8. Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah 1577-1589. 9. Sultan Buyong 1589-1596.
10. Sultan Ala‘ al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil 1596-1604. 11. Sultan Ali Riayat Syah 1604-1607
12. Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam 1607-1636. 13. Iskandar Thani 1636-1641.
14. Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam 1641-1675. 15. Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam 1675-1678.
16. Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah 1678-1688. 17. Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din 1688-1699.
18. Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din 1699-1702. 19. Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui 1702-1703.
20. Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir 1703-1726. 21. Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din 1726.
22. Sultan Syams al-Alam 1726-1727. 23. Sultan Ala‘ al-Din Ahmad Syah 1727-1735.
24. Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah 1735-1760. 25. Sultan Mahmud Syah 1760-1781.
26. Sultan Badr al-Din 1781-1785. 27. Sultan Sulaiman Syah 1785-1795.
28. Alauddin Muhammad Daud Syah. 29. Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam 1795-1815 dan 1818-1824
30. Sultan Syarif Saif al-Alam 1815-1818 31. Sultan Muhammad Syah 1824-1838
32. Sultan Sulaiman Syah 1838-1857. 33. Sultan Mansur Syah 1857-1870.
34. Sultan Mahmud Syah 1870-1874. 35. Sultan Muhammad Daud Syah 1874-1903
35
.
2.2 Profil Provinsi Aceh
Semula provinsi ini bernama Daerah Istimewa Aceh, namun sejak tanggal 9 Agustus 2001 diubah menjadi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kemudian
daerah ini berganti nama lagi menjadi Provinsi Aceh sejak keluar Peraturan Gubernur No. 49 pada tanggal 7 April 2009. Aceh merupakan salah satu dari 33 Provinsi di
Indonesia yang memiliki keunikan dan keistimewaan. Provinsi yang lahir pada tanggal 26 Mei 1959 ini memiliki beberapa keistimewaan, yaitu
35
Lombard, Denys. 2007. Kerajaan Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda 1607-1636. Jakarta: Kepustakaan Populer Media.
Universitas Sumatera Utara
istimewa dalam hal pendidikan, adat, dan agama. Ibu kota Provinsi Aceh terletak di Banda Aceh.
Daerah Aceh terletak di kawasan paling ujung dari bagian utara Pulau Sumatera dengan luas areal 58.357.63 km
2
. Letak geografis Provinsi Aceh terletak antara 2
o
-6
o
Lintang Utara dan 95
o
-98
o
Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 125 m diatas permukaan laut. Provinsi paling barat Indonesia ini berbatasan dengan :
Sebelah Utara dan Timur Selat Malaka. Sebelah selatan Provinsi Sumatera Utara.
Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia. Provinsi Aceh dikelilingi oleh perairan, satu-satunya hubungan darat hanyalah
dengan Provinsi Sumatera Utara. Sehingga membuat provinsi ini memiliki ketergantungan yang kuat dengan Provinsi Sumatera Utara
36
.
2.2.1 Lambang Daerah
Kupiah Peci Aceh berbentuk segi 5 lima, adalah melambangkan Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam yang bermakna Falsafah hidup Rakyat dan Pemerintah Daerah yang disebut PANCACITA yang terdiri dari lima unsure yaitu :
Dacing : Melambangkan Keadilan. Rencong : Melambangkan Kepahlawanan.
Padi, Kapas, dan Cerobong Pabrik : Melambangkan Kemakmuran.
36
Permendagri Nomor 66 tahun 2011
Universitas Sumatera Utara
Kubah Masjid, Kitab dan Kalam : Melambangkan Keagamaan dan Ilmu
Pengetahuan.
Warna Putih : Melambangkan Kemurnian. Warna Kuning : Melambangkan Kejayaan.
Warna Hijau : Melambangkan Kesejahteraan dan Kemakmuran. 2.2.2 Demografi Provinsi Aceh
Suku Aceh merupakan salah satu suku yang tergolong ke dalam etnik melayu atau ras melayu, dan sering diakronimkan dengan Arab, Cina, Eropa, dan Hindustan
ACEH. Aceh adalah tempat pertama masuknya agama Islam di Indonesia dan sebagai tempat timbulnya kerajaan Islam pertama di Indonesia, yaitu
peureulak dan Pasai. Pada masa Sultan Iskandar Muda agama dan kebudayaan Islam begitu besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, sehingga daerah ini
mendapat julukan seuramo mekkah serambi mekkah. 2.2.2.1 Data penduduk Provinsi Aceh
Tabel 1 Data Penduduk Provinsi Aceh
KabupatenKota Tahun
2007 2008
2009 2010
2011 1
2 3
4 5
6
1.
Simeulue
81 127 81 790
82 344 80 674
82 521 2.
Aceh Singkil
94 961 100 265
102 505 102 509
104 856 3.
Aceh Selatan
209 853 210 111
215 315 202 251
206 881 4.
Aceh Tenggara
174 371 175 501
177 024 179 010
183 108 5.
Aceh Timur
313 333 332 915
340 728 360 475
368 728 6.
Aceh Tengah
170 766 182 533
189 298 175 527
179 546 7.
Aceh Barat
152 557 153 398
158 499 173 558
177 532 8.
Aceh Besar
307 362 310 107
312 762 351 418
359 464 9.
Pi d i e
373 234 380 382
386 053 379 108
387 787 10.
Bireuen
355 989 357 564
359 032 389 288
398 201 11.
Aceh Utara
510 494 517 741
532 537 529 751
541 878 12.
Aceh Barat Daya
121 302 123 101
124 813 126 036
128 922
Universitas Sumatera Utara
13.
Gayo Lues
74 312 74 794
75 165 79 560
81 382 14.
Aceh Tamiang
239 451 239 899
241 734 251 914
257 681 15.
Nagan Raya
124 141 124 340
125 425 139 663
142 861 16.
Aceh Jaya
70 673 75 597
82 904 76 782
78 540 17.
Bener Meriah
111 040 112 549
114 464 122 277
125 076 18.
Pidie Jaya
128 446 130 906
135 345 132 956
136 000 19.
Banda Aceh
219 659 217 918
212 241 223 446
228 562 20.
Sabang
29 144 29 221
29 184 30 653
31 355 21.
Langsa
140 005 140 267
140 415 148 945
152 355 22.
Lhokseumawe
158 169 158 760
159 239 171 163
175 082 23.
Subulussalam
63 444 64 256
66 451 67 446
68 990
Jumlah 4.223.83
3 4.293.915 4.363.477 4.494.410 4.597308
Data BPS Aceh Tahun 2011
2.2.2.2 Perekonomian
Lemahnya pengelolaan sumber daya alam, keuangan, dan sosial-ekonomi masyarakat yang terjadi sejauh ini, mengakibatkan pertumbuhan ekonomi di Aceh
mengalami instabilitas. Berdasarkan data Bank Indonesia pada tahun 2011, pertumbuhan ekonomi Aceh hanya sebesar 5,02 persen, lebih rendah dari
pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 6,5 persen. Jika dilihat dari perkembangan beberapa tahun terakhir 2007-2011
38
, pertumbuhan ekonomi Aceh menunjukkan kecenderungan yang fluktuatif. Hal ini menggambarkan bahwa pondasi
struktur ekonomi Aceh masih lemah dan labil. Perubahan harga jual komoditi migas dan produk pertanian di pasaran dunia sangat mempengaruhi nilai sumbangan produk
yang paling dominan dalam struktur ekonomi Aceh. Hal ini disebabkan karena ekspor kedua sektor ini masih dalam bentuk bahan
mentah row material. Sehingga nilai tambah yang diperoleh dari hasil ekspor komoditas ini menjadi sangat kecil
.
Penduduk miskin di Aceh pada tahun 2011 tercatat sebesar 19,48 persen, masih lebih besar dari penduduk miskin tingkat
nasional yang hanya sebesar 12,36 persen.
37
Data BPS Aceh tahun 2011
38
Data Regional Investment BKPM
Universitas Sumatera Utara
Hal ini mencerminkan bahwa dampak dari pembangunan belum memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat secara umum,
terutama masyarakat yang tinggal di pedesaan. Tingkat pengangguran terbuka di Aceh pada tahun 2011 mengalami penurunan, namun kondisi tersebut tergolong
masih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata nasional. Tingkat pengangguran terbuka di Aceh pada tahun 2011 tercatat sebesar 7,43 persen, sementara angka
pengangguran terbuka Nasional hanya sebesar 6,8 persen. Jika dilihat dari sisi gender keberadaan pengangguran terbuka perempuan tahun 2011 mencapai 8,50 persen lebih
tinggi 1,70 persen dibandingkan pengangguran terbuka laki-laki sebesar 6,80 persen
39
.
2.2.2.3 Sumber Daya Alam
Provinsi Aceh merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan alam cukup banyak. Industri utama berupa semen, pupuk, kayu gergajian,
moulding chips, plywood, dan kertas. Aceh memiliki sejumlah industri besar. Antaranya :
- PT. Arun - PT. PIM
- PT. AAF - Lafarge Semen Andalas
- Exxon Mobil - CALTEX
Daerah Aceh memiliki bahan tambang, seperti tembaga, timah hitam, minyak bumi, batubara, dan gas alam. Selain itu, terdapat tambang emas di daerah Aceh
Besar, Pidie, Aceh Tengah, dan Aceh Barat. Tambang biji besi terdapat di Aceh Besar, Aceh Barat, dan Aceh Selatan. Tambang mangan terdapat di Kabupaten Aceh
Tenggara dan Aceh Barat. Sementara tambang biji timah, batu
39
Ibid,
Universitas Sumatera Utara
bara, dan minyak bumi terdapat di Aceh Barat dan Aceh Timur, yakni di Rantau Kuala dan Simpang Peureulak, serta gas alam di daerah Lhok Sukon dan Kabupaten
Aceh Utara. Provinsi Aceh juga terkenal dengan hasil perkebunan berupa buah- buahan, tetapi yang lebih dikenal yaitu Kopi diwilayah dataran tinggi gayo atau
Takengon. Potensi perikanan adalah budidaya rumput laut, kerapu, kakap, lobster dan kerang mutiara dengan potensi sebaran seluas ±12.014 ha,membentang mulai dari
Sabang, Aceh besar, Aceh Barat, Aceh Selatan, Simeleu, sampai Pulau Banyak Kabupaten Aceh Singkil. Pengembangan perikanan ini didukung oleh sebaran luas
terumbu karang seluas ± 274.841 ha, membentang mulai dari Sabang, Aceh Besar sampai pantai barat selatan Aceh
40
. 2.3.
Sejarah Partai Lokal Aceh
Pasca perjanjian damai antara pihak Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka pada tanggal 15 Agustus 2005 di Helsinki Finlandia. Dalam MOU Helsinki
tersebut memuat 6 enam pasal utama. Salah satu diantaranya mengenai tentang partisipasi politik yang didalamnya memuat tentang pengaturan pembentukan partai
politik lokal Partai Lokal. Pemerintah Republik Indonesia mengabulkan butir MOU Helshinki tersebut dengan hak istimewa dalam bentuk hak politik masyarakat Aceh
yaitu berdirinya partai politik lokal khusus di Aceh yang kiprah partai politik lokal tersebut hanya mencakup wilayah Provinsi Aceh.
Sesuai dengan UU No.11 tahun 2006 tentang Undang-Undang Pemerintahan Aceh UUPA yang berbunyi partai politik lokal adalah suatu organisasi politik yang
dibentuk oleh sekelompok penduduk Aceh secara suka rela atas dasar kesamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat,
daerah, bangsa dan Negara, melalui pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah
41
. Keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2007 pada tanggaal 16 Maret 2007
mempercepat proses berdirinya Partai Lokal Aceh
42
.
40
Data Regional Investment BKPM
41
UU No.11 tahun 2006 tentang Undang-Undang Pemerintahan Aceh UUPA.
42
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2007.
Universitas Sumatera Utara
2.4. PARTAI ACEH