diberikan oleh pemerintah pusat memerlukan pendanaan yang memadai sehingga urusan tersebut dapat berjalan sebagaimana mestinya.
Mengenai kewenangan yang didapat oleh pemerintah daerah adalah pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dari pemrintah pusat untuk
mengurus daerahnya secara mandiri. Otonomi daerah disini tidak merupakan pendelegasian wewenang, melainkan pemberian atau pelimpahan wewenang.
Dengan demikian si penerima wewenang mempunyai otoritas penuh untuk mengatur dan menjalankannya sesuai dengan cara masing-masing Juli, P,
Saragih. 2003:41. Secara teoritis, kewenangan yang bersumber dari peraturan perundang-
undangan itu diperoleh melalui tiga cara, yaitu:
a. Atribusi
Dalam istilah hukum, atribusi diterjemahkan sebagai “pembagian kekuasaan; dalam kata
atributie van rechtsmacht;
pembagian kekuasaan pada berbagai instansi kompetensi mutlak, sebagai lawan dari
distributie van
rechtmacht”. Salah satu kekuasaan yang diberikan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah kepada pemerintah adalah
atribusi. Mengenai pengertian atribusi Indroharto mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan atribusi adalah pemberian wewenang pemerintah yang baru
oleh suatu ketentuan dalam perundang-undangan baik yang dilakukan oleh
original legislator
ataupun
delegated legislator.
H. Juniarso Ridwan Achmad Sodik Sudrajat 2009:138-139
b. Delegasi
Dalam istilah hukum yang dimaksud dengan delegasi adalah penyerahan wewenang dari jabatan yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah.
Penyerahan seperti ini dianggap tidak bisa dibenarkan selain dengan atau berdasarkan kekuatan. Dalam hal pelimpahan wewenang pemerintahan melalui
delegasi tersebut terdapat syarat-syarat sebagai berikut: 1
Delegasi harus definif dan pemberi delegasi tidak dapat lagi menggunakan sendiri wewenang yang telah dilimpahkan itu.
2 Delegasi harus berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan,
artinya delegasi hanya dimungkinkan kalau ada ketentuan untuk itu dalam peraturan perundang-undangan
3 Delegasi tidak kepada bawahan, artinya dalam hubungan hierarki
kepegawaian tidak diperkenankan adanya delegasi 4
Kewajiban memberikan keterangan penjelasan, artinya delegasi berwenang untuk meminta penjelasan tentang pelaksanaan wewenang
tersebut. 5
Peraturan kebijakan, artinya dengan memberikan instruksi petunjuk tentang penggunaan wewenang tersebut.
c. Mandat
Wewenang yang didapat melalui atribusi dan delegasi bisa dimandatkan kepada badan atau pegawai bawahan jika pejabat yang
memperoleh wewenang itu tidak sanggup untuk melakukan sendiri. HD. Van Wijk dalam H. Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik Sudrajat,
2010:138.menjelaskan arti mandat adalah suatu organ pemerintahan mengizinkan kewenangannya dijalankan oleh oragan lain atas namanya.
Berbeda dengan delegasi, mengenai mandat, pemberi mandat tetap berwenang untuk melakukan sendiri wewenangnya apabila ia menginginkan, dan memberi
petunjuk kepada mandataris tentang apa yang diinginkannya. Mandat atau pemberi mandat tetap bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan oleh
mandataris. Menurut Rasyid dalam J.Kaloh, 2007:9, desentralisasi dan otonomi
daerah mempunyai tempatnya masing-masing. Istilah otonomi lebih pada
political aspect
aspek politik - kekuasaan negara, sedangkan desentralisasi lebih cenderung pada
administrative aspect
aspek administrasi negara. Jika dilihat dari konteks
sharing of power
berbagi kekuasaan, kedua istilah tersebut mempunyai keterkaitan yang erat dan tidak dapat dipisahkan.
Dalam pengertian tersebut, wacana otonomi daerah berarti menyangkut ruang kewenangan untuk menyelenggarakan pemerintahan yang
telah diberikan sebagai wewenang rumah tangga daerah.Ruang kewenangan
penyelenggaraan pemerintahan daerah atau wewenang rumah tangga daerah berarti tidak lain adalah berbicara mengenai substansi dari otonomi daerah.
2. Keuangan Pemerintahan Daerah