Pendekatan Penelitian Desain penelitian

44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pelaksanaan penelitian membutuhkan suatu metode dan pendekatan penelitian yang tepat, guna memperoleh pemecahan masalah dari suatu fokus yang sedang diteliti agar mencapai target yang diharapkan. Pemilihan pendekatan dan metode penelitian didasarkan pada rumusan masalah yang jawabannya akan dicari dan dibuktikan oleh peneliti. Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang mampu menguji hipotesis hubungan sebab akibat. Metode eksperimen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal atau sering disebut dengan Single Subject Research SSR. SSR merupakan sebuah desain eksperimen yang digunakan apabila ukuran sampel adalah satu. Metode ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan dari seseorang atau subyek penelitian sebagai akibat dari treatment atau perlakuan yang diberikan. Dalam penelitian ini akan melihat ada atau tidaknya perubahan kemampuan matematika materi uang siswa dengan penggunaan metode karyawisata untuk pembelajaran. 45

B. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian subjek tunggal. Menurut Johnsondalam Susanto, Takeuchi, dan Nakata, 2005:54 desain penelitian dengan eksperimen kasus tunggal dibagi ke dalam dua bagian besar yaitu desain reversal dan desain multiple baseline. Pada desain reversal terdiri dari empat macam yaitu desain A-B, desain A-B- A dan desain A-B-A-B. Sedangkan pada desain multiple baseline terdapat desain multiple baseline cross conditions, multiple baseline cross variables dan multiple baseline cross subjects. Pola desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pola desain A-B-A. Pola desain ini akan digunakan untuk menguji pengaruh dari metode pembelajaran, metode karyawisata terhadap pembelajaran matematika anak autis. Menurut Sunanto, Takeuchi, dan Nakata 2005: 59, desain A-B-A adalah salah satu pengembangan dari pola desain A-B. Desain ini menujukkan adanya hubungan sebab akibat antara variabel terikat dan variabel bebas. Prosedur pelaksanaannya terdiri dari A yaitu kondisi baseline dan B kondisi intervensi. Pada desain ini pelaksanaanya terdiri dari tiga kondisi yaitu kondisi A 1 –B-A 2. Penjelasan dari pola desain ini sebagai berikut: 1. Kondisi A 1, Kondisi ini merupakan kondisi baseline yang merupakan kondisi saat subyek belum diberikan pengaruh atau treatment. Kondisi ini merupakan kondisi sebelum subyek diberikan perlakuan atau intervensi 46 apapun, sehingga kondisi ini merupakan kondisi natural yang ada dalam diri subyek. Dalam penelitian ini, kondisi baseline merupakan kondisi saat subyek penelitian mempelajari matematika materi uang sebelum diberikan metode karyawisata. 2. Kondisi B, Kondisi ini merupakan kondisi intervensi. Kondisi ini adalah kondisi saat subyek diberikan perlakuan atau intervensi. Kondisi ini merupakan waktu untuk melihat kemampuan subyek setelah diberikan intervensi oleh peneliti. Pada penelitian ini, kondisi intervensi merupakan kondisi saat peneliti menggunakan metode karyawisata untuk melihat ada atau tidaknya perubahan kemampuan matematika materi uang yang dimiliki subyek. 3. Kondisi A 2, Kondisi ini merupakan kondisi pengulangan dari kondisi baseline-1. Kondisi ini diberikan dengan tujuan untuk melihat intervensi yang diberikan pada subyek memiliki pengaruh yang konsisten atau tidak. Kondisi ini digunakan untuk mengetes apakah intervensi yang diberikan pada subyek sudah dapat ditarik atau tidak. Untuk penjelasan lebih jelas, desain penelitian A-B-A dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut: 47 Gambar 1. Desain A-B-A

C. Prosedur Penelitian