Obyek Pengawasan Tinjauan Terhadap Pengawasan

Anggaran diperoleh dari uang rakyat yang dipungut melalui Pendapatan Asli Daerah PAD seperti pajak daerah, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Juga diperoleh dari dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah yang dapat berupadana hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak. Untuk itu Anggaran daerah APBD harus mengacu pada prinsip-prinsip berikut, Mardiasmo, 2002:67-68 otorisasi oleh legislatif, komprehensif, keutuhan anggaran, nondiscretionary appropriatio n, periodik, akurat, jelas dan diketahui publik.

4. Obyek Pengawasan

Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar. Salah satu kriteria penting untuk mengetahui secara nyata kemampuan Daerah dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya adalah kemampuan self supporting dalam bidang keuangan. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah menetapkan ketentuan-ketentuan pokok yang memberikan pedoman kebijaksanaan dan arahan bagi Daerah dalam pelaksanaan pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Selain itu juga menetapkan pengaturan yang cukup rinci untuk menjamin prosedur umum perpajakan dan Retribusi Daerah. Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sebagai subsistem Pemerintahan Negara dimaksudkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna penyelenggaraan Pemerintahan dan pelayanan Masyarakat sebagai Daerah Otonomi. Dalam rangka mengoptimalisasikan Pendapatan Asli Daerah, Retribusi Daerah yang terdiri: Retribusi Jasa Umum antara lain Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Persampahan, Jasa Usaha dan Retribusi Perijinan tertentu merupakan sektor yang sangat besar untuk digali dan diperluas pengelolaannya. Pemerintah Daerah diharapkan lebih mampu mengawasi sumber-sumber keuangan ini untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan dan pembangunan di daerahnya. Tuntutan peningkatan PAD semakin besar seiring dengan semakin banyaknya kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan kepada daerah disertai pengalihan personil, peralatan, pembiayaan dan dokumentasi P3D ke daerah dalam jumlah besar. Anggaran diperoleh dari uang rakyat yang dipungut melalui Pendapatan Asli Daerah PAD seperti pajak daerah, retribusi, hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah. Aggaran juga diperoleh dari dana perimbangan dan lain-lain pendapatan yang sah seperti dana hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak. Untuk itu Anggaran daerah APBD harus mengacu pada prinsip-prinsip berikut, Mardiasmo, 2002: 67-68 otorisasi oleh legislatif, komprehensif, keutuhan anggaran, nondiscretionary appropriatio n, periodik, akurat, jelas dan diketahui publik. Untuk dapat memiliki keuangan yang memadai dengan sendirinya Daerah membutuhkan sumber keuangan yang cukup pula. Dalam Pasal 6 Ayat 1 huruf a sampai huruf d Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ditentukan bahwa : Pendapatan Asli Daerah PAD Daerah sendiri, yang terdiri dari: a. Pajak Daerah; b. Retribusi Daerah; c. Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan; dan d. Sumber PAD lainnya yang sah; Dari ketentuan tersebut di atas maka pendapatan Daerah dapat dibedakan ke dalam dua jenis yaitu: Pendapatan Asli Daerah dan pendapatan non-asli Daerah. Di samping itu dalam Pasal 7, Pasal 8 dan Pasal 9, menegaskan pada bentuk pemungutannya. Sejalan dengan upaya untuk menerapkan secara penuh anggaran berbasis kinerja di sektor publik, perlu pula dilakukan perubahan klasifikasi anggaran agar sesuai dengan klasifikasi yang digunakan secara internasional. Perubahan dalam pengelompokan transaksi pemerintah tersebut dimaksudkan untuk memudahkan pelaksanaan anggaran berbasis kinerja, memberikan gambaran yang objektif dan proporsional mengenai kegiatan pemerintah, menjaga konsistensi dengan standar akuntansi sektor publik, serta memudahkan penyajian dan meningkatkan kredibilitas statistik keuangan pemerintah.

5. Kewenangan DPRD Dalam Pengawasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Belanja Modal Dan Pendapatan Asli Daerah (Pad) Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Sumatera Utara

3 82 84

Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Kinerja Eksekutif di Kota Medan

3 64 152

Hubungan Wakil dengan yang Diwakili (Studi Perbandingan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara Periode 1999-2004 dengan Periode 2004-2009)

1 45 101

Hak Recall Partai Politik Terhadap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Dalam Korelasinya Dengan Pelaksanaan Teori Kedaulatan Rakyat.

8 114 110

Minat Menonton anggota Dewan Perwakilan Daerah Tapanuli Selatan terhadap Berita Politik Di Metro TV ( Studi Korelasi Tentang Tayangan Berita Politik Dan Minat Menonton Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tapanuli Selatan Terhadap Metro TV )

1 39 143

Strategi peningkatan pendapatan asli daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Kepulauan Sula:

1 37 279

TINJAUAN PUSTAKA PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG NEGERI DI KABUPATEN MALUKU TENGAH.

0 2 13

TESIS FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA PROVINSI MALUKU UTARA.

0 7 16

PENDAHULUAN FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA PROVINSI MALUKU UTARA.

0 3 22

DAFTAR PUSTAKA A. Buku FUNGSI PENGAWASAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN KEPULAUAN SULA PROVINSI MALUKU UTARA.

0 5 4