pasar . 14 tertentu dana tau persyaratan modal tertentu yg terkait risiko pasar tersebut market risk exposure. 13. Pengawas perbankan harus memastikan bahwa bank memiliki proses manajemenrisiko komprehensif termasuk pengawas manajemen senior dan direktur untuk mengidentifikasikan,memonitor, dan mengendalikan semua risiko penting lain sehingga dapat menetapkan persyaratn modal yg diperlukan. 14. Pengawas perbankan harus mewajibkan bank agar memiliki pengendalianinternal yg sesuai dengan karakter dan skala bisnis masing-masing bank. Hal ini harus mencakup pengaturan yg jelas terhadap pendelegasian kewnangan dan tanggung jawab, pemisahan fungsi tenggung jawab,; pembayaran, dan pengelolaan asset dan kewajiban; rekonsiliasi proses-proses tersebut; perlindungan asset; audit internal dan eksternal yg tepat; dan kesesuaian fungsi-fungsi tersebut dengan peraturan dan perundang-undangan. 15. Pengawas perbankan harus mewajibkan bank agar memiliki kebijakan , praktik, dan prosedur yg tepat termasuk aturan ketat tentang pemahaman terhadap konsumen untuk menciptakan standar profess sional dan etis yg tinggi dalam sector keuangan sehingga dapat mencegah penyalahgunaan bank secara sengaja atau tidak sengaja untuk tujuan criminal. Metode Pengawasan Perbankan Sustainable 16. Sistem pengawasan perbankan yg efektifharus mencakup pengawas an langsung dan tak langsung. 17. Pengawas perbankan harus memilikiinteraksi rutin dengan manajemen bank dan pemahaman lengkap terhadap kegiatan bank tersebut. 18. Pengawas perbankan harus memiliki alat untuk mengumpulkan, menilai, dan menganalisis laporan pelaksanaan prinsip prudential dari bank secara mandiri maupun terkonsolidasi. 19. Pengawas perbankan harus memiliki alat validasi independen terha dap informasi pengawasan baik melalui penelitian langsung maupun melalui auditor eksternal 20. Unsur penting dari pengawasan perbankan adalah kemampuan pengawas untuk grup perbanakn secara terkonsolidasi. 15 21. Pengawas perbankan harus memastikan bahwa setiap bank memiliki pencatatan yg baik sesuai kebijakan akuntansi sehingga memungkinkan pengawas mendapatkan gambaran yg banar dan wajar tentang kondisi keuangan bank serta tingkat keuangannnya . Bank juga harus memublikasikansecara teraturlaporan keuangan yg secara wajar mencerminkan kondisi baik. Kewenangan Formal Pengawas 22. Pengawas perbankan harus memiliki kebijakanpengawasan yg tepat untuk menjalankan tindakan perbaikanterjadwal bila perbankan tidak memenuhi prinsip prudential misalnya, ra sio kecukupan modal , bila ada pelanggaran peraturan, atau bila deposan terancam karena berbagail hal. Dalam kondisi yg ekstrem, hal ini harus mencakup kemmapuan untuk mencabut izin bank atau merkomendasikan pencabutanizin usaha bank. Perbankan Antarnegara 23. Pengawas perbankan harus melaksanakan pengawasanterkonsolidasi secara internasional terhadap bank yg aktif secara internasional, pemonitoran, dan penerapan prinsip prudential terhadap semua aspekbisnis dari bank yg aktif secara internasional terutama melalui Cabang, LN, joint venture LN, dan perusahaan di LN. 24. Unsur kunci dari pengawasan terkonsolidasi adalah pertukaran informasi dengan berbagai pengawas perbankan yg lain, terutama pengawas nasional yg berwenang. 25. Pengawas perbankan menetapkan agar bank asing juga menerapkan standaryg sama dengan standar bagi bank domestic dan pengawas juga harus memiliki wewena ng untuk mendapatkan informasi yg diperlukan dari pengawas perbankan asal bankasing tersebut untuk menjalankan pengawasan terkonsolidasi. Prinsip-prinsip Pengawasan Perbankan Efektif : 16  Tujuan Utamapengawasan adalah menciptakan stabilitas dan kepercayaan dalam sistem keuangan, sehingga dapat mengurangi risikokerugian bagi deposan dan kreditor yg lain;  Pengawas perlu mendorong tata kelola perusahaan yg baik good corporate governance dengan cara menciptakan struktur dan tanggung jawab yg tepat bagi dewan direksi dan manajemen senior bank serta mengusahakan pengawasan dan transparansi pasar;  Agar pengawas dapat secara efektif menjalankan tugasnya, pengawas harus memiliki independensi, alat, dan wewenang untuk mendapatkan informasi langsung dan tidak langsung serta wewenang untuk menerapkan keputusannya;  Pengawas harus memahami bidang usaha yg dijalankan oleh bank yg diawasi dan memastikan bahwa risiko yg dihadapi bank telah di kelola dengan baik;  Pengawas perbankan yg efektif perlu memastikan bahwa profil ri siko masing-masing bank telah dianalis dan mengalokasikan SD yg diperlukan;  Pengawas harus memastikan bahwa bank memiliki SD yg sesuai untuk mengelola risiko termasuk masalah masalah modal yg cukup, manajemen yg baik, serta sistem pengendalian dan akuntansi yg efektif; dan  Kerja sama erat dengan pengawas yg lain merupakan sesuatu yg penting, terutama menyangkut operasi bank antarnegara.

2.2 Pengertian API

Sejak 2004, BI berusaha menerapkan API. API suat kerangka dasar pengembangan sistem perbankan Indonesia yg bersifat menyeluruh untuk rentang waktu 5 -10 tahun ke depan. API diharapkan dapat memberi arah, bentuk, dan tatanan industri perbankan , dilandasi Visi :  Menciptakan sistem perbankan yg sehat, kuat,dan efisien;  Menciptakan kestabilan sistem keuangan; 17  Peningkatan kepercayaan nasabah. Kronologi dan Sistematika Lahirnya API Deregulasi perbankan Mulai 1980 Kebutuhan stabilitas keuyangan internasional Krisis Ekonomi Mulai 1997 Basel Commitee Upaya Penyehatan Perbankan Nasional Basel Principles 1997 API Sistem perbankan yg sehat, kuat, dan efisien Kestabilan sistem keuangan Pertumbuhan ekonomi nasional 18 6 Sasaran mencapai VIsi API :  Struktur perbankan domestic yg sehat, mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, dan mendorong pembangunan ekonomi nasional.  Sistem pengaturan dan pengawasan bank yg efektif sesuai standar internasional’  Industri perbankan yg kuat dan berdaya tinggi serta memiliki ketahanan menghadapi risiko.  Good corporate governance dalam kondisi internal perbankan nasio nal.  Infrastruktur lengkap untuk terciptanya industri perbankan yg sehat.  Perlindungan konsumen.

2.1 Enam Pilar API