BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Pengambilan data penelitian telah dilaksanakan selama satu bulan yaitu mulai bulan Juli hingga Agustus 2012 di bagian rekam medik RSUP. Haji Adam
Malik. Dari 381 buah rekam medik pasien dengan sindroma koroner akut yang diperiksa, ditemukan 145 buah rekam medik pasien dengan sindroma koroner akut
yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan sebagai sampel. Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data rekam medik, maka dapat disimpulkan hasil
penelitian sebagai berikut
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan. Tani,
Kecamatan Medan Tuntungan. Berdasarkan SK Menkes No. 355MenkesSKVII1990, ditetapkan bahwa RSUP. Haji Adam Malik sebagai
rumah sakit kelas A. Selain itu, rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan wilayah pembangunan A yaitu Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau.
Perlu diketahui bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502MenkesIX1991 tanggal 6 September 1991, RSUP. Haji Adam Malik juga
ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel
5.1.2.1. Distribusi Frekuensi SKA Berdasarkan Jenis Kelamin
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dengan diagnosis sindroma koroner akut yang dirawat di unit rawat kardiovaskular RSUP. Haji
Adam Malik selama rentang waktu bulan Januari 2011 sampai Desember 2011.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil pengumpulan data didapatkan sebanyak 145 pasien sindroma koroner akut yang memenuhi kriteria menjadi sampel penelitian, terdiri dari 123
orang laki-laki dan 22 orang perempuan
Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi SKA Berdasarkan Jenis Kelamin
5.1.2.2. Distribusi Frekuensi SKA Berdasarkan Kelompok Umur
Gambar 5.2 Distribusi Frekuensi SKA Berdasarkan Kelompok Umur
85 123 orang
15 22 orang
Laki-laki Perempuan
1 1 orang
5 8 orang
27 39 orang
40 58 orang
21 30 orang
6 9 orang
21-30 tahun 31-40 tahun
41-50 tahun 51-60 tahun
61-70 tahun ≥ 71 tahun
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 5.2 diperoleh data pasien yang menderita SKA paling banyak terjadi pada kelompok usia 51-60 tahun sebanyak 58 orang 40, diikuti
dengan kelompok usia 41-50 tahun sebanyak 39 orang 27, kelompok usia 61- 70 tahun sebanyak 30 orang 21, kelompok usia
≥ 71 tahun sebanyak 9 orang 6, kelompok usia 31-40 tahun sebanyak 8 orang 5, dan paling sedikit yaitu
pada kelompok usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 1 orang 1.
5.1.2.3. Distribusi Frekuensi SKA Berdasarkan Tipe SKA
Gambar 5.3 Distribusi Frekuensi SKA Berdasarkan Tipe SKA
Dari gambar 5.3, diperoleh tipe SKA yang paling banyak diderita pasien ialah tipe STEMI sebanyak 90 orang 62, diikuti dengan tipe NSTEMI
sebanyak 39 orang 27, dan tipe UAP dengan jumlah paling sedikit yaitu sebanyak 16 orang 11.
11 16 orang
27 39 orang
62 90 orang
UAP NSTEMI
STEMI
Universitas Sumatera Utara
5.1.2.4. Distribusi Frekuensi SKA Berdasarkan Profil Lipid
Gambar 5.4 Distribusi Frekuensi SKA Tipe UAP Berdasarkan Profil Lipid
Dari gambar 5.4, diperoleh faktor yang paling banyak terjadi pada SKA dengan tipe UAP ialah terjadinya penurunan HDL yaitu sebanyak 13 orang
81, diikuti dengan peningkatan kolesterol total sebanyak 2 orang 13, lalu peningkatan trigliserida sebanyak 1 orang 6. Sementara tidak didapatkan
faktor resiko berupa peningkatan LDL pada pasien SKA dengan tipe UAP.
13 2 orang
6 1 orang
81 13 orang
0 orang
Profil Lipid UAP
Kolesterol total Trigliserida
HDL LDL
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.5 Distribusi Frekuensi SKA Tipe NSTEMI Berdasarkan Profil Lipid
Dari gambar 5.5, diperoleh faktor yang paling banyak terjadi pada SKA dengan tipe NSTEMI ialah terjadinya penurunan HDL yaitu sebanyak 29 orang
63, diikuti dengan peningkatan kolesterol total sebanyak 20 orang 9, lalu peningkatan trigliserida sebanyak 3 orang 9 serta didapatkan peningkatan LDL
pada pasien SKA dengan tipe NSTEMI yaitu sebanyak 5 orang 11.
20 9 orang
6 3 orang
63 29 orang
11 5 orang
Profil Lipid NSTEMI
Kolesterol total Trigliserida
HDL LDL
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.6 Distribusi Frekuensi SKA Tipe STEMI Berdasarkan Profil Lipid
Dari gambar 5.6, diperoleh faktor yang paling banyak terjadi pada SKA dengan tipe STEMI ialah terjadinya penurunan HDL yaitu sebanyak 74 orang
61, diikuti dengan peningkatan kolesterol total sebanyak 21 orang 17, lalu peningkatan trigliserida sebanyak 18 orang 15 serta didapatkan peningkatan
LDL pada pasien SKA dengan tipe STEMI yaitu sebanyak 9 orang 7.
5.1.3. Prevalensi Dislipidemia
Berdasarkan hasil penelitian pada 145 rekam medis dengan diagnosis sindroma koroner akut yang dirawat di unit rawat kardiovaskular RSUP. Haji
Adam Malik pada tahun 2011 dilihat dari profil lipid masing-masing didapatkan pasien yang mengalami peningkatan kadar kolesterol total sebanyak 43 orang,
peningkatan kadar trigliserida sebanyak 22 orang, peningkatan kadar LDL sebanyak 24 orang dan penurunan kadar HDL sebanyak 116 orang sehingga
prevalensi dislipidemia pada penderita sindroma koroner akut masing-masing berdasarkan profil lipid dapat dihitung sebagai berikut :
17 21 orang
15 18 orang
61 74 orang
7 9 orang
Profil Lipid STEMI
Kolesterol total Trigliserida
HDL LDL
Universitas Sumatera Utara
Prevalensi peningkatan kolesterol total : =
Jumlah peningkatan kolesterol total x 100 Jumlah sindroma koroner
= 43
x 100 145
= 29,65
Prevalensi peningkatan trigliserida : =
Jumlah peningkatan trigliserida x 100
Jumlah sindroma koroner akut =
22 x 100
145 =
15,17
Prevalensi peningkatan LDL : =
Jumlah peningkatan LDL x 100
Jumlah sindroma koroner akut =
24 x 100
145 =
16,55
Prevalensi penurunan HDL : =
Jumlah penurunan HDL x 100
Jumlah sindroma koroner akut =
116 x 100
145 =
80
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pembahasan
Pada penelitian ini, melalui gambar 5.1, diperoleh bahwa distribusi frekuensi pasien dengan jenis kelamin pria lebih banyak dibanding wanita yaitu
sebanyak 85 dari seluruh jumlah pasien yang menjadi sampel. Hal ini sejalan dengan penelitian Lennep 2002 yang menuliskan bahwa jenis kelamin sebagai
resiko terjadinya penyakit jantung koroner di usia 40 tahun yakni berkisar 50 untuk pria, lebih besar jika dibandingkan dengan resiko bagi wanita yang hanya
berkisar 33. Salah satu yang mempengaruhi yaitu dikarenakan estrogen mempengaruhi proses aterosklerosis lewat berbagai mekanisme. Diketahui bahwa
estrogen memiliki efek terhadap penurunan kadar kolesterol total dan LDL, lipoprotein a dan homosistein, kadar HDL meningkat dan metabolisme lipid
postprandial meningkat oleh karena estrogen. Diketahui bahwa estrogen juga memiliki efek vasodilator akut di dinding pembuluh darah dan efek ateroprotektif
termasuk inhibisi dari proliferasi sel otot polos. Selain itu hal yang mempengaruhi tingginya resiko jenis kelamin pria terhadap kejadian sindroma koroner akut
adalah multifaktorial dimana kebiasaan merokok, hipertensi, faktor stress, serta inaktivitas fisik yang lebih banyak dialami oleh pria Anwar,2004.
Berdasarkan gambar 5.2, diperoleh kelompok usia yang paling banyak mengalami SKA yaitu pada kelompok usia 51-60 tahun yaitu sebanyak 58 orang
40. Hal ini sejalan dengan penelitian Jousilahti 1999 pada jurnal American Heart Association dimana pada penelitian tersebut didapat proporsi kelompok usia
50-59 tahun lebih banyak dibanding kelompok usia 60-64 tahun. Selain itu diketahui menurut penelitian Nielsen 2006 diidentifikasikan bahwa kelompok
resiko tinggi yang secara kuat diduga memiliki hubungan dengan kejadian sindroma koroner akut ialah pada kelompok umur
≥ 60 tahun untuk wanita dan kelompok umur
≥ 50 tahun untuk pria. Sementara dari gambar 5.3, diperoleh jumlah pasien terbanyak yaitu pada
tipe STEMI sebanyak 90 orang 62, diikuti NSTEMI sebanyak 39 orang 27 dan paling sedikit yaitu UAP sebanyak 16 orang 11. Jika dilihat dari profil
lipid masing-masing tipe SKA, peningkatan kolesterol total, trigliserida, LDL
Universitas Sumatera Utara