Evaluasi Penyusunan Perda RTRW

dewan perwakilan rakyat, tidak disahkan oleh presiden, maka rancangan tadi tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan dewan perwakilan rakyat masa itu. Sedangkan utnuk peraturan pemerintah didasarkan pada ketentuan UUD 1945 pasal 22 ayat 1 dan pasal 5 ayat 2. Bagi majelis permusyawaratan rakyat penggunakan istilah “ditetapkan” berdasarkan UUD 1945 pasal 3. Pada peraturan daerah , dalam pedoman maupun praktik tidak dijumpai penggunaan istilah disahkan atau ditetapkan. Pada peraturan daerah hanya disebutkan tempat, tanggal dan pejabat-pejabat yang menandatangani. Tetapi untuk keputusan kepala daerah dipergunakan istilah “ ditetapkan”.

1.5.5. Evaluasi Penyusunan Perda RTRW

23 a. Memberikan acuan bagi pemerintah daerah provinsi dan kabupaten kota dalam mempersiapkan rancangan perda rencana tata ruang daerah Evaluasi Penyusunan Perda RTRW dianggap penting karena memiliki tujuan: b. Mengoptimalkan pelaksanaan evaluasi rancangan peraturan daerah rencana tata ruang daerah c. Mendayagunakan fungsi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan kebupaten kota Sasaran evaluasi perda RTRW yaitu: a. Terwujudnya rencana tata ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan 23 Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 28 tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah Universitas Sumatera Utara b. Terwujudnya keselarasan RTRWN, RTR Pulau kepulauan, RTRWP dan RTRWKK c. Terwujudnya keselarasan rencana tata ruang kawasan strategis nasional, provinsi dan kebupaten kota dan RDTRKR Ketentuan perundang-undangan yang mengatur evaluasi penyusunan perda RTRW 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah pada Pasal 185, 186, 189 dan 222 serta Penjelasan Umum angka 9 sembilan poin 1 satu → Pengawasan terhadap Rancangan Perda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW sebelum disahkan oleh Kepala Daerah terlebih dahulu dievaluasi oleh Menteri Dalam Negeri untuk Raperda RTRW Provinsi, dan oleh Gubernur untuk Raperda RTRW KabupatenKota 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pada Pasal 18 ayat 1 satu → Penetapan peraturan daerah provinsi tentang RTRW Provinsi dan rencana rinci tata ruang terlebih dahulu harus mendapat persetujuan substansi dari Menteri. 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang pada Pasal 18 ayat 2 dua → penetapan rancangan peraturan daerah kabupaten kota tentang RTRW Universitas Sumatera Utara KabupatenKota dan rencana rinci tata ruang terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari substansi dari Menteri setelah mendapatkan rekomendasi Gubernur. Persetujuan substansi oleh Menteri tersebut akan dikoordinasikan lebih lanjut sebagai bagian dari proses mekanisme evaluasi. 4. Pasal 42 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. 5. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 28 tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Daerah.

1.6. Defenisi Konsep

“Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi perhatian ilmu sosial”. 24 24 Singarimbun Metode Penelitian Survei 1989:32 Untuk menghindari batasan-batasan yang lebih jelas dari masing-masing konsep, menghindari adanya salah pengertian maka defenisi konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah: Evaluasi Penyusunan Peraturan Daerah Rencana Tata ruang Wilayah Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk mengukur dan selanjutnya menilai sampai dimanakah tujuan yang telah dirumuskan sudah dapat dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara