Karakteristik Responden Intensitas Kebisingan

55

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan karakteristik responden dari pekerja yang dilihat melalui tabel frekuensi menunjukkan bahwa sebanyak 21 orang yang berusia 31 tahun 36,2 dan 29 orang berusia 42 tahun 50 . Hal ini menunjukkan bahwa banyak perkeja yang sudah memasuki usia produktif yg masih aktif bekerja ketimbang pekerja yang belum memasuki usia produktif nya, sehingga memungkinkan pekerja untuk dapat mengalami stress yg diakibatkan oleh lingkungan kerjanya tersebut. Berdasarkan masa kerja dapat dilihat melalui tabel frekuensi menunjukkan bahwa pekerja dengan masa kerja 10 tahun sebanyak 26 orang 44,8 dan pekerja dengan masa kerja 16 tahun sebanyak 28 orang 48,3. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja yang memiliki masa kerja lebih dari 15 tahun lebih banyak pengalaman terhadap pekerjaannya.

5.2. Intensitas Kebisingan

Berdasarkan hasil pengukuran intensitas kebisingan yang dilakukan oleh Balai Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sumatera Barat Tahun 2015 di Pabrik Kelapa Sawit PTPN III Kebun Rambutan,diketahui bahwa terdapat 3 stasiun yang memiliki intensitas kebisingan diatas NAB Nilai Ambang Batas menurut Permenakertrans No. 13MEN2011 yaitu 85 dBA. Adapun 3 stasiun tersebut adalah stasiun kamar Universitas Sumatera Utara 56 mesin 90,1 dBA yang memiliki pekerja sebnyak 4 orang dan semua dari pekerja tersebut mengalami stres dengan score diatas ≥60 yaitu dengan no responden 6 yaitu sebesar 83, no responden 7 sebesar 66, no responden 8 sebesar 85, dan no responden 9 sebesar 86. stasiun klarifikasi 87,3 dBA yang memiliki 4 orang pekerja dimana 1 dari pekerja tersebut mengalami stres dengan score diatas ≥ 60, yaitu terdapat pada no responden 12 sebesar 88. dan stasiun digester 90,3 dBA, yang memiliki 5 orang pekerja d imana 2 dari pekerja tersebut mengalami stres dengan score ≥60, yaitu dengan no responden 50 sebesar 63 dan no responden 51 sebesar 76, sehingga semakin meningkatnya nilai ambang batas akan sangat memberi dampak negatif pada kesehatan pegawai. Begitu juga dengan pendapat A.M Sugeng Budiono 2003:100 yang menyatakan bahwa paparan bising dengan intensitas lebih dari 85 dBA yang diterima oleh pegawai selama 8 jam kerjahari dapat berpengaruh pada kesehatan pegawai yaitu salah satunya dapat mengakibatkan stress kerja. Untuk itulah, peneliti menyarankan pada pegawai agar pegawai memakai alat pelindung telinga yang telah disediakan Perusahaan selama bekerja dan menggunakan waktu istirahat sebaik mungkin dengan tujuan memulihkan suara yang diterima oleh telinga selama bekerja Berbagai upaya juga dilakukan oleh PTPN III Kebun Rambutan dalam mengatasi masalah kebisingan di bagian pengolahan yaitu dengan melakukan service yang teratur dan pemakaian alat harus sesuai dengan standart kelayakan alat, sehingga suara yang dihasilkan oleh mesin dapat dikurangi. Selain itu juga, kewajiban untuk memakai APD selama bekerja. Universitas Sumatera Utara 57 Secara teoritis menurut Tarwaka 2004, pengaruh kebisingan intensitas rendah yang berlangsung terus menerus dapat mengakibatkan stres menuju keadaan cepat marah, sakit kepala, gangguan komunikasi, kehilangan konsentrasi sehingga dapat menurunkan performa kerja yang kesemuanya akan bermuara pada kehilangan efisiensi dan produktivitas. Maka semakin tinggi intensitas kebisingan memungkinkan terjadinya penurunan produktivitas kerja seseorang akibat bising dan berlanjut menimbulkan ketulian. NAB kebisingan sebagai faktor bahaya di tempat kerja adalah standar sebagai pedoman pengendaliam agar tenaga kerja masih dapat menghadapinya tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari –hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari dan 5 hari kerja seminggu atau 40 jam seminggu.

5.3. Stres kerja