Pajak Daerah Retribusi Daerah

e. Pajak Daerah

Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh daerah kepada orang pribadi atau badan tanpa imbalan langsung yang seimbang. Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dapat dipaksakan, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Dalam Pasal 158 ayat 1Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menegaskan tentang pajak daerah dan retribusi daerah ditetapkan. dengan Undang-Undang yang pelaksanaannya di daerah diatur lebih lanjut dengan Perda. Hal ini mengisyaratkan, bahwa pajak daerah dan retribusi daerah harus dilaksanakan berdasarkan Peraturan Daerah. oleh sebab itu Pemerintah Daerah dituntut untuk membuat Peraturan Daerah terkait dengan pajak daerah dan retribusi daerah yang hendak dikelola. Pajak daerah untuk tingkat KabupatenKota yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah sebagaimana di bawah ini: 1 Pajak Hotel 2 Pajak Restoran 3 Pajak Hiburan 4 Pajak Reklame 5 Pajak Penerangan Jalan 6 Pajak Mineral Bukan Logam dan Buatan 7 Pajak Parkir 8 Pajak Air Tanah 9 Pajak Saran Burung Walet 10 Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan; dan 11 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

f. Retribusi Daerah

Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan danatau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Jasa tersebut dapat dikatakan bersifat langsung, yaitu hanya yang membayar retribusi yang menikmati balas jasa dari negara. Retribusi menurut Siahaan 2010;5 adalah pembayaran wajib dari penduduk kepada Negara.Jasa tertentu yang diberikan oleh Negara bagi penduduknya secara perorangan dan beberapa ciri yang melekat pada retribusi daerah yang saat ini dipungut di Indonesia adalah sebagai berikut: 1 Retribusi merupakan pengutan yang dipungut berdasarkan undang-undang yang dan peraturan daerah yang berkenaan 2 Hasil penerimaan retribusi masuk ke kas pemerintahan daerah 3 Pihak yang membayar retribusi mendapatkan kontra prestasi balas jasa secara lansung dari pemerintah daerah atas pembayaran yang dilakukannya. 4 Retribusi terutang apabila ada jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang dinikmati oleh orang atau badan. 5 Sanksi yang dikenakan pada retribusi adalah sanksi secara ekonomis, yaitu jika tidak membayar retribusi, tidak akan memperoleh jasa yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Peraturan Daerah tentang retribusi tidak dapat berlaku surut. Peraturan Daerah tentang retribusi sekurang-kurangnya mengatur ketentuan mengenai: 1 Nama, objek dan subjek retribusi; 2 Golongan retribusi; 3 Cara mengukur tingkat penggunaan jasa yang bersangkutan; 4 Prinsip yang dianut dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi; 5 Struktur dan besarnya tarif retribusi 6 Wilayah pemungutan 7 Tata cara pemungutan; 8 Sanksi administrasi 9 Tata cara penagihan; dan 10 Tanggal mulai berlakunya Peraturan Daerah tentang retribusi dapat mengatur ketentuan mengenai: 1 Masa retribusi; 2 Pemberian keringanan, pengurangan, dan pembebasan dalam hal-hal tertentu atas pokok retribusi danatau sanksi; 3 Tata cara penghapusan piutang retribusi yang kadaluarsa. Peraturan Daerah untuk jenis-jenis retribusi yang tergolong dalam Retribusi perizinan tertentu harus terlebih dahulu disosialisasikan kepada masyarakat sebelum ditetapkan. Tata cara dan mekanisme pelaksanaan sosialisasi Peraturan Daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah. Retribusi daerah yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 adalah sebagaimana di bawah ini: 1 Retribusi Jasa Umum, yang meliputi a. Retribusi Pelayanan Kesehatan b. Retribusi Pelayanan PersampahanKebersihan c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil d. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat e. Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum f. Retribusi Pelayanan Pasar g. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor h. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran i. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Peta j. Retribusi Penyediaan dan atau Penyedot Kakus k. Retribusi Pengolahan Limbah Cair l. Retribusi Pelayanan TeraTera Ulang m. Retribusi Pelayanan Pendidikan, dan n. Retribusi Pengendalian Menara Telokomunikasi 2 Retribusi Jasa Khusus, yang meliputi: a. Retribusi Pemakaian Jasa daerah b. Retribusi Pasar Grosir dan atau Pertokoan c. Retribusi Tempat Pelelangan d. Retribusi Terminal e. Retribusi Tempat Khusus Parkir f. Retribusi Tempat PenginapanPesanggarahanVilla g. Retribusi Rumah Potong Hewan h. Retribusi Pelayanan Kepelabuhanan i. Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga j. Retribusi Penyebrangan di Air; dan k. Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah 3 Retribusi Perizinan Tertentu, yang meliputi: a. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan b. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol c. Retribusi Izin Gangguan d. Retribusi Izin Trayek; dan e. Retribusi Izin Usaha Perikanan

g. Hasil perusahaan dan pengelolaan kekayaan daerah yang

Dokumen yang terkait

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

3 82 84

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Kinerja Eksekutif di Kota Medan

3 64 152

Hubungan Wakil dengan yang Diwakili (Studi Perbandingan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara Periode 1999-2004 dengan Periode 2004-2009)

1 45 101

Hak Recall Partai Politik Terhadap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Korelasinya Dengan Pelaksanaan Teori Kedaulatan Rakyat.

8 114 110

Minat Menonton anggota Dewan Perwakilan Daerah Tapanuli Selatan terhadap Berita Politik Di Metro TV ( Studi Korelasi Tentang Tayangan Berita Politik Dan Minat Menonton Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan Terhadap Metro TV )

1 39 143

Strategi peningkatan pendapatan asli daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Kepulauan Sula:

1 37 279

TINJAUAN PUSTAKA PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG NEGERI DI KABUPATEN MALUKU TENGAH.

0 2 13

TESIS FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA PROVINSI MALUKU UTARA.

0 7 16

PENDAHULUAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA PROVINSI MALUKU UTARA.

0 3 22

DAFTAR PUSTAKA A. Buku FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA PROVINSI MALUKU UTARA.

0 5 4