2.4. PARTAI ACEH
Setelah MoU Helsinki ditandatangani, dengan serta merta keadaan aman dan damai terwujud di Aceh. Berdasarkan point 1.2.1 MoU Helsinki yaitu: “Sesegera
mungkin tidak lebih dari satu tahun sejak penandatanganan Nota Kesepahaman ini, Pemerintah RI menyepakati dan akan memfasilitasi pembentukkan partai-partai
politik yang berbasis di Aceh yang memenuhi persyaratan nasional”. Atas dasar inilah masyarakat Aceh tidak mau kehilangan masa depan mereka
yang demokratis, adil dan bermartabat di bawah payung kepastian hukum dengan perumusan ekonomi yang memihak kepada rakyat Aceh secara khusus dan seluruh
tanah air secara umum. Para pihak bertekat untuk menciptakan kondisi sehingga pemerintah rakyat Aceh dapat diwujudkan melalui suatu proses yang demokratis dan
adil dalam negara kesatuan dan konstitusi Republik Indonesia. Untuk menjamin perdamaian yang hakiki dan bermartabat serta dapat membangun masa depan Aceh
dan mengukuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah melalui proses demokrasi dengan partai politik lokal berdasarkan perjanjian Memorendum of
Understanding MoU Helsinki. Para pimpinan dan para panglima wilayah Gerakan Aceh Merdeka GAM
memberikan surat mandat kepada Tgk Yahya Mu’ad, SH atau disebut juga Muhammad Yahya Mu’ad, SH untuk terbentuknya partai politik lokal Partai
GAM pada tanggal 19 Februari 2007. Partai GAM berdiri dengan akta notaris H. Nasrullah, SH pada tanggal 7 juni 2007 dengan pendaftaran Kanwilkum dan HAM
dengan nomor : WI.UM. 08 06-01. Partai politik ini bernama GAM, yang didirikan di Banda Aceh pada hari
senin, tanggal 04 Juni 2007. Selanjutnya pada hari Sabtu, 23 Februari 2008 Partai GAM diubah menjadi Partai Gerakan Aceh Mandiri GAM. Selanjutnya pada hari
Selasa, 22 April 2008 Partai Gerakan Aceh Mandiri GAM diubah menjadi PARTAI ACEH. Pimpinan PARTAI ACEH berkedudukan di ibukota Banda Aceh.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1. AZAS DAN TUJUAN
a. Partai Politik ini berazaskan Qanun Meukuta Alam Al Asyi. Selanjutnya
pada tanggal 27 Agustus 2007 terjadi perubahan azas partai menjadi azas
Pancasila dan UUD 1945 serta Qanun Meukuta Alam Al Asyi.
b. Tujuan PARTAI ACEH adalah : 1. Mewujudkan cita-cita rakyat Aceh demi menegakkan marwah dan
martabat bangsa, agama dan negara. 2. Mewujudkan cita-cita MoU Helsinki yang di tandatangani oleh
GAM dan RI pada tanggal 15 Agustus 2005 di Helsinki, Finlandia. 3. Mewujudkan kesejahteraan yang adil, makmur dan merata materil
dan spirituil bagi seluruh rakyat Aceh. 4. Mewujudkan kedaulatan rakyat dalam rangka mengembangkan
kehidupan berdemokrasi, yang menjunjung tinggi dan menghormati kebenaran, keadilan, hukum dan Hak Asasi Manusia.
2.4.2. SIFAT, FUNGSI DAN USAHA
a. PARTAI ACEH bersifat independent dan terbuka. b. PARTAI ACEH berfungsi sebagai alat pemersatu perjuangan politik
ACEH. c. PARTAI ACEH berusaha;
1. Menghidupkan nilai-nilai sejarah perjuangan rakyat Aceh. 2. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia menuju kehidupan
bangsa yang maju dan bermartabat. 3. Melaksanakan pendidikan politik rakyat Aceh.
4. Proaktif dalam kehidupan politik dan pemerintahan.
2.4.3. DOKTRIN PARTAI ACEH mempunyai doktrin “Udep Beusare Mate Beusadjan,
Sikrek Gaphan Saboh Keureunda” yang artinya hidup bersama mati
Universitas Sumatera Utara
bersama, satu kafan satu kerenda. Doktrin ini juga yang digunakan pada saat masa memperjuangkan Aceh merdeka.
2.4.4. KEDAULATAN, SUSUNAN DAN PIMPINAN PARTAI
1. Kedaulatan partai berada pada seluruh anggota dan dilaksanakan melalui musyawarah besar.
2. Susunan Partai terdiri dari; a. Dewan Pimpinan Aceh DPA adalah pimpinan partai pada tingkat Aceh.
b.Dewan Pimpinan Wilayah DPW adalah pimpinan partai yang mempunyai ruang lingkup pada tingkat Wilayah.
c. Dewan Pimpinan Sagoe DPS adalah pimpinan partai yang mempunyai ruang lingkup pada tingkat Sagoe.
d. Dewan Pimpinan Mukim DPM adalah pimpinan partai yang mempunyai ruang lingkup pada tingkat Mukim.
e. Dewan Pimpinan Gampong DPG adalah pimpinan partai yang mempunyai ruang lingkup pada tingkat Gampong.
2.4.5. VISI
Membangun citra positif berkehidupan politik dalam bingkai NKRI serta melaksanakan mekanisme partai sesuai aturan NKRI, dengan menjunjung tinggi Nota
Kesepahaman MoU Helsinki yang telah ditandatangani antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka.
2.4.6. MISI
Menstransformasi dan atau membangun wawasan berfikir masyarakat Aceh dari citra Revolusi Party menjadi citra Development Party dalam tatanan transparansi
untuk memakmurkan hidup rakyat Aceh khususnya dan Bangsa Indonesia
43
.
43
Buku Panduan Partai Aceh, DPA Partai Aceh, Banda Aceh, tahun 2008
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN