Metode Penentuan Sampel Metode Penentuan Lokasi

C. Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan apa yang dipertimbangkan bahwa unit atau unsur penarikan sampel tersebut dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan riset yang sedang dikerjakan Kinnear dan Taylor, 1995. Dalam penelitian ini, sampel yang diambil adalah konsumen yang membeli daging sapi di lokasi-lokasi yang telah ditentukan, yaitu Pasar Baledono, Pasar Kutoarjo, Pasar Pituruh, dan Pasar Kaliboto. Sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan dasar confident level sebesar 95. Hal ini dikarenakan besarnya populasi tidak diketahui maka dianggap proporsi populasi tidak diketahui. Apabila dalam suatu penduga proporsi menggunakan sampel dengan keyakinan 1- α dan besarnya error tidak melebihi suatu harga tertentu maka rumus E dapat digunakan untuk menentukan besarnya sampel yang harus diambil. Menurut Djarwanto dan Pangestu 1990 : N P P E 1 96 , 1 - = Dimana : E = error P = proporsi populasi N = jumlah sampel Karena besarnya populasi tidak diketahui, maka P 1-P juga tidak diketahui, tetapi karena P selalu berada diantara 0 dan 1, maka besarnya populasi maksimal adalah T P = P-P 2 DF P = 1 – 2P 2P = 0,5 Harga maksimal dari fP adalah P 1-P = 0,5 0,5 = 0,25 Jadi besarnya sampel jika digunakan confident level 95 dan kesalahan yang terjadi adalah 0,1 adalah : 04 , 96 1 , 96 , 1 25 , 2 = ÷ ø ö ç è æ = N dibulatkan menjadi 100 Jadi jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Jumlah sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah 100 responden yang akan tersebar di 4 wilayah lokasi pasar tradisional. Dengan demikian penentuan jumlah responden dilakukan secara proporsional karena banyaknya pedagang daging sapi tidak sama besar jumlahnya di setiap lokasi penelitian. Diasumsikan bahwa semakin banyak jumlah pedagang daging sapi di suatu pasar, maka semakin tinggi pula jumlah konsumennya sehingga jumlah respondennya pun juga lebih banyak. Penentuan jumlah responden secara proporsional dapat dihitung menggunakan rumus: 100 x N Nk Ni = Keterangan: Ni : jumlah responden tiap pasar Nk : jumlah pedagang daging sapi tiap pasar sampel N : total jumlah pedagang daging sapi pada pasar sampel 100 : jumlah keseluruhan responden yang diamati Perhitungan dari penerapan rumus di atas digunakan untuk menentukan jumlah responden tiap pasarnya dan diperoleh hasil seperti pada Tabel 3 di bawah ini: Tabel 3. Tempat Pembelian Daging Sapi, Jumlah Pedagang Daging Sapi, dan Jumlah Responden di Pasar Tradisional Kabupaten Purworejo No. Nama Pasar Jumlah Pedagang Daging Sapi jiwa Jumlah Responden jiwa 1. Pasar Baledono 8 18 2. Pasar Kutoarjo 27 61 3. Pasar Pituruh 6 14 4. Pasar Kaliboto 3 7 Total 48 100 Sumber: Hasil Pengolahan Data Sekunder dari Dinas Pengelolaan Pasar Kabupaten Purworejo Tahun 2007 Mekanisme untuk memperoleh data dari masing-masing responden di tiap-tiap pasar adalah dengan memberikan kuisioner kepada responden untuk diisi dengan diberikan panduan secukupnya. Setelah satu responden selesai, selanjutnya diberi jarak kurang lebih 15 menit untuk mencari data dari responden berikutnya agar penilaian yang dilakukan lebih obyektif. Pengambilan data ini dilakukan dengan berpindah tempat dari pedagang satu ke pedagang yang lain, hal ini diharapkan agar penilaian dapat benar-benar mewakili keadaan pasar akan responden dan atribut daging sapi yang diamati.

D. Jenis, Sumber Data, dan Teknik Pengumpulan Data