24
Beberapa cara yang sudah dijelaskan di atas dapat membantu guru atau orang tua dalam menangani dan mempersiapkan anak autis sebelum
dilakukannya perjalanan untuk karyawisata. Menurut Paula 2013 Setelah dilakukannya karyawisata guru atau orang tua juga dapat memberikan
evaluasi mengenai apa yang sudah dilakukan anak selama karyawisata. Guru atau orang tua dapat memberikan penghargaan atau reward pada anak atas
perialku baik yang dilakukannya selama perjalanan dan menjelaskan pada anak mengenai perilaku yang kurang tepat yang dilakukan anak selama
perjalanan berlangsung.
B. Kajian Tentang Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Pembelajaran Matematika
Pembelajaran merupakan sebuah upaya penataan lingkungan agar proses belajar dapat tuntas dan perkembangannya dapat terlihat secara optimal.
Sedangkan mengajar
merupakan sebuah
kegiatan mengatur
dan mengoordinasikan lingkungan sehingga mendorong minat siswa untuk mau
belajar. Pembelajaran merupakan sebuah kegiatan komunikasi timbal balik atau dua arah yang dilakukan siswa dan guru dalam suatu kegiatan belajar mengajar.
Dengan kegiatan komunikasi timbal balik atau dua arah ini menjelaskan bahwa tidak hanya guru saja yang harus aktif dalam melakukan pembelajaran namun
juga siswa juga harus aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa tidak lagi
25
dipandang sebagai obyek pembelajaran namun juga, subjek merupaja subyek pembelajaran yang dituntut untuk aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Aktif
yang dimaksud adalah aktif bertanya, aktif menjawab dan aktif dalam segala kegiatan yang dilakukan selama belajar mengajar.
Pembelajaran matematika merupakan salah satu pembelajaran yang membutuhkan usaha yang lebih besar dibandingkan dengan pembelajaran
lainnya. Pembelajaran matematika yang merupakan sebuah materi yang sangat kompleks dibanding yang lainnya. Namun, walaupun matematika merupakan
materi yang kompleks semua orang diharapkan untuk bisa dan menguasai materi ini karena fungsinya dan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan setiap orang.
Tidak terkecuali dengan anak autis. Pembelajaran matematika yang kompleks dan rumit juga seharusnya diberikan pada anak autis agar kedepannya, mereka
dapat menggunakannya pada masa depannya dan menjadikan mereka lebih mandiri.
Pembelajaran matematika yang rumit ini bagi anak autis merupakan suatu hal yang menjadikan hambatan untuk mempelajarinya. Karena banyaknya
simbol-simbol yang digunakan dalam pembelajarannya dan obyek yang digunakan banyak yang bersifat abstrak. Dengan ini maka pembelajaran
sebaiknya diberikan dengan metode yang tepat agar dapat membantu siswa dalam memahami dan mendalami pembelajaran matematika.
26
Pada pembelajaran matematika, siswa seharusnya mampu menemukan sendiri pengetahuan yang dibutuhkannya. Oleh karena itu, dalam pembelajaran
matematika seharusnya materi tidak diberikan dalam bentuk akhir namun siswa juga harus mengetahui bagaimana cara penyelesaian pada persoalan atau materi
yang diberikan. Warsawan, Nyoman dan Candiasa 2013 berpendapat bahwa pengetahuan seharusnya bukan seuatu yang sudah jadi namun merupakan sebuah
proses yang harus dipraktikkan dan dikonstruksikan siswa sendiri, tidak seharusnya siswa menjadi penerima pasif di kelas. Penemuan kembali materi
yang diberikan merupakan salah satu cara penyelesaian informal dalam pembelajaran di kelas. Menurut Heruman2007: 4 penemuan-penemuan ini
ditujukan untuk memperoleh pengetahuan dengan suatu cara yang dapat melatih berbagai kemampuan intelektual siswa, merangsang keingintahuan siswa dan
memotivasi kemampuan mereka. Pada pembelajaran matematika seharusnya terdapat keterkaitan antara
pengalaman belajar siswa sebelumnya dengan konsep yang akan diajarkan. Hal ini disebabkan karena dalam matematika setiap konsep berkaitan dengan konsep
lain sehingga penting bagi siswa pengalaman belajar yang dimiliki sebelumnya menjadi dasar atau memiliki keterkaitan dengan materi atau konsep berikutnya
yang akan diajarkan. Siswa di dalam kelas seharusnya mampu menghubungkan konsep yang
dimiliki dan permasalahan yang dihadapinya, karena pada saat ini matematika
27
lebih difokuskaan untuk pengembangan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Warsawan, Nyoman dan Candiasa
2013 yang menyatakan bahwa perkembangan matematika sekarang ditekankan pada perkembangan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah untuk bekal
melanjutkan pendidikan selanjutnya atau kehidupan di masyarakat. Dengan ini maka, pembelajaran siswa akan menjadi pembelajaran bermakna. Pembelajaran
bermakna akan terjadi saat siswa berusaha mencoba mengaitkan apa yang dipelajarinya dan dipahaminya dengan keadaan lain atau fenomena baru yang
ada di sekitarnya.
2. Pembelajaran Matematika Materi Kemampuan Penaksiran Harga