Penerapan teori oleh al-Qurtubi dalam menafsirkan lafad Shalat al-Wustha.

shalat al-Wustha yang dalam hal ini Shalat manakah yang di maksud dengan Shalat al-Wustha , di antara pendapat ialah; Shalat ‘As}har, Shalat Magrib, Shalat Isya’, Shalat Subuh, Shalat Dhuhur dan Shalat-Shalat lain-nya. Dalam penafsiran al-Alusi yang di maksud dengan Shalat al-Wustha ialah Shalat Z}huhur, 8 dengan beralasan; Mayoritas ‘Ulama’ telah sepakat bahwasanya yang di maksud dalam lafad} Shalat al- Wustha adalah Shalat ‘As}har berdasarkan dengan hadis dari Imam Muslim dari Riwayat ‘Ali yang berbunyi; ﻪﻬﺟو ﱃﺎﻌﺗ ﷲا مﺮﻛ ﻲﻠﻋ ﺚﻳﺪﺣ ﻦﻣ ﻢﻠﺴﻣ جﺮﺧأ » باﺰﺣﻷا مﻮﻳ لﺎﻗ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﻪﻧأ : ﷲا ﻸﻣ ﺮﺼﻌﻟا ةﻼﺻ ﻰﻄﺳﻮﻟاو ةﻼﺼﻟا ﻦﻋ ﺎﻧﻮﻠﻐﺷ ًارﺎﻧ ﻢ ﻮﻴﺑ ﱃﺎﻌﺗ « 9 Meskipun kesepakatan mayoritas ‘Ulama’ terhadap makna Shalat al-wustha seperti itu, dalam hal ini al-Alusi mengatakan dalam tafsirnya, bahwa sebagian para Muhaqqiqin mengatakan; penggunaan dalil di antara beberapa perselihan penafsiran di atas itu menunjukkan bahwa sesungguhnya shalat al-wustha adalah shalat Z}huhur, dan pendapat ini di nisbatkan terhadapa pendapat Imam Abi hanifah RA, dan penjelasan mengenai perselisihan pendapat dalam menafsirkan tentang Shalat al- wustha di atas, seluruhnya tidak memiliki sanad dan pemahaman secara tergesah- gesah kecuali pendapat yang menjelaskan tentang maksud Shalat al-Wustha ialah shalat ‘As}har. Kesepakatan ‘Ulama tersebut terbantahkan dalam penafsirannya al- Alusi dengan dua Ihtimal atau perdungaan; 8 Abu al-Fadl Syihab al-dhin al-Sayyid Mahmud al-Alusi al-Bagdadi, Ruh al-Ma’ani fitafsir al-Qur’an wa al-Sab’i Mashani jilid II Kairo: Dar al-taufiqiyah li al-turats, 2009 155-156 9 al-Alusi, Ruh al-Ma’ani fitafsir al-Qur’an, 156 1 Lafad} ﺮﺼﻌﻟا ةﻼﺻ dalam hadis di atas di katakan bukanlah sebagai hadis hadis Marfu’ tetapi hadis Mudraj Hadis yang di buat-buat oleh sebagian perawinya, akan tetapi hadis tersebut di perkuat dengan hadis dari ‘Ali ﻰﻄﺳﻮﻟا ةﻼﺼﻟا ﻦﻋ ﺎﻧﻮﺴﺒﺣ ﺲﻤﺸﻟا ﺖﺑﺮﻏ ﱴﺣ 2 Hadis tersebut bukanlah hadis Mudraj, sedangkan lafad} ﺮﺼﻌﻟا ةﻼﺻ sebagai sebagai ‘Ataf Nasaq yang di buang huruf ‘Atafnya, tidak sebagai badl atau bayan, 10 sehingga bentuk bunyinya hadis itu seperti ini ةﻼﺻو ﻰﻄﺳﻮﻟا ةﻼﺼﻟا ﻦﻋ ﺎﻧﻮﻠﻐﺷ ﺮﺼﻌﻟا . Dan dengan dua Ihtimal diatas menunjukkan hadis ini tidak dapat di jadikan dhalil , alasannya jikalau tafsirannya Rasulullah Shalat al-Wustha sebagai Shalat ‘As}har tentunya S}hahabat mengerti dan mereka tidak akan mempertentangkannya. Untuk menghindari adanya Ihtimal maka hadis yang bertentangan ketika tidak dapat di kompromikan maka di lakukan tarjih, sedangkan Ulama’ Ushul mengatakan bahwa hadis yang dapat di jadikan tarjih ialah dengan menyebutkan Asbab al- Nuzul . 11 و ﺪﲪأ ﻪﺟﺮﺧأ ﺎﻣ ﻮﻫو لﺎﻗ ﺖﺑﺎﺛ ﻦﺑ ﺪﻳز ﻦﻋ ﺪﻴﺟ ﺪﻨﺴﺑ دواد ﻮﺑأ : » ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر نﺎﻛ ﺖﻟﺰﻨﻓ ﺎﻬﻨﻣ ﺔﺑﺎﺤﺼﻟا ﻰﻠﻋ ﺪﺷأ ةﻼﺻ ﻦﻜﺗ ﱂو ، ةﺮﺟﺎﳍﺎﺑ ﺮﻬﻈﻟا ﻲﻠﺼﻳ ﻢﻠﺳو : } ﻰَﻠَﻋ اﻮﻈﻓﺎﺣ ﻰﻄﺳﻮﻟا ةﻼﺼﻟاو تاﻮﻠﺼﻟا { « 10 al-Alusi, Ruh al-Ma’ani fitafsir al-Qur’an, 11 Ibid, 156 ًﺎﻀﻳأ ﺪﻳز ﻦﻋ ﺮﺧآ ﻪﺟو ﻦﻣ ﺪﲪأ جﺮﺧأو » ﻠﺼﻳ نﺎﻛ ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر نأ ﺮﻬﻈﻟا ﻲ ﻠﺋﺎﻗ ﰲ سﺎﻨﻟاو ، نﺎﻔﺼﻟاو ﻒﺼﻟا ﻻإ ﻩءارو نﻮﻜﻳ ﻼﻓ ﲑﺠﳍﺎﺑ ﱃﺎﻌﺗ ﷲا لﺰﻧﺄﻓ ﻢ رﺎﲡو ﻢﻬﺘ : } اﻮﻈﻓﺎﺣ تاﻮﻠﺼﻟا ﻰَﻠَﻋ { ﻢﻠﺳو ﻪﻴﻠﻋ ﷲا ﻰﻠﺻ ﷲا لﻮﺳر لﺎﻘﻓ ﱁا : ﻢ ﻮﻴﺑ ﻦﻗﺮﺣﻷ وأ لﺎﺟر ﲔﻬﺘﻨﻴﻟ Dengan dua hadis ini yang di jadikan sebagai Asbab al-Nuzul, al-Alusi menjadikan sebuah solusi untuk menghindari dua Ihtimal tersebut. Berdasarkan penjelasan Jalala al-Din al-Syuyuti dalam karangannya yang berjudul Asbab al- Nuzul al-Musammah lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul beliau menjelaskan yang di maksud dengan Shalat al-wustha ialah Shalat Z}huhur. 12 Kaidah Asbab al-Nuzul yang di gunakan Al-Alusi ialah kaidah ِﺐَﺒﱠﺴﻟا ِصْﻮُﺼُِﲞ ُةَﺮْـﺒِﻌﻟْا ِﻆْﻔﱠﻠﻟا ِمْﻮُﻤُﻌِﺑ َﻻ bahwa yang dijadikan pegangan adalah sebab yang khusus, bukan teks yang umum. Dalam sebab tersebut Rasulullah SAW. pernah mengerjakan shalat dhuhur pada tengah hari setelah matahari tergelincir. Beliau belum pernah mengerjakan suatu shalat yang lebih menekankan kepada para sahabatnya dari shalat tersebut. Dalam lafad} shalat al-Wustha itu berbentuk umum dan bentuk penafsirannya bermacam-macam. Berdasarkan dengan penjelasan di atas penerapan teori yang di oleh al-Alusi dengan pendekatak Asbab al-Nuzul menunjuk keakuratan terhadap teori pendekatan penafsiran yang di gunakan oleh al-Alusi. Al-Alusi terhadap surat al-Baqarah ayat 238 tentang lafad shalat al-Wustha tidak selesai dengan penafsiran di atas dengan menjelaskan beberapa perselisihan 12 Jalal al-Din al-Syuyuti, Asbab al-Nuzul al-Musammah lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul Muassah al-kutub al-Tha}qafiyyah, Bairut 2002,48 penafsiran baik oleh ulama’ salaf dan khalaf dengan alasan-alasan mereka, akan tetapi beliau menyertakan penafsirannya secara isyari. Dalam firman allah Hafiz}u ‘ala al-Shalawati tersebut menunjukkan atas shalat lima waktu, sedangkan shalat al- wustha beliau menyebutkan sebagai shalat qalb. Dalam shalat Qalb tersebut yang disyaratkan adalah seorang hamba harus suci dari berbagai kecenderungan kepada selain Allah. Intinya adalah menghadapkan diri secara total kepada Allah. Al-Alusi terhadap wa qumu lillahi dengan menfasirkan menghadap kepada allah. Dan Qanitina yaitu orang-orang yang taat kepada allah luar dan dalam, dengan cara menghilangkan hal-hal yang menyerupai terhadap allah. 13 Meskipun dalam penafsiran al-Alusi secara isyari, akan tetapi beliau tidak terlepas dari Munasabah dalam al-Qur’an, dalam surat al-Baqarah di atas terdapat Munasabah dalam satu ayat, maksudnya adanya keterkaitan atau hubungan antara kalimat-kalimat al-Qur’an dalam satu ayat. Yaitu keterkaitan antara lafad shalat al-wustha dengan Qanitin. 13 al-Alusi, Ruh al-Ma’ani, 163

Dokumen yang terkait

Menikahi orang musyrik prespektif Al-Jashash dan Al-Qurtubi : analisa surat Al-Baqarah : 221 dalam tafsir Ahkam Al-Quran dan Jami'li Ahkam Al-Quran

6 28 70

BAB 2 Surat Al Isra Ayat 26-27 dan Surat Al Baqarah Ayat 177

0 2 9

Makna al-kursi dalam al-qur'an: Analisa teori penafsiran Abu Hayyan al-Andalusi dan Rasyid Ridha atas Surat al-Baqarah Ayat 255.

0 13 83

Penafsiran al Sha'rawi terhadap "kafir" dalam surat al Baqarah ayat 6.

1 0 100

PERNIKAHAN DINI DALAM AL QUR’AN : TELAAH ATAS PENAFSIRAN LAFAD WA AL LA’I LAM YAHIDN SURAT AL TALAQ AYAT 4 DALAM KITAB JAMI‘ AL BAYAN ‘AN TA’WIL ’AY AL QUR’AN LI IBN JARIR AL TABARI.

0 1 113

IBRAH KISAH KONFLIK BANI ISRA’IL DALAM AL-QUR’AN (TELAAH PENAFSIRAN ULAMA ATAS AYAT KONFLIK BANI ISRA’IL DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 243-252).

1 6 87

BAB I PENDAHULUAN - PENAFSIRAN AYAT-AYAT NIKAH DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-BAQARAH, AN-NISĀ’, AN-NŪR, AL-AḤZĀB (Telaah Komparatif dalam Tafsῑr Jalāla͞ῑn dan Al-Qur’an Al-‘Aẓῑm) - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 13

TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM SURAT AL BAQARAH AYAT 247 DAN AL MUNAFIQUN AYAT 4 SKRIPSI

0 1 94

BAB II KAJIAN TAFSIR AL QUR’AN SURAT AL-BAQARAH AYAT 133 A. Deskripsi al-Qur’an Surat al-Baqarah Ayat 133 - Pendidikan Aqidah Anak dalam perspektif al Qur'an surat al Baqarah 133 - Raden Intan Repository

0 1 18

MAKNA AL-MAGHDLUB DAN AL-DLALLIN (QS. AL-FATIHAH AYAT 7 PENAFSIRAN AL-QURTUBI DALAM TAFSIR AL-JAMI’LI AHKAAM AL-QUR’AN) - STAIN Kudus Repository

1 6 31