PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DAN TALKING STICK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

(1)

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE SNOWBALL THROWING DAN TALKING STICK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

(S k r i p s i) Oleh Herawati

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRAK

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE SNOWBALL THROWING DAN TALKING STICK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 TEGINENENG TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Oleh Herawati

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar geografi antara siswa kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng Tahun Pelajaran 2012-2013 yang menggunakan model pembelajaran snowball throwing dengan talking stick. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa yang diajar dengan model snowball throwing dan model talking stick. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan observasi. Analisa data dan uji hipotesis dilakukan dengan uji t. Berdasarkan hasil pengolahan data, hasil penelitian ini menunjukan bahwa, rata-rata prestasi belajar geografi siswa yang diajar dengan menggunakan model talking stick lebih tinggi daripada rata-rata prestasi belajar geografi siswa yang diajar dengan menggunakan model snowball throwing.


(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka ... 8

1. Belajar dan Pembelajaran ... 8

2. Teori Pembelajaran Konstruktivisme ... 10

3. Prestasi Belajar ... 11

4. Model Pembelajaran ... 12

5. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) ... 12

6. Pembelajaran Kooperatif TipeSnowball Throwing ... 15

7. Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick ... 16

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 18

C. Kerangka Pemikiran ... 19

D. Anggapan Dasar dan Hipotesis ... 20

1. Anggapan dasar ... 20

2. Hipotesis ... 20

III. METODE PENELITIAN A.Metode dan Prosedur Penelitian... 21

1. Metode Penelitian ... 21


(7)

B.Desain Penelitian ... 24

C.Variabel Penelitian ... 24

1. Variabel Bebas ... 25

2. Variabel Terikat ... 25

D.Definisi Operasional Variabel ... 25

1. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing ... 25

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick ... 26

3. Prestasi Belajar Geografi ... 26

E.Teknik Pengumpulan Data ... 27

1. Teknik Tes Data... 27

2. Teknik Observasi ... 27

F. Instrumen Penelitian ... 28

1. Uji Validitas ... 28

2. Uji Reliabilitas ... 29

3. Uji Taraf Kesukaran ... 30

4. Uji Daya Pembeda Soal ... 31

G.Uji Persyaratan Analisa ... 31

1. Uji Normalitas Data ... 31

2. Uji Homogenitas Varians ... 32

H.Uji Analisa Data ... 32

1. Independent SampleTes ... 33

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 34

1. Lokasi Penelitian ... 34

2. Sejarah Berdirinya SMA Negeri 2 Tegineneng ... 37

3. Visi, Misi, dan TujuanSMA Negeri 2 Tegineneng ... 37

a. Visi ... 37

b. Misi ... 38

c. Tujuan ... 39

d. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 40

B.Pelaksanaan Penelitian ... 42

C.Uji Persyaratan Tes ... 43

1. Uji Validitas ... 43

2. Uji Reliabilitas ... 44

3. Uji Taraf Kesukaran ... 44

4. Uji Daya Beda ... 45

D.Uji Prasyaratan Analisa ... 46

1. Uji Normalitas ... 46

a. Normalitas data Snowball Throwing Kelas X1 ... 46

b. Normalitas data Talking StickKelas X1 ... 47

c. Normalitas data Talking StickKelas X2 ... 47

d. Normalitas data Snowball ThrowingKelas X2 ... 48

2. Uji Homogenitas ... 49

E.Hasil Penelitian ... 50

1. Deskripsi Data Penelitian ... 50


(8)

a. Data Pre-testSiswa Kelas X1 ... 52

b. Data Pre-testSiswa Kelas X2 ... 55

3. Deskripsi Data Prestasi Belajar Geografi (Post-test) Siswa ... 58

a. Data prestasi belajar geografi siswa kelas X1dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwingdan Talking Stick ... 59

b. Data prestasi belajar geografi siswa kelas X1dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dan Snowball Thowing ... 64

4. Uji Analisa Data ... 69

a. Pengujian Hipotesis ... 69

1. Hipotesis ... 69

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 72

1.Rata-rata prestasi belajar pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng yang diajar dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipetalking stick lebih tinggi darirata-rata prestasi belajargeografi siswa yang diajar dengan menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipesnowballthrowing pembelajaran kooperatif tipe talking stick ... 72

V. SIMPULAN DAN SARAN A.Simpulan ... 76

B.Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA


(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien Muhaimin dalam Yatim Riyanto (2009:131).

Dalam kegiatan pembelajaran terjadi proses yang harus dilewati oleh seorang siswa di mana proses pembelajaran ini menjadi penentu untuk mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Luasnya materi yang harus dipahami dalam proses pembelajaran mengakibatkan siswa dihadapkan dengan masalah sulitnya memahami materi pembelajaran yang berupa konsep-konsep, selain itu masih terdapat faktor lain yang menyebabkan kurangnya perhatian siswa terhadap kegiatan belajar mengajar diantaranya disebabkan oleh kurang bervariasinya penggunaan model pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Di mana guru masih menggunakan metode ceramah akibatnya pada saat PBM (Proses Belajar Mengajar) siswa sering merasa bosan dengan materi yang sedang disampaikan guru, biasanya siswa hanya duduk diam mendengarkan (bersifat pasif) dan selama proses pembelajaran yang cenderung aktif berbicara adalah guru. Untuk itu agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan harapan yang diinginkan


(10)

2

seorang guru harus dapat membuat siswa menjadi tertarik terhadap kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung di dalam kelas.

Pada zaman globalisasi saat ini guru dituntut aktif dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar, karena siswa dapat memperoleh pengetahuan dan informasi dengan mudah dari berbagai media dengan mudah dan cepat, jangan sampai pembelajaran yang disampaikan di sekolah terkesan ketinggalan zaman dan pada akhirnya siswa malas untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Peranan sekolah dalam hal ini sangat penting untuk mewujudkan tujuan pendidikan dengan menghasilkan peserta didik yang memiliki prestasi belajar yang memuaskan yang pada akhirnya nanti diharapkan menghasilkan lulusan yang mampu bersaing. Dengan adanya prestasi belajar yang baik, maka peranan sekolah telah berhasil untuk dalam mewujudkan tujuan dari pendidikan.

Berdasarkan nilai ujian akhir semester pada mata pelajaran geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng Tahun Pelajaran 2012-2013 dapat diketahui bahwa prestasi belajar geografi siswa masih tergolong rendah yaitu siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang berlaku di SMA Negeri 2 Tegineneng yaitu sebesar 73, hanya 26 orang siswa dari jumlah 69 siswa atau hanya (17,94%), sedangkan sisanya 43 orang siswa atau (82,6%) memiliki prestasi KKM. Tabel 1 memperlihatkan kelas X di SMA Negeri 2 Tegineneng tersebut memiliki kemampuan akademis yang relatif sama.


(11)

Tabel 1. Nilai Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng TP 2012-2013

No Kelas

Interval Nilai Jumlah

Siswa 0-72 > 73-100

1 X 1 23 11 34

2 X 2 20 15 35

Jumlah

Siswa 43 26 69

Persentase 62,31% 37,68% 100%

Sumber:Data Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng Tahun pelajaran 2012-2013.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 2 Tegineneng rendahnya prestasi belajar geografi siswa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya variasi penggunaan model pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas, kurang aktifnya siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung di kelas yang diakibatkan oleh rasa bosan terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung, dan kurangnya kepercayaan diri siswa dalam menyampaikan pengetahuan yang diketahui dengan teman satu kelas.

Salah satu langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick. Diharapkan dengan menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick dapat melatih siswa untuk mengoptimalkan kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran, melatih siswa untuk menjelaskan temuanya kepada pihak lain serta dapat melatih siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapinya secara mandiri. Jadi, dengan menggunakan model ini siswa diajak berpikir dan memahami materi, tidak hanya mendengar, menerima dan mengingat saja, akan tetapi dengan model ini keaktifan, kemandirian, dan keterampilan siswa dapat dikembangkan, sehingga dengan diterapkanya kedua


(12)

4

model pembelajaran ini diharapkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan akan lebih mudah, dan pada akhirnya akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang baik.

kedua model ini dipilih tidak hanya untuk meningkatkan prestasi belajar, akan tetapi juga untuk mengetahui model manakah yang paling tepat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng yang masih rendah. Berdasarkan permasalahan di atas maka penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, tentang “Perbedaan Prestasi Belajar antara Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing dan Talking Stick pada Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng Tahun Pelajaran 2012-2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Guru masih menggunakan metode ceramah pada saat mengajar di kelas dan penggunaan model pembelajaran dalam pembelajaran geografi kurang bervariasi.

2. Guru belum menerapkan model-model pembelajaran kooperatif (model pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick) dalam pembelajaran geografi.

3. Belum maksimalnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng tahun pelajaran 2012-2013 di mana prestasi siswa masih dibawah KKM 73.


(13)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, agar penelitian ini tidak meluas dan dikarenakan keterbatasan waktu, tenaga, kemampuan berpikir dan biaya yang penulis miliki, maka perlu adanya pembatasan masalah. Masalah yang akan di batassi yaitu:

1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan Talking Stick pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng.

2. Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan Talking Stick terhadap prestasi siswa pada mata pelajaran geografi kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng.

D. Rumusan Masalah

1. Apakah rata-rata prestasi belajar geografi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick lebih tinggi dari rata-rata prestasi belajar geografi siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing?


(14)

6

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah rata-rata prestasi belajar geografi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick lebih tinggi dari rata-rata prestasi belajar geografi siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bagi Guru

a. Mengenalkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan tipe talking stick.

b. Menambah wawasan tentang model pembelajaran sebagai bahan untuk meningkatkan profesionalisme guru.

3. Bagi Siswa

Meningkatkan prestasi belajar siswa. 4. Bagi Sekolah

a. Sebagai masukan untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan talking stick untuk pembelajaran pada mata pelajaran lainnya.


(15)

b. Dapat menjadi salah satu bahan rujukan yang bermanfaat untuk perbaikan mutu pembelajaran.

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Objek penelitian ini adalah prestasi belajar geografi siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwing dan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick.

2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng, Semester Genap Tahun Pelajaran 2012-2013.

3. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Negeri 2 Tegineneng . 4. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran


(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar dan Pembelajaran

Pengertian belajar dan pembelajaran ini banyak diungkapkan beberapa ahli dalam pandangan yang berbeda-beda. Adapun pengertian belajar menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Belajar merupakan suatu peristiwa yang terjadi di dalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati, diubah, dan dikontrol (Gagne dalam Riyanto, 2009:5).

Menurut Cronbach dalam Riyanto (200:5) Belajar adalah suatu cara mengamati, membaca, meniru, mengintimasi, mencoba sesuatu, mendengar, dan mengikuti arah tertentu.

Belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga siswa dapat belajar lebih baik dan mudah (Bruner dalam Slameto 2010:11).


(17)

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi hanya dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu:

a. Faktor intern, adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern dapat digolongkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor kelelahan.

b. Faktor ekstern, adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dapat digolongkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat (Slameto, 2010:54-60).

Berdasarkan uraian di atas, sehingga dapat dikatakan bahwa belajar adalah suatu proses di mana di dalamnya terjadi interaksi antara seseorang (siswa) dengan lingkunganya yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku yang akan memberikan suatu pengalaman baik dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan.

Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada peserta didik (Udin S. Winataputra, 2007:1.18).

Sedangkan konsep dasar pembelajaran seperti hal itu dirumuskan dalam pasal 1 butir 20 UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, yakni “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar” (Udin S. Winataputra, 2007:1.20).


(18)

10

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi transaksional yang bersifat timbal balik, baik antar dengan siswa, maupun antar siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asep Herry Hernawan, 2008:11.3).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau sekelompok orang melalui satu atau lebih, strategi, metode, dan pendekatan tertentu ke arah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan.

2. Teori Pembelajaran Konstruktivisme

Konstruktivis berati bersifat membangun. Dalam proses pembelajaran, konsep ini menghendaki agar anak didik dapat dibandingkan kemampuannya untuk secara konstruktif menyesuaikan diri dengan tuntunan dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam penyesuaian seperti ini, anak didik akan tetap berada dalam suasana aman dan bebas (Imam Bernadib, dalam Yatim Riyanto 2012:144).

Tujuan pembelajaran konstruktivistik ini ditentukan pada bagaimana belajar, yaitu menciptakan pemahaman baru yang menuntut aktivitas kreatif produktif dalam konteks nyata yang mendorong si belajar untuk berpikir dan berpikir ulang lalu mendemonstrasikan. Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar adalah kegiatan yang aktif di mana si subjek belajar membangun sendiri pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang mereka pelajari (Sardiman, 2008:38).


(19)

Beberapa tujuan tentang konstruktivisme dalam pembelajaran ini, pada dasarnya ada beberapa tujuan yang ingin diwujudkan antara lain:

1. Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri. 2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan

mencari sendiri jawabannya.

3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep secara lengkap.

4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri (Yatim Riyanto, 2012:147).

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai teori konstruktivisme yang disebutkan di atas maka teori yang cocok dengan penelitian ini ialah teori konstuktivisme karena dalam teori ini disebutkan jika dalam kegiatan pembelajaran yang berperan aktif adalah siswa yang dituntut aktif dan kreatif dalam mengembangkan pemikiranya di dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

3. Prestasi Belajar

Menurut Abu Hamadi (dalam Muharisnan, 2009: 22) Prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai siswa dalam suatu usaha kegiatan belajar dan perwujudannya dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setiap mengikuti tes.

Menurut Dimyati dan Mujiono (2009:3) prestasi belajar merupakan hasil yang telah diperoleh setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar menunjukkan berhasil tidaknya suatu kegiatan pengajaran yang dicerminkan dalam bentuk skor atau angka setelah mengikuti tes.


(20)

12

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikatakan jika prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa setelah mengalami proses pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk nilai dari evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa tersebut dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa (kemampuan yang dimilikinya) dan faktor dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.

4. Model Pembelajaran

Meyer, W.J. (dalam Trianto, 2009:21) secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.

Menurut Arends (dalam Trianto, 2009:21) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.

5. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

Beberapa pengertian pembelajaran kooperatif menurut ahli, yakni:

Menurut Etin solihatin dan Raharjo (2005:4) pada dasarnya pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.


(21)

Menurut Slavin dalam Etin solihatin dan Raharjo (2005:4) cooperatif learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.

Menurut Stahl dalam Etin solihatin dan Raharjo (2005:5) pembelajaran cooperative learning menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar.

Menurut Johnson dan Suton dalam Trianto (2009:60) terdapat lima unsur penting dalam belajar kooperatif, yaitu:

1. Saling ketergantungan yang bersifat positif antara siswa. Dalam belajar kooperatif siswa merasa bahwa mereka sedang bekerja sama untuk mencapai tujuan dan terikat satu sama lain.

2. Interaksi antara siswa yang semakin meningkat. Belajar kooperatif akan meningkatkan interaksi antara siswa. Hal ini terjadi dalam hal seorang siswa akan membantu siswa lain untuk sukses sebagai anggota kelompok. Saling memberikan bantuan ini akan berlangsung secara alamiah karena kegagalan seseorang dalam kelompok mempengaruhi suksesnya kelompok.

3. Tanggung jawab individual. Tanggung jawab individual dalam belajar kelompok dapat berupa tanggung jawab siswa dalam hal: (a) membantu siswa yang membutuhkan bantuan dan (b) siswa tidak dapat hanya sekadar “membonceng” pada hasil kerja teman jawab siswa dan teman sekelompoknya.


(22)

14

4. Keterampilan interpersonal dan kelompok kecil. Dalam belajar kooperatif, selain dituntut untuk mempelajari materi yang diberikan, seorang siswa dituntut untuk belajar bagaimana berinteraksi dengan siswa lain dalam kelompoknya.

5. Proses kelompok. Belajar kooperatif tidak akan berlangsung tanpa proses kelompok. Proses kelompok terjadi jika anggota kelompok mendiskusikan bagaimana mereka akan mencapai tujuan dengan baik dan membuat hubungan kerja yang baik.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan jika pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang melibatkan kerjasama dalam kelompok yang dapat membuat siswa lebih aktif dengan berinteraksi antar anggota kelompok dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan belajar.

Bentuk-bentuk pembelajaran kooperatif meliputi Jigsaw, Student Division (STAD), Team Games Tournament (TGT), Talking Stick, Jigsaw, Kelompok Investigasi (KI)), Numbered Heads Together (NHT), Think-Pair-Share (TPS), Mind Mapping (MM), Snowball Throwing (ST), Duti-Duta, Time Token (Tito), Debate, Picture and Picture (PP), Integrated Reanding and Composition (CIRC), Student Fasilitator and Expailing (SFE), Cooperative Script (CS). (Yatim Riyanto, 2010:267)

Dari beberapa model pembelajaran yang termasuk dalam tipe pembelajaran kooperatif di atas, maka jelaslah bahwa model Snowball Throwing (ST) dan model pembelajaran Talking Stick merupakan model pembelajaran kooperatif.


(23)

6. Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing

Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti „bola salju bergulir‟ dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran diantara sesama anggota kelompok. Dilihat dari pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bahasa, metode Snowball Throwing ini memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan keterampilan proses. Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya berpikir, menulis, bertanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain.

Dengan demikian, tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas. Langkah–langkah penerapan snowball throwing menurut Agus Suprijon (2013:128) yaitu sebagai berikut ini:

1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. 4. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan

satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.


(24)

16

5. Kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ±15 menit.

6. Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut secara bergantian.

7. Evaluasi. 8. Penutup.

Tabel 2. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Snowball Throwing.

No Kelebihan Kekurangan

1 Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.

Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit.

2 Dapat melatih kesiapan siswa Dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan.

3 Memberi kesempatan siswa untuk mengembangkan pemikiranya

Sumber: http://hikari30.wordpress.com/tag/snowball-throwing/ 7. Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick

Talking Stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi siswa SMA/SMK, selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif (Suyatno, 2009:71).


(25)

Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran Talking Stick dapat dilakukan sebagai berikut. (Suyatno, 2009:71)

1. Guru menyiapkan sebuah tongkat.

2. Guru membagi siswa ke dalam kelompok.

3. Guru menyampaikan informasi materi secara umum, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari serta membahas materi tersebut di dalam kelompok.

4. Tiap kelompok menuliskan pertanyaan dan dikumpulkan kepada guru. 5. Guru memberikan tongkat kepada satu kelompok secara acak.

6. Kelompok yang mendapatkan tongkat, harus memilih satu pertanyaan yang tersedia, begitu juga selanjutnya kelompok lain yang mendapatkan tongkat bergantian untuk menjawab pertanyaan yang ada.

7. Guru dan murid bersama-sama menyimpulkan materi. 8. Refleksi dan evaluasi.

Tabel 4. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Thalking Stick.

No Kelebihan Kekurangan

1 Mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat

Membuat siswa senam jantung 2 Melatih membaca dan memahami

dengan cepat

Kelas berpotensi tidak kondusif, karena adanya prosesi lemparan stick yang dilakukan oleh guru secara acak kepada murid

3 Membuat siswa lebih giat dan termotivasi uuntuk belajar (Agus Suprijono, 2013:109).


(26)

18

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Heri Cahyono (2012) dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh model pembelajaran Problem Open Ended dan Talking Stick terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari motivasi belajar siswa Kelas VII di SMP Negeri 1 Jiwan Tahun Pelajaran 2011-2012” hasil penelitian menunjukan (1) tidak ada perbedaan prestasi antara siswa yang diajar dengan model pembelajaran Problem Open Ended dengan model pembelajaran Talking Stick. (2) Terdapat perbedaan antara siswa yang mempunyai motivasi tinggi (78,34), sedang (71,39), dan rendah (69,07). (3) Tidak ada interaksi antara model pembelajaran Problem Open Ended dan model Talking Stick dengan motivasi siswa tinggi, sedang, maupun rendah terhadap prestasi belajar siswa.

Nurlita Marya (2011) dalam penelitian yang berjudul “Perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunkan metode pembelajaran Talking Stick dan metode Talking Chips di MTs Jamiatul Khair” hasil penelitian menunjukan (1) Terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa yang signifikan dengan metode pembelajaran Talking Stick dan Talking Chips dengan diperoleh nilai ℎ� �� > dari �� yaitu 4.36 > 1.697. (2) Perbedaan hasil belajar IPS siswa yang menggunakn Talking Stick dapat dilihat mean gain sebesar -0,35 lebih baik dari pada mean gain yang menggunakan Talking Chips yaitu 0,20 dengan demikian siswa yang mengunakan Talking Stick lebih tinggi hasil belajarnya dari pada siswa yang mengunakan Talking Chips.


(27)

C. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran geografi hendaknya rancang semenarik mungkin agar dapat menumbuhkembangkan kemampuan siswa secara maksimal. Untuk itu dalam penelitian ini akan diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan Talking Stick untuk meningkatkan prestasi belajar berdasarkan pada mata pelajaran geografi siswa kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng Tahun Pelajaran 2012-2013.

Dalam pembelajaran kooperatif siswa dituntut untuk mampu bekerja sama dalam kelompok kecil yang heterogen, adanya ketergantungan positif (saling membutuhkan), saling memberi motivasi dan membantu. Pada saat berlangsungya pembelajaran kooperatif, guru terus-menerus melakukan pemantauan melalui observasi dan penekanan belajar yang tidak hanya pada saat menyelesaikan tugas tetapi juga pada saat terjadinya hubungan interpersonal. Dengan kata lain pembelajaran kooperatif menekankan kehadiran teman sebaya yang berinteraksi dengan sesamanya.

Pada model pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick nantinya siswa diarahkan untuk belajar mandiri serta dilatih untuk mengoptimalkan kemampuanya dalam memahami informasi yang ilmiah yang dicari, dilatih untuk menjelaskan temuanya kepada pihak lain dan dilatih untuk memecahkan masalah. Dengan kata lain melalui metode ini siswa diajak berpikir dan memahami materi, tidak hanya mendengar, menerima dan mengingat saja. Tetapi juga dengan metode ini keaktifan, kemandirian, dan keterampilan siswa dapat dikembangkan, sehingga dengan diterapkanya kedua model pembelajaran ini diharapkan


(28)

20

pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dalam kegiatan pembelajaran akan lebih mudah dipahami oleh siswa, dan pada akhirnya akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang baik.

D. Anggapan Dasar dan Hipotesis 1. Anggapan Dasar

Anggapan dasar yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Semua siswa kelas X IPS SMA N 2 Tegineneng Tahun Pelajaran 2012-2013 mempunyai kemampuan yang sama dan memperoleh materi pelajaran geografi.

2. Kelas yang diberi pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan kelas yang diberi model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick, diajar oleh guru yang sama.

2. Hipotesis

1. Rata-rata prestasi belajar pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick lebih tinggi dari rata-rata prestasi belajar geografi siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.


(29)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimen dengan Design menggunakan metode Non-equivalent Control Group Desain. Bentuk eksperimen ini digunakan untuk mengatasi kesulitan menentukan kelompok kontrol dalam penelitian Sugiyono, (2009:114).

Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu. Bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subyek yang diteliti adalah manusia (Sukardi, 2003:16).

2. Prosedur Penelitian

Penelitian ini memiliki prosedur, yaitu peneliti mengunjungi sekolah untuk mengetahui jumlah kelas dan siswa yang akan digunakan dalam penelitian. Kemudian peneliti menetapkan kelas X yang berjumlah dua kelas yang akan digunakan dalam penelitian. Masing-masing kelas tersebut yaitu kelas X1 dengan


(30)

22

Prosedur dalam penelitian melalui dua tahap, yaitu pertemuan I dan pertemuan II. Kemudian kelas X1 kegiatan pembelajarannya diberikan model kooperatif tipe

Snowball Throwing, sedangkan kelas X2 diberikan model kooperatif tipe Talking

Stick. Pada akhir pembelajaran masing-masing kelas diberikan post-est, terlebih dahulu sebelumnya pada awal pembelajaran sebelum diterapkan model siswa diberi pre-test. Untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran dengan model yang telah diterapkan.

Selanjutnya pada pertemuan II kelas X1 dan kelas X2 mengalami pergantian dalam

penggunaan model. Pada kelas X1 dalam kegiatan pembelajarannya diberikan

model kooperatif tipe Talking Stick dan kelas X2 dalam kegiatan pembelajarannya

diberikan model kooperatif tipe Snowball Throwing. Pada akhir pembelajaran masing-masing kelas diberikan post-test, terlebih dahulu sebelumnya pada awal pembelajaran sebelum diterapkan model siswa diberi pre-test. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu atmosfer. Data-data hasil penelitian berupa hasil post-test yang telah dilakukan pada masing-masing kelas yang kemudian akan dianalisis dengan statistik yang sesuai. Prosedur penelitian dapat dilihat pada bagan berikut ini:


(31)

(32)

24

B. Desain Penelitian

Dalam desain eksperimen terdapat kelompok yang diberikan perlakuan yang disebut dengan kelompok eksperimen.

Tabel 4. Pola Desain Rotasi.

Sumber: (Sudjana dan Ibrahim 2012:48) Keterangan:

1. Pertemuan pertama kelas X1 diberi perlakuan Snowball Throwing .

2. Pertemuan kedua kelas X2 diberi perlakuan Talking Stick.

3. Pertemuan ketiga kelas X1 diberi perlakuan Talking Stick.

4. Pertemuan keempat kelas X2 diberi perlakuan Snowball Throwing .

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2009:118). Dari pendapat di atas, maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel antara lain:

Kelas Model Snowball Throwing

( A1 )

Model Talking Stick

( A2 )

B1 B1A1 B1A2


(33)

1. Variabel bebas (Independent variable)

Varibel bebas (X) yang mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick.

2. Variabel Terikat (Dependent variable )

Variabel terikat (Y) yang menjadi akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel terikat, dalam hal ini adalah “prestasi belajar geografi”.

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi yang akan dioperasionalkan dan dapat diukur, setiap variabel akan dirumuskan dalam bentuk rumusan tertentu. Hal ini berguna untuk membatasi ruang lingkup yang dimaksud dan memudahkan pengukurannya, agar setiap variabel dalam penelitian ini dapat diukur atau diamati, maka perumusan definisi operasional variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing

Model pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen kemudian dipilih ketua kelompoknya untuk mendapat tugas dari guru lain masing-masing siswa yang membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke siswa lain yang masing-masing menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.


(34)

26

Penggunan model pembelajaran Snowball Throwing digunakan karena metode ini membantu siswa untuk lebih berperan aktif dan kreatif di dalam kegiatan pembelajaran. Di mana untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran Snowball Throwing terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri 2 Tegineneng, setelah siswa diajar dengan menggunakan model Snowball Throwing maka akan dilakukan tes dengan menjawab pertanyaan.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick

Talking Stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Model pembelajaran Talking Stick sangat cocok diterapkan bagi siswa SMA. Selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif. Untuk mengetahui pengaruh dari model pembelajaran Talking Stick terhadap prestasi belajar siswa, maka setelah melakukan penerapan model pembelajaran Talking Stick maka akan dilakukan pengukuran dengan memberikan tes.

3. Prestasi Belajar Geografi

Merupakan pencapaian dalam penguasaan kompetensi atau materi setelah melalui proses pembelajaran geografi yang berupa skor dan nilai dari suatu tes. Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa dalam mengikuti pelajaran geografi yang berupa nilai atau angka sebagai hasil dari penguasaan


(35)

terhadap materi yang telah dipelajari dalam kegiatan belajar mengajar sebelumnya yang diukur dengan memberikan tes.

1. Hasil belajar siswa tuntas, apabila nilai tes siswa ≥ 73. 2. Hasil belajar siswa tidak tuntas, apabila nilai tes siswa ≤ 73.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik Tes Data

Teknik tes data mengenai prestasi belajar geografi siswa pada kelas X1 dan X2

yaitu diperoleh dari rata-rata dua kali tes post-est pada masing-masing kelas. Jenis soal yang digunakan adalah pilihan jamak dengan alternatif jawaban lima. Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dinamika atmosfer dan dampaknya bagi kehidupan.

2. Teknik Observasi

Teknik pengumpulan data ini langsung mengadakan proses belajar mengajar dengan siswa baik pada kelas X1 maupun kelas X2. Pada pertemuan pertama

kelas X1 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing,

sedangkan kelas X2 menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking

Stick. Selanjutnya pada pertemuan kedua model pembelajaran tersebut dirotasi penggunaanya, yaitu pada pertemuan kedua ini kelas X1 menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick, sedangkan kelas X2 menggunakan


(36)

28

F. Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas

Menurut ((Suharsimi Arikunto, 2009: 6). Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam bahasa Indonesia “valid” disebut dengan istilah “sahih”. Sebenarnya pembicaraan validitas ini bukan ditentukan [ada tes intu sendiri tetapi pada hasil pengetesan atau skornya.

Validitas alat ukur dilakukan dengan cara validitas isi atau content validity yaitu mengukur dengan tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang telah diberikan, (Suharsimi Arikunto, 2009: 67).

Pengujian validitas alat ukur menggunakan rumus product-moment (Arikunto, 2009: 72).

� = � –

{� 2 − )2 {� 2 − ( )2}

Keterangan:

� ∶ Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y X : Skor butir soal

y : Skor total

xy : Perkalian dari x dan y n : Banyaknya subyek


(37)

2. Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas alat ukur, akan dilakukan uji coba kapada 15 orang siswa di luar sampel penelitian. Hasil yang diperoleh akan ditabulasikan dengan memakai rumus alfa sebagai berikut:

�11 = �

� −1 1−

��(� − ��) ���2

Perolehan jumlah varians butir soal terlebih dahulu dicari varian setiap butir soal, baru kemudian dijumlahkan.

(SuharsimiArikunto, 2012:117)

Rumus varian adalah sebagai berikut:

�2= 2− � 2

Keterangan:

n : jumlah subjek

( �)2 : jumlah skor total yang dijumlahkan

�2 : jumlah kuadrat skor total.

Dari harga reliabilitas yang diperoleh, hasilnya dikonsultasikan ke kriteria reliabilitas, yaitu:

Antara 0,800-1,000:sangat tinggi Antara 0,600-0,800:tinggi

Antara 0,400-0,600:cukup Antara 0,200-0,400:rendah

Antara 0,000-0.200:sangat rendah


(38)

30

3. Uji Taraf Kesukaran

Uji tingkat kesukaran suatu soal bertujuan mengetahui tingkat kesulitan soal yang digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran. Instrumen perlu diuji tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus:

Keterangan:

P : indeks kesukaran.

B : banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul. JS : jumlah seluruh siswa peserta tes.

(SuharsimiArikunto, 2009:208)

Tabel 5. Kriteria Tingkat Kesukaran.

Indeks Kesukaran Keterangan

Kurang dari 0,30 item soal berkategori sukar 0,30 – 0,70 item soal berkategori cukup Lebih dari 0,70 item soal berkategori mudah Sumber:Suharsimi Arikunto (2009:210)


(39)

4. Uji Daya Pembeda Soal

Daya pembeda digunakan untuk menentukan soal sungguh dapat membedakan siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dan siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group).

Rumus daya pembeda adalah sebagai berikut:

Keterangan:

D : daya pembeda item soal;

BA : banyaknya peserta tes kelompok atas yang menjawab benar butir item

yang bersangkutan;

BB : banyaknya peserta tes kelompok bawah yang menjawab benar butir item

yang bersangkutan; J : banyaknya peserta tes.

(Arikunto, 2009:213-218).

G. Uji Persyaratan Analisa 1. Uji Normalitas Data

Hipotesis yang digunakan statistik data yang berasal dari populasi berdistribusi normal, untuk menguji kenormalan data yang dilakukan, langkah-langkahnya sebagai berikut:


(40)

32

Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16

2. Uji Homogenitas Varians Perumuasan hipotesis:

�0:�2 = �22 (Kedua sampel memiliki varians yang sama) �1: �2 ≠�22 (Kedua sampel memiliki varians yang berbeda)

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16

H. Uji Analisis Data

Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan, yaitu uji t. Syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan t-test yaitu: Datanya berdistribusi normal, kedua kelompok data independen (bebas), Variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategori (dengan hanya dua kelompok). Uji t yang digunakan dalam peneltian ini yaitu:


(41)

1. Independent Sampel Tes

Untuk menghitung test yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan program SPSS 16.0 For Windows. Pengambilan keputusan berdasarkan pada kriteria uji, jika terima �0 jika probabilitas (sign) > 0,05, sebaliknya tolak �0 jika sig < 0,05.


(42)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng semester genap Tahun Pelajaran 2012-2013 diketahui jika:

Rata-rata prestasi belajar geografi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick lebih tinggi dari rata-rata prestasi belajar geografi siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.

B. Saran 1. Bagi Guru:

a. Guru dapat menggunakan model atau media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar siswa benar-benar memusatkan perhatiannya pada pelajaran dan lebih mudah memahami materi yang diberikan.

b. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah model pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick.


(43)

2. Bagi Siswa:

a. Bagi siswa jika ada materi yang belum paham dan kesulitan untuk memahami jangan ragu untuk bertanya dan minta penjelasan pada guru. b. Jangan pernah menyerah dan jangan takut untuk bersaing.

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah dapat mengembangkan dan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick untuk pembelajaran pada mata pelajaran lainnya.

b. Diadakannya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan rujukan yang bermanfaat untuk perbaikan mutu pembelajaran.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Asep Herry Hernawan. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Universitas Terbuka. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Etin Solihatin dan Raharjo. 2005. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamid Darmadi. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Alfabeta. Bandung.

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCo QFjAA&url=http%3A%2F%2Frepository.uinjkt.ac.id%2Fdspace%2Fbitstream%2F1

23456789%2F5108%2F1%2F102183-NURLITA%2520MAYA-FITK.PDF&ei=zDs6UrWkBMaHrQfKqoD4CA&usg=AFQjCNFm9e4rRfR5zz1yG W9HkJcVGeGepw&bvm=bv.52434380,d.bmk. Diunduh tanggal 24 Juni 2013 pukul 8.12

https://docs.google.com/file/d/0BwPyCJEa8dGMdnVnRzFQUENSZGc/edit?pli=1 Diunduh tanggal 22 Juni 2013 pukul 18.15

http://hikari30.wordpress.com/tag/snowball-throwing/. Diunduh tanggal 20 Juni 2013 pukul 8.23

Miftahul Huda. 2011. Cooperatif Learning. Pustaka Belajar. Yogyakarta. Nasution. 2009. Metode Research. Bumi Aksara. Jakarta

Singgih Santosa. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Gramedia. Jakarta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta. Jakarta.


(45)

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito Bandung. Bandung.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Masmedia Buana Pustaka. Sidoarjo.

Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kencana. Jakarta.

Udin S Winataputra. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta.

Wina Sanjaya. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.


(1)

Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal Ha : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi tidak normal

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16

2. Uji Homogenitas Varians

Perumuasan hipotesis:

�0: �2 = �22 (Kedua sampel memiliki varians yang sama) �1: �2 ≠�22 (Kedua sampel memiliki varians yang berbeda)

Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 16

H. Uji Analisis Data

Analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan, yaitu uji t. Syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan t-test yaitu: Datanya berdistribusi normal, kedua kelompok data independen (bebas), Variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategori (dengan hanya dua kelompok). Uji t yang digunakan dalam peneltian ini yaitu:


(2)

33

1. Independent Sampel Tes

Untuk menghitung test yang digunakan untuk menguji hipotesis menggunakan program SPSS 16.0 For Windows. Pengambilan keputusan berdasarkan pada kriteria uji, jika terima �0 jika probabilitas (sign) > 0,05, sebaliknya tolak �0 jika sig < 0,05.


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng semester genap Tahun Pelajaran 2012-2013 diketahui jika:

Rata-rata prestasi belajar geografi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Tegineneng yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick lebih tinggi dari rata-rata prestasi belajar geografi siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing.

B. Saran

1. Bagi Guru:

a. Guru dapat menggunakan model atau media pembelajaran yang menarik dan sesuai dengan materi yang akan disampaikan agar siswa benar-benar memusatkan perhatiannya pada pelajaran dan lebih mudah memahami materi yang diberikan.

b. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah model pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick.


(4)

77

2. Bagi Siswa:

a. Bagi siswa jika ada materi yang belum paham dan kesulitan untuk memahami jangan ragu untuk bertanya dan minta penjelasan pada guru. b. Jangan pernah menyerah dan jangan takut untuk bersaing.

3. Bagi Sekolah

a. Sekolah dapat mengembangkan dan menggunakan model pembelajaran Snowball Throwing dan Talking Stick untuk pembelajaran pada mata pelajaran lainnya.

b. Diadakannya penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan rujukan yang bermanfaat untuk perbaikan mutu pembelajaran.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Asep Herry Hernawan. 2008. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Universitas Terbuka. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djaali. 2011. Psikologi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Etin Solihatin dan Raharjo. 2005. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Bumi Aksara. Jakarta.

Hamid Darmadi. 2010. Kemampuan Dasar Mengajar. Alfabeta. Bandung.

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CCo QFjAA&url=http%3A%2F%2Frepository.uinjkt.ac.id%2Fdspace%2Fbitstream%2F1

23456789%2F5108%2F1%2F102183-NURLITA%2520MAYA-FITK.PDF&ei=zDs6UrWkBMaHrQfKqoD4CA&usg=AFQjCNFm9e4rRfR5zz1yG W9HkJcVGeGepw&bvm=bv.52434380,d.bmk. Diunduh tanggal 24 Juni 2013 pukul 8.12

https://docs.google.com/file/d/0BwPyCJEa8dGMdnVnRzFQUENSZGc/edit?pli=1 Diunduh tanggal 22 Juni 2013 pukul 18.15

http://hikari30.wordpress.com/tag/snowball-throwing/. Diunduh tanggal 20 Juni 2013 pukul 8.23

Miftahul Huda. 2011. Cooperatif Learning. Pustaka Belajar. Yogyakarta. Nasution. 2009. Metode Research. Bumi Aksara. Jakarta

Singgih Santosa. 2012. Panduan Lengkap SPSS Versi 20. Gramedia. Jakarta.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Rineka Cipta. Jakarta.


(6)

Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Suharsimi Arikunto. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Tarsito Bandung. Bandung.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Masmedia Buana Pustaka. Sidoarjo.

Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep Landasan dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kencana. Jakarta.

Udin S Winataputra. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Terbuka. Jakarta.

Wina Sanjaya. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.


Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball 0hrowing pada siswa kelas III MI Hidayatul Athfal Depok

0 10 0

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVMENT DIVISION DAN TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TERBANGGI BESAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 11 73

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING DAN TIPE GROUP INVESTIGATION PADA MATERI LINGKUNGAN HIDUP KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEKAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 7 88

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA UTAMA WACANA METRO TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

1 2 39

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA ANTARA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TIPE SNOWBALL THROWING SISWA KELAS X SMK N 2 RANTAU UTARA.

0 3 21

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA SMA ANTAR YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TIPE SNOWBALL THROWING PADA POKOK BAHASAN KONSEP MOL.

0 9 14

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS X SMA NEGERI 1 BERASTAGI TAHUN PELAJARAN 2013-2014.

0 2 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN STATIKA PADA SISWA KELAS X TGB SMK NEGERI 2 SURAKARTA

0 26 208

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN Pengaruh Model Kooperatif Tipe Talking Stick Dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Bratan II No. 170 Tahun Ajaran 2012/2013.

0 1 16

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE Pengaruh Model Kooperatif Tipe Talking Stick Dan Snowball Throwing Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Bratan II No. 170 Tahun Ajaran 2012/2013.

0 0 12