BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian
3.2. Definisi Operasional
a. Sindroma koroner akut • Definisi
: Penyakit yang diderita pasien dan telah didiagnosis oleh dokter melalui anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan elektrokardiogram, dan pemeriksaan
cardiac marker
b. Prevalensi
•
Definisi : Prevalensi adalah proporsi subyek yang sakit pada
suatu waktu tertentu kasus lama dan baru Sastroasmoro, 2008
Sindroma koroner akut Angina pektoris
tak stabil NSTEMI
STEMI Dislipidemia
Prevalensi Sindroma
Koroner Akut Umur
Jenis kelamin
Universitas Sumatera Utara
c. Umur • Definisi
: Umur pasien sindroma koroner akut yang terdata di rekam medik
• Cara ukur : Observasi rekam medik
• Alat ukur : Rekam medik
•
Hasil ukur : a.
≤ 20 tahun b. 21 – 30 tahun
c. 31 – 40 tahun d. 41 – 50 tahun
e. 51 – 60 tahun f. 61 – 70 tahun
g. ≥ 71 tahun
• Skala ukur : Ordinal
d. Jenis Kelamin • Definisi
: Jenis kelamin pasien sindroma koroner akut yang tercantum dalam data rekam medik
• Cara ukur : Observasi rekam medik
• Alat ukur : Rekam medik
• Hasil Ukur : a. Pria
b. Wanita • Skala ukur
: Nominal e. Dislipidemia
• Definisi
: Kelainan metabolisme lipoprotein yang
dimanifestasikan lewat peningkatan dari kolesterol total, kolesterol LDL dan konsentrasi trigliserid,
serta penurunan konsentrasi kolesterol HDL di
dalam darah.
• Cara ukur : Observasi rekam medik
• Alat ukur : Rekam medik
Universitas Sumatera Utara
• Hasil Ukur : a. Kadar kolesterol total
Optimal : 200 mgdl
Diinginkan : 200 – 239 mgdl
Tinggi :
≥ 240 mgdl b. Kadar kolesterol LDL
Optimal : 100 mgdl
Mendekati optimal : 100 - 129
Diinginkan : 130 – 159 mgdl
Tinggi : 160 - 189 mgdl
Sangat tinggi :
≥ 190 mgdl c. Kolesterol HDL
Rendah : 40 mgdl
Tinggi :
≥ 60 mgdl d. Trigliserid
Optimal : 150 mgdl
Diinginkan : 150 – 199
Tinggi : 200 – 499
Sangat tinggi :
≥ 500 • Skala ukur
: Ordinal
f. Jenis Sindroma Koroner Akut
• Definisi
: Sindroma koroner akut terdiri dari pasien dengan
infark miokard akut dengan peningkatan ST- segmen STEMI, dan angina tak stabil serta
infark miokard akut tanpa peningkatan ST-segmen NSTEMI. Keluhan diawali dengan nyeri dada
intermiten yang muncul lebih dari 20 menit. Jika nyeri terjadi pada saat istirahat, maka digolongkan
dalam angina pektoris tak stabil. Apabila setelah dilakukan pemeriksaan EKG didapatkan gambaran
gelombang Q, elevasi segmen ST ≥ 2 mm, inversi
Universitas Sumatera Utara
gelombang T dan peningkatan cardiac biomarker maka akan digolongkan dalam STEMI, namun jika
didapat gambaran non elevasi segmen ST tetapi terjadi peningkatan cardiac biomarker , maka akan
digolongkan dalam NSTEMI.
• Cara ukur : Observasi rekam medik
• Alat ukur : Rekam medik
• Hasil ukur : a. Angina pektoris tak stabil
b. NSTEMI c. STEMI
• Skala ukur : Nominal
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN