Keuntungan Berwirausaha Kerugian Berwirausaha UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

10

a. Keuntungan Berwirausaha

1. Otonomi. Pengelolaan yang bebas misalnya menjadi “bos” yang penuh kepuasan. 2. Tantangan awal. tantangan awal atau perasaan bermotivasi yang tinggi merupakan hal yang menggembirakan, peluang untuk mengembangkan konsep usaha yang dapat menghasilkan keuntungan sangat memotivasi wirausaha. 3. Control financial. Bebas dalam mengelola keuangan dan merasa kekayaan sebagai milik sendiri.

b. Kerugian Berwirausaha

Disamping beberapa keuntungan seperti diatas, dengan berwirausaha juga memiliki beberapa kerugian, yaitu : 1. Pengorbanan personal. Pada awalnya wirausaha harus bekerja dengan waktu yang lama dan sibuk. Sedikit sekali waktu untuk kepentingan keluarga, rekreasi, hampir semua waktu dihabiskan untuk kegiatan bisnis. 2. Beban tanggungjawab. Dalam hal ini wirausaha harus mengelola semua fungsi bisnis baik pemasaran, keuangan, personil maupun penggandaan dan pelatihan. 3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal. Dalam hal ini karena wirausaha menggunakan keuangan milik sendiri, maka margin labakeuntungan yang diperoleh akan relatif kecil dan kemungkinan gagal juga ada. Universitas Sumatera Utara 11 2.2 Perilaku Wirausaha 2.2.1 Pengertian Perilaku Wirausaha Menurut Hinsie dalam Alma 2013, “Character is defined as the pattern of behavior characteristic for a given individual”. Sifat-sifat watak dapat disampaikan dengan sifat dan perilaku. Teori perilaku dalam Fadiati 2011, menyatakan bahwa perilaku kewirausahaan seseorang adalah hasil dari sebuah kerja yang bertumpu pada konsep dan teori bukan karena sifat kepribadian seseorang atau berdasarkan intuisi.

2.2.2 Indikator Perilaku Wirausaha

Steade dalam Lupiyoadi, 2005,9 mengatakan ada lima tingkah laku dari wirausaha : 1. Purposeful, menetapkan tujuan dan mencapainya 2. Persuasive, dapat mempengaruhi orang lain untuk membantunya dalam mencapai tujuan. 3. Persistent, mencapai tujuan secara bertahap walau kadang melewati masa sulit. Kegagalan dan kekecewaan tidak dapat menghalangi usahanya. 4. Presumptuous, berani bertindak sesuai keinginannya disaat orang lain masih ragu. Berani mengambil resiko yang sudah diperhitungkan dalam menggunakan pendekatan yang inovatif. 5. Perceptive, mampu mengerti kaitan antara serangkaian pilihan dalam pencapaian tujuan Menurut Leland E. Hinsie dalam Alma 2013, “Character is defined as the pattern of behavior characteristic for a given individual”. Sifat-sifat watak dapat Universitas Sumatera Utara 12 disampaikan dengan sifat dan perilaku. Teori perilaku dalam Fadiati 2011, menyatakan bahwa perilaku kewirausahaan seseorang adalah hasil dari sebuah kerja yang bertumpu pada konsep dan teori bukan karena sifat kepribadian seseorang atau berdasarkan intuisi. Jadi menurut teori ini kewirausahaan dapat dipelajari dan dikuasai secara sistematik dan terencana. Seorang wirausaha merupakan individu yang mempunyai ciri dan watak untuk berprestasi lebih tinggi dari kebanyakan individu-individu lainnya, hal ini dapat dilihat dalam David dalam Mudjiarto, 2006 menyatakan ada 9 karakteristik utama yang terdapat dalam diri seorang wirausaha yang meliputi: 1. Dorongan berprestasi, yaitu semua wirausaha yang berhasil memiliki keinginan besar untuk mencapai suatu prestasi. 2. Bekerja keras, yaitu sebagian besar wirausahawan “mabuk kerja”, demi mencapai sasaran yang ingin dicita-citakan. 3. Memperhatikan kualitas, yaitu wirausahawan menangani dan mengawasi sendiri bisnisnya sampai mandiri, sebelum ia memulai dengan usaha baru lagi. 4. Sangat bertanggung jawab, yaitu wirausahawan sangat bertanggung jawab atas usaha mereka, baik secara moral, legal, maupun mental. 5. Berorientasi pada imbalan, yaitu wirausahawan mau berprestasi, kerja keras dan bertanggung jawab, dan mereka mengharapkan imbalan yang sepadan dengan usahanya. Imbalan itu tidak hanya berupa uang, tetapi juga pengakuan dan penghormatan. Universitas Sumatera Utara 13 6. Optimis, yaitu wirausahawan hidup dengan doktrin semua waktu baik untuk bisnis, dan segala sesuatu mungkin. 7. Berorientasi pada hasil karya yang baik, yaitu seringkali wirausahawan ingin mencapai sukses yang menonjol, dan menuntut segala yang first class. 8. Mampu mengorganisasikan, yaitu kebanyakan wirausahawan mampu memadukan bagian-bagian dari usahanya dalam usahanya. Mereka umumnya diakui sebagai “komandan” yang berhasil. 9. Berorientasi pada uang, yaitu uang yang dikejar oleh para wirausahawan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan pribadi dan pengembangan usaha saja, tetapi juga dilihat sebagai ukuran prestasi kerja dan keberhasilan. Indikator yang digunakan di dalam penelitian ini telah disesuaikan pada kondisi tempat penelitian.

2.2.3. Tipe Kepribadian Wirausaha

Menurut Miner Hutagalung, 2008:7, ada empat tipe kepribadian wirausaha, yaitu: 1. The Personal Achiever. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah: a. Memiliki kebutuhan berprestasi; b. Memiliki kebutuhan akan umpan balik; c. Memiliki kebutuhan perencanaan dan penetapan tujuan; d. Memiliki inisiatif pribadi yang kuat; e. Memiliki komitmen pribadi yang kuat untuk organisasi; f. Percaya bahwa satu orang dapat memainkan peran penting; Universitas Sumatera Utara 14 g. Percaya bahwa pekerjaan seharusnya dituntun oleh tujuan pribadi bukan oleh hal lain. 2. The Supersales Person. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah: a. Memiliki kemampuan memahami dan mengerti orang lain; b. Memiliki keinginan untuk membantu orang lain; c. Percaya bahwa proses-proses social sangat penting; d. Kebutuhan memiliki hubungan positif yang kuat dengan orang lain; e. Percaya bahwa bagian penjualan sangat penting untuk melaksanakan strategi perusahaan. 3. The Real Manager. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah: a. Keinginan untuk menjadi pemimpin perusahaan; b. Ketegasan; c. Sikap positif terhadap pemimpin; d. Keinginan untuk bersaing; e. Keinginan berkuasa; f. Keinginan untuk menonjol di antara orang-orang lain. 4. The Expert Idea Generation. Ciri-ciri wirausaha tipe ini adalah: a. Keinginan untuk melakukan inovasi; b. Menyukai gagasan-gagasan; c. Percaya bahwa pengembangan produk baru sangat penting untuk menjalankan strategi dan organisasi; d. Intelegensi yang tinggi; e. Ingin menghindari resiko. Universitas Sumatera Utara 15 Menurut Hendro 2011, 47, Faktor keberhasilan usaha seorang wirausahawan bukan dilihat dari seberapa keras ia melakukan dan merencanakan strateginya serta mewujudkannya. Lebih baik menjadi wirausahawan yang cerdas smart entrepreneur. Makna tersendiri mengenai smart entrepreneur, yaitu: 1. Strategic Thinker Seorang wirausahawan tidak hanya bekerja mengandalkan kekuatan ‘otot’ tetapi juga menggunakan otak. 2. Motivator Seorang wirausahawan dapat menjadi motivator yang handal bagi tim dan karyawannnya. 3. Ambitious Seorang wirausahawan harus punya ambisi yang positif dan tepat. 4. Risk Manager Seorang wirausahawan tidak gegabah, tidak buru – buru, cermat, taktikal, cerdas, dan jeli membaca resiko dan peluang sehingga memilih resiko yang optimal bagi perusahaannya. 5. Totality Seorang wirausahawan bekerja secara total dengan full commitment untuk usahanya. 2.3 Lingkungan Keluarga 2.3.1 Pengertian Lingkungan Keluarga Sartain dalam Purwanto, 2011:28 menjelaskan bahwa lingkungan environment adalah meliputi semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang dalam Universitas Sumatera Utara 16 cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen, dan bahkan gen-gen dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan to provide environment bagi gen yang lain. Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama yang menentukan pola kepribadian seseorang. Ihsan 2005:17 mengatakan bahwa tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik. Dari pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga merupakan semua kondisi yang ada dalam sebuah keluarga yang dapat mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, maupun perkembangan suatu individu.

2.3.2 Wirausaha dalam Lingkungan Keluarga

Terkait dengan aktivitas berwirausaha, keluarga berperan sebagai salah satu faktor pendorong bagi seseorang untuk berwirausaha. Menurut Alma 2011:8 lingkungan keluarga memiliki pengaruh terhadap profesi wirausaha yang dapat dilihat dari segi pekerjaan orang tua, dari orang tua yang bekerja sendiri dan memiliki usaha sendiri, maka cenderung anaknya menjadi pengusaha pula. Pada dasarnya seseorang yang dibesarkan dalam keluarga yang berprofesi sebagai wirausaha, cenderung membuat anaknya ataupun anggota keluarga yang lain mengikuti jejak untuk mengembangkan karirnya sebagai wirausahawan. Faktor lain yang diyakini memiliki pengaruh secara langsung terhadap kegiatan berwirausaha adalah berupa masalah pendanaan. Ahmed dalam Akanbi, 2013:67 menjelaskan bahwa faktor yang diyakini memiliki kaitan langsung dengan kegiatan berwirausaha adalah sumber daya keuangan dalam keluarga. Hal Universitas Sumatera Utara 17 tersebut disebabkan karena anggota keluarga dalam aktivitas berwirausaha memiliki potensi yang mendukung baik sebagai sumber keuangan maupun nonkeuangan. Dari penjelasan yang telah dipaparkan di atas dapat diketahui secara jelas bahwa lingkungan keluarga mempunyai hubungan yang cukup signifikan terhadap keberlangsungan sebuah usaha.

2.3.3 Indikator Lingkungan Keluarga dalam Keberhasilan Usaha

Indikator lingkungan keluarga didasarkan pada pendapat Yusuf 2009:42 yang menjelaskan bahwa terdapat tiga hal pokok yang dapat mempengaruhi perkembangan seseorang dalam hidupnya. Ketiga hal pokok tersebut berkaitan dengan keadaan responden ketika penelitian ini dilakukan terkait status dan perannya di dalam sebuah keluarga, sehingga dalam hal ini keluarga dianggap memiliki peranan penting terkait keberlangsungan dari aktivitas berwirausaha yang dijalankan oleh mahasiswa, faktor-faktor tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Keberfungsian Keluarga Seiring perjalanan hidupnya yang diwarnai faktor internal kondisi fisik, psikis, dan moralitas anggota keluarga dan faktor eksternal perubahan sosial budaya, maka setiap keluarga mengalami perubahan yang beragam. Keluarga yang fungsional normal yaitu keluarga yang telah mampu melaksanakan fungsinya. Empat prinsip dari peranan keluarga yaitu sebagai modelling, mentoring, organizing, dan teaching. Dalam hal ini fungsi keluarga terdiri dari fungsi pendidikan dan fungsi sosialisasi. Fungsi pendidikan menyangkut peranan, pembimbingan, dan keterampilan-keterampilan terkait berwirausaha yang bermanfaat bagi anak, sedangkan fungsi sosialisasi menyangkut fungsi Universitas Sumatera Utara 18 keluarga sebagai faktor penentu yang sangat mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang termasuk dalam hal pekerjaan yang dipilih oleh anak yang dalam hal ini adalah berwirausaha. 2. Sikap dan Perlakuan Orang Tua terhadap Anak Terdapat beberapa pola sikap atau perlakuan orang tua terhadap anak yang masing-masing mempunyai pengaruh tersendiri terhadap kepribadian anak. Sikap dan perlakuan orang tua terhadap anak pada dasarnya akan menjadi panutan bagi anak dalam menjalani proses kehidupannya yang akan mempengaruhi perkembangannya, termasuk dalam hal aktivitas berwirausaha yang dijalankan oleh anak. 3. Status Ekonomi Status ekonomi dianggap merupakan faktor yang dianggap mempengaruhi tumbuh kembang dan kepribadian remaja. Orang tua yang memiliki status ekonomi rendah cenderung lebih menekankan kepatuhan kepada figur-figur yang mempunyai otoritas, sedangkan status ekonomi kelas atas dan menengah cenderung menekankan kepada pengembangan inisiatif, keingintahuan, dan kreativitas anak. Hal ini akan mempengaruhi bagaimana proses dari keberlangsungan aktivitas berwirausaha yang dijalankan oleh anak. Pengkuran variabel lingkungan keluarga dilakukan dengan menggunakan angket tertutup dengan berdasarkan pada indikator yang telah ditentukan di atas. 2.4 Keberhasilan Usaha

2.4.1 Pengertian Keberhasilan Usaha

Universitas Sumatera Utara 19 Menurut Nasution 2001, sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah. Menurut Suyanto 2010:179 keberhasilan usaha industri kecil di pengaruhi oleh berbagai faktor. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari setiap pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan dalam pencapaian maksud atau tujuan yang diharapkan. Sebagai ukuran keberhasilan usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti: kinerja keuangan dan image perusahaan. Menurut Glancey dalam Sony Heru Priyanto 2009:73 Wirausaha yang memiliki kemampuan mengambil keputusan yang superior akan dapat meningkatkan performansi usaha seperti peningkatan profit dan petumbuhan usaha.

2.4.2 Indikator Keberhasilan Usaha

Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Noor 2007:397 adalah sebagai berikut : 1. Laba Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara pendapatan dengan biaya. 2. Produktivitas dan Efisiensi Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan menentukan besar kecilnya produksi. Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada Universitas Sumatera Utara 20 akhirnya menentukan besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh. 3. Daya Saing Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila dapat mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing. 4. Kompetensi dan Etika Usaha Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan pengalaman secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman. 5. Terbangunnya citra baik Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust external. Trust internal adalah amanah atau trust dari segenap orang yang ada dalam perusahaan. Sedangkan trust external adalah timbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat luas, bahkan juga pesaing.

2.4.3 Faktor Keberhasilan Usaha

Menurut Hendro 2011:47 ada beberapa faktor keberhasilan usaha, yaitu : 1. Faktor Peluang Seorang wirausahawan harus membuat dan menemukan strategi yang tepat untuk usahanya. Wirausahawan harus menciptakan peluang yang tidak yang bersifat momentum tetapi benar-benar peluang bisnis. Universitas Sumatera Utara 21 2. Faktor Manusia SDM Ada 5 faktor kesuksesan operasional usaha yaitu: a. SDM yang berkualitas b. SDM yang handal sebagai manajer yang hebat c. Controller yang hebat mencakup quality control, financial control, serta supervisor. d. SDM yang hebat dalam memasarkan dan menjual e. Faktor kepemimpinan yaitu leadership. 3. Faktor Keuangan Faktor keuangan sangat penting bagi kelangsungan usaha. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah: a. Pengendalian biaya dan anggaran b. Pencairan dana modal kerja, dana investasi, dan dana lainnya. c. Perencanaan dan penetapan harga produk, biaya perinciannya, rugi laba, dan lain-lain. d. Perhitungan rasio keuangan sehingga risiko keuangan bias dikendalikan dengan baik, seperti rasio kecukupan modal, rasio likuiditas, rasio hutang, dan lain lain. e. Struktur biaya seperti margin batas kontribusi, laba berbanding penjualan, biaya berbanding penjualan, dan lain-lain. 4. Faktor Organisasi Ibarat sebuah pohon yang memiliki batang yang kokoh dan kuat, organisasi usaha itu harus terstruktur dengan baik. Organisasi sangat penting buat Universitas Sumatera Utara 22 karyawan dan Anda. Adapun hal-hal yang perlu diketahui dan dilaksanakan oleh karyawan adalah sebagai berikut: a. Jenis pekerjaan yang harus dilakukan. b. Batasan uraian tugas, wewenang, hak, dan tanggung. c. Hubungan pekerjaan dengan teman-temannya. d. Batasan yang jelas antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain. e. Organisasi akan menguntungkan dan sebagai faktor kesuksesan sebuah usaha. 5. Faktor perencanaan Sebuah organisasi harus memahami bahwa bekerja tanpa rencana berarti berjalan tanpa tujuan yang jelas. Contohnya : a. Perencanaan visi, misi strategi jangka panjang, dan strategi jangka pendek. b. Perencanaan operasional dan program-program pemasaran. 6. Faktor pengelolaan usaha Pengelolaan usaha mencakup : a. Menyusun organisasi b. Mengelola SDM c. Mengelola asset d. Membuat jadwal usaha dan kegiatan e. Menetapkan jumlah tenaga kerja f. Mengatur distribusi barang g. Mengendalikan persediaan barang h. Mengendalikan mutu produk Universitas Sumatera Utara 23 7. Faktor pemasaran dan penjualan Dalam konteks ini, penjualan dan pemasaran adalah ‘lokomotif’ bagi ‘gerbong-gerbong’ lainnya seperti keuangan, personalia, produksi, distribusi, logistic, pembelian, dalm lain-lain. Faktor pemasaran dan penjualan memainkan peranan penting bagi kelancaran usaha. 8. Faktor Administrasi Pencatatan dan dokumentasi yang baik dan pengumpulan serta pengelompokan data administrasi. 9. Faktor perarturan pemerintah, politik, social, ekonomi, dan budaya lokal. Faktor ini berpengaruh banyak karena usaha juga berhubungan dengan: a. Peraturan pemerintah dan peraturan daerah seperti pajak, retribusi, pendapatan daerah, dan lain-lain. b. Legalitas dan perizinan. c. Situasi ekonomi dan politik. d. Perkembangan budaya lokal yang harus diikuti. e. Lingkungan sosial yang berbeda di setiap daerah. f. Faktor-faktor pendamping lainnya. 10. Catatan bisnis Catatan usaha atau bisnis akan membantu kita mengetahui sejauh mana kita menjalankan usaha, contoh catatan bisnis yaitu keuangan : neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan modal, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara 24

2.4.4 Fungsi-Fungsi Kegiatan yang Terkait Keberhasilan Usaha

Ada beberapa fungsi kegiatan yang terkait dengan kinerja perusahaan, yaitu strategi perusahaan, pemasaran, operasional, sumber daya manusia, dan keuangan. 1. Strategi Perusahaan. Strategi perusahaan terkait dengan misi perusahaan, strategi usaha yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan dan lingkungan usaha. Strategi usaha mencakup perencanaan, implementasi, dan pengawasan. Menurut Husein Umar dalam Suntoro 1999:56 komponen-komponen yang dipakai untuk menganalisis strategi perusahaan terdiri dari dimensi kekuatan usaha dan dimensi daya tarik perusahaanindividu. Dimensi kekuatan usaha terdiri dari harga produk, jumlah outlet, omzet tiap bulan, potensi penjualan perbulan dan jumlah pengunjung di outlet tempat penjualan. 2. Pemasaran. Peran utama dalam manajemen pemasaran antara lain adalah membuat keputusan mengenai aspek-aspek pemasaran. Menurut Husein Umar dalam Suntoro 1999:56 evaluasi aspek pemasaran diarahkan untuk mendapatkan informasi mengenai faktor tertentu dibandingkan dengan target atau rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, misalnya : a. Segmentasi, terget, dan posisi produk di pasar. b. Strategi bersaing yang ditetapkan. c. Kegiatan pemasaran melalui bauran pemasaran. d. Nilai penjualan. Universitas Sumatera Utara 25 e. Market share yang dikuasai perusahaan. 3. Operasional. Hal-hal yang menyangkut operasional perusahaan antara lain ; a. Kualitas produk. b. Teknologi yang digunakan. c. Kapasitas produksi. d. Persediaan bahan baku dan barang jadi. 4. Sumber Daya Manusia. Menurut Husein Umar dalam Suntoro 1999:56 beberapa penting dari sumber daya manusia yang perlu di evaluasi antara lain mengenai produktivitas kerja, motivasi kerja, kepuasan kerja, pelatihan dan pengembangan, serta kepemimpinan. Program pelatihan ditujukan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan ternik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang, sedangkan pengembangan bertujuan untuk menyiapkan pegawainya memangku jabatan tertentu di masa yang akan datang. Program pelatihan dan pengembangan bertujuan antara lain untuk menutupi gap antara kecakapan karyawan dan permintaan jabatan selain meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja karyawan dalam mencapai sasaran kerja. 5. Keuangan. Menurut Martin dalam Suntoro 1999:56 bidang studi keuangan yang semula bersifat deskriptif dengan penekanan pada merger, peraturan pemerintah, dan cara-cara meningkatkan modal, telah berkembang menjadi suatu bidang studi komprehensif yang mempelajari semua aspek pencarian dan penggunaan dana Universitas Sumatera Utara 26 secara efisien. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi pemegang sahamnya, terwujud berupa upaya peningkatan atau memaksimalkan nilai pasar atas harga saham perusahaan yang bersangkutan. Tujuan ini bersifat garis besar, karena pada praktiknya tujuan lebih memahaminya, pertama-tama kita akan menelaah apa yang sebenarnya yang disebut sebagai memaksimalisasi laba serta berbagai hambatan dan rintangan yang menghadangnya. Selanjutnya kita akan mengalihkan perhatian kita kepada tujuan memaksimalisasi kekayaan para pemegang saham.

2.5 UMKM Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, UMKM memiliki kriteria sebagai berikut: a. Usaha Mikro, yaitu usaha produktif milik`orang perorangan atau badan usaha milik perorangan yang memenuhi kriteria yakni: i. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000 lima puluh juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. ii. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000 tiga ratus juta rupiah b. Usaha Kecil, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai Universitas Sumatera Utara 27 atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria yakni: i. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau ii. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 tiga ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah. c. Usaha Menengah, yaitu usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria: i. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau ii. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 dua milyar lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 lima puluh milyar rupiah. Universitas Sumatera Utara 28

2.5 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1