Identifikasi Masalah Batasan Masalah Tinjauan Pustaka
Namun dengan adanya kendala waktu dan ketidakmampuan mengolah data yang cukup banyak, petugas delivery sewaktu-waktu mengambil keputusan di mana ia
memuaskan dirinya dengan pilihan yang cukup memuaskan atau “cukup baik”. Pang, Grantham et al, 1995. Oleh karena kondisi ini perankingan terhadap rute dari masing-
masing outlet perlu dilakukan demi tercapainya delivery dengan waktu minimum. Penentuan prioritas dalam penugasan delivery berdasarkan kriteria rute
merupakan salah satu masalah Multi-Criteria Decision Making MCDM, karena pengambil keputusan memiliki sekumpulan preferensinya tersendiri terhadap kriteria-
kriteria yang terdapat pada rute yang tersedia. Pengambil keputusan akan memberikan penilaian subjektifitasnya berupa nilai prioritas dalam pemilihan rute untuk
menetapkan outlet yang akan menjalankan proses delivery. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persoalan Multi-Criteria Decision Making
adalah Analytic Hierarchy Process. Analytic Hierarchy Process AHP digunakan karena kemampuannya menyelesaikan masalah yang memuat data yang bersifat
kuantitatif dan kualitatif. Secara tradisional oleh penemunya, AHP menggunakan skala bilangan crisp. Seringnya pengambil keputusan mengalami ketidakpastian dan lebih
yakin memberikan penilaian dalam interval merupakan suatu faktor yang tidak dapat diakomodasi oleh AHP dengan bilangan crisp. Untuk mengatasi kelemahan itu,
bilangan fuzzy
digunakan, dengan
demikian adanya
ketidakpastian dan
ketidakpresisian yang dialami pengambil keputusan dalam merepresentasikan penilaian untuk menetapkan alternatif rute terbaik dapat ditanggulangi.