Macam Struktur Organisasi Perusahaan
F7.5.1TPWKS 16504;270715
pada karyawanannya. Hal ini demi menghindarkan kejenuhan dari karyawan tersebut serta untuk memberikan kesempatan belajar yang sama kepada setiap
orang. Dengan demikian, masing-masing orang memiliki pengetahuan yang sama pada setiap divisi tanpa ada yang harus menjadi seorang spesialis.
b. Struktur Organisasi Proyek Dasar dari struktur organisasi proyek ini menggunakan struktur organisasi
fungsional.Dimana dalam struktur organisasi ini, pengelola proyek memiliki kewenangan untuk memilih dan memindahkan setiap personil dari divisi lain,
untuk bekerja pada proyek yang sedang dijalankan. Dengan demikian, hal ini akan menyebabkan duplikasi kerja pada masing-masing bagian.
Dampak dari struktur organisasi ini, akan memunculkan keresahan dari kalangan pekerja dan juga manajer masing-masing bagian. Di kalangan pekerja,
akan muncul keresahan mengenai posisi mereka jika proyek yang saat ini sedang dikerjakan sudah usai. Apakah masih pada divisi proyek yang dijalankan tersebut,
atau dikembalikan pada divisi semula sebelum mereka dipindahkan ke divisi proyek.
Sementara, di kalangan manajer bagian pun memiliki keresahan yang tidak jauh berbeda.Keresahan yang timbul tersebut berupa munculnya ketakutan
apabila personil yang ada di bawah divisi mereka, ditarik seluruhnya pada divisi proyek. Sehingga pada nantinya, masing-masing bagian akan kekurangan personil
dan tugas yang seharusnya bisa diselesaikan menjadi terbengkalai. Hal ini menimbulkan ketidakefektidan dari masing-masing personil. Sebab,
adanya ketidaknyamanan tersebut akan berdampak pada kualitas kerja personil. Disamping itu, tingkat ketrampilan personil di proyek pun kurang begitu optimal
karena diambilkan dari personil yang bukan ahli di bidang tersebut. c. Struktur Organisasi Matriks
Struktur ini disusun dengan melihat sisi positif struktur organisasi fungsional dan organisasi proyek.Dalam struktur ini, setiap personil dikumpulkan dengan
melihat fungsi mereka guna mengerjakan proyek tertentu.Di sini, manajemen proyek ditempatkan dalam struktur manajemen tersendiri, namun tetap ada dalam
pengawasan manajemen proyek. Kelemahan dari struktur organisasi ini adalah bahwa sistem ini hanya bisa
digunakan pada sebuah perusahaan yang berskala besar.selain itu, apabila sistem yang ada tidak bisa berjalan lancar, berpotensi menyebabkan pertentangan serta
kesenjangan pada setiap bagian fungsional dengan bagian manajemen proyek. d. Struktur Organisasi Usaha
Jenis struktur ini juga banyak diadopsi oleh perusahaan yang berskala besar.Hal ini karena pada perusahaan besar sering muncul proyek penelitian serta
F7.5.1TPWKS 16504;270715
pengembangan produk dari yang sebelumnya ada.Biasanya, langkah nyata yang dibuat adalah dengan membentuk sebuah organisasi fungsional pada perusahaan
itu.Tujuannya agar semua aktivitas bisa berjalan mandiri dengan luwes menggunakan sumber daya manusia dan biaya yang sudah dipisahkan.Pada
kondisi ini, yang dibutuhkan adalah sebuah kerjasama antara teknisi, peneliti serta bagian pemasaran. Khususnya, pada saat proses pengembangan produk hendak
dilakukan. e. Struktur Organisasi Tim Kerja
Struktur ini digunakan dalam kondisi di luar perencanaan, seperti adanya proyek yang harus dilakukan secara mendadak dan bersifat sementara.Personil
yang ada dalam struktur ini adalah para pekerja senior, dimana mereka tetap dibebani dengan tugas utama mereka.Namun, dengan pengalaman yang mereka
miliki, biasanya para personil ini memiliki kemampuan tersendiri mengatasi masalah yang muncul secara mendadakStruktur organisasi perusahaan adalah
sebuah garis hierarki yang ada dan berlaku pada perusahaan.Di dalam struktur ini, terdapat penggambaran yang jelas mengenai berbagai macam tingkatan posisi
yang ada di perusahaan tersebut. Biasanya, struktur organisasi perusahaan akan dibuat dalam struktur
fungsional. Yaitu dimana masing-masing posisi memiliki fungsi yang jelas, termasuk dalam menentukan kewenangan serta garis komando dalam sistem
tersebut. Meski demikian, penggambaran struktur organisasi perusahaan ini tidak bisa
diberlakukan secara mutlak untuk semua perusahaan. Masing-masing perusahaan memiliki hak untuk membuat struktur organisasi perusahaan mereka, sesuai
dengan gaya dan kebutuhan perusahaan tersebut. Untuk perusahaan yang berskala besar, biasanya struktur organisasi
perusahaan akan dibuat dengan lebih detail. Sehingga masing-masing posisi akan menangani fungsinya secara khusus dan tidak terjadi perangkapan tugas dari
personilnya. Hal ini untuk menciptakan efektivitas kerja serta mencapai optimalisasi fungsi dari setiap bagian.
Sementara untuk perusahaan yang berskala kecil, baik yang sudah berbentuk badan usaha maupun masih dimiliki perorangan, struktur organisasi cenderung
dibuat dengan lebih ramping dan sederhana. Tak jarang, sebuah fungsi perusahaan digabungkan dengan fungsi perusahaan lain. Seperti untuk masalah
marketing, dimana antara sales dan promosi, masih dikerjakan oleh satu tim. Padahal, antara sales dan promosi merupakan dua hal yang berbeda dan
sebaiknya dilakukan secara terpisah guna mencapai optimalisasi target perusahaan.
F7.5.1TPWKS 16504;270715
6. Berbagai Posisi yang Akan ada pada Bagian Keuangan : a. Chief Financial Officier
Posisi tertinggi di bagian keuangan adalah chief financial officier CFO. Perusahaan tertentu mungkin menyebutnya
“vice President of Financial” atau Direktur keuangan. seorang CFO bertanggungjawab langsung terhadap Chief
Executif Officier CEO atau ke President Director yang bertanggungjawab
terhadap dewan direksi board of directors dari Chairman Komisaris Secara teknis seorang CFO memiliki status yangb sejajar dengan vice
president lainnya marketing, manufacturing, engineering, dan HRD. Itu jika
dilihat dalam struktur organisasi perusahaan tradosional. Dalam kenyataannnya, CFO adalah orang terpenting dan paling berkuasa kedua dalam suatu
perusahaan setelah CEO. Hal ini dikarenakan semua siklus operasional perusahaan tidak akan berjalan tanpa uang dana dan keefektifan pernggunaan
dana adalah wewenang dan tanggungjawab CFO, mulai dari perencanaan, alokasi, pengguanaan, hingga pengukuran hasil akhir operasioanl perusahaan
menjadi tanggungjawab sekaligus wewenang CFO. b. Tim di Bagian Keuangan setelah CFO
Para pemain di bagian keuangan, di bawah CFO terdiri atas dua tim besar, yaitu : a Tim Pengukur Pemeriksa The measurer dan tim pelaksana the
Executor. Adapun fungsi perencanaan dilakukan secara bersama- sama oleh
kedua tim ini. Tim pengukur The measurer lebih banyak melakukan fungsi pengukuran,
pemeriksaan, dan perencanaan keuangan. Adapun tim pelaksana the Executor lebih bnayak berfokus di pelaksanaan dan perencanaan. Tim pengukur The
measurer dipimpin oleh seorang controller, sedangkan di tim pelaksana
dipimpin oleh seorang treasurer. Diantara mereka berdua, dalam banyak kasus, jika seorang CFO tidak ada naik jabatan ke CEO atau pindah perusahaan lain,
posisi CFO lebih banyak digantikan oleh seorang controller dibandingkan treasurer.
Hal itu disebabkan oleh karena controller dipandang memiliki bidang tugas yang lebih luas, dimana nyaris semua bagian perusahaan tidak luput dari
pengawasan measurement and assesment nya. Sehingga controller dianggap memiliki perspektif yang lebih luas dibandingkan treasurer.