BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Sebagian besar responden 69 sudah pernah mendengar atau mengetahui
tentang penggunaan pembayaran non tunai, dan hanya sebagian kecil saja 31 yang belum pernah mendengar atau mengetahuinya. Namun
walaupun sebagian besar responden ini mengetahui tentang penggunaan pembayaran non tunai, pemahamannya mengenai berbagai instrumen
pembayaran non tunai masih sebatas pada kartu ATM saja. Sedangkan pada instrumen lainnya seperti kartu kredit dan e-moneye-payment, pemahaman
responden masih ragu-ragu. Hal ini disebabkan karena fasilitas untuk kartu tersebut masih kurang serta kurangnya keingintahuan masyarakat untuk
mengenal instrumen tersebut. b.
Dalam hal pemahaman arti dan fungsi penggunaan pembayaran non tunai sebagian besar responden 45,4 paham atau setuju, sedangkan
pemahaman tentang manfaat penggunaan pembayaran non tunai sebagian besar responden 48,5 paham atau setuju. Artinya sebagian besar
masyarakat sebenarnya mengetahui tentang penggunaan pembayaran non tunai, namun masih kurang dalam hal pelaksanaan. Hal ini dibuktikan dari
Universitas Sumatera Utara
pemahaman responden tentang cara menggunakan instrumen non tunai, sebagian besar 33 sangat tidak paham.
c. Untuk memperluas penggunaan pembayaran non tunai, media yang paling
baik digunakan adalah melalui temankeluargasaudara.
5.2. Saran
Saran yang dapat dijadikan sebagai masukan adalah sebagai berikut : a.
Potensi pengembangan sistem pembayaran non tunai ternyata cukup besar pada masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara. Hal ini terlihat dari antusiasme
masyarakat yang sudah memanfaatkan beberapa instrumen pembayaran non tunai walaupun masih sebatas kartu ATM saja.
b. Untuk lebih mempercepat pengembangan dan meningkatkan pemahaman
masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara dalam penggunaan pembayaran non tunai, sangat dibutuhkan sosialisasi secara luas dengan menggunakan
saluran atau media yang efektif seperti melalui temankeluargasaudara. Peran anggota keluarga sangat dibutuhkan dalam penggunaan pembayaran
non tunai ini, terutama bagi yang sudah berpengalaman menggunakannya. Menyampaikan informasi dan pengalaman yang baik dalam menggunakan
instrumen pembayaran non tunai akan merubah pemikiran anggota keluarga lain bahwa sistem pembayaran non tunai sangat aman, murah, dan nyaman
digunakan. Sehingga lewat informasi dan pengalaman yang baik dari anggota keluarga bisa disampaikan kembali kepada saudara, teman atau
Universitas Sumatera Utara
lingkungan masyarakat bahwa penggunaan pembayaran non tunai merupakan sistem pembayaran yang paling efektif digunakan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemahaman 2.1.1.Definisi Pemahaman
Secara umum pemahaman adalah usaha konsumen untuk mengartikan atau menginterpretasikan stimulus. Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia
pemahaman adalah sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar. Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya 1 pengertian; pengetahuan
yang banyak, 2 pendapat, pikiran, 3 aliran; pandangan, 4 mengerti benar akan; tahu benar akan; 5 pandai dan mengerti benar. Apabila mendapat
imbuhan me- i menjadi memahami, berarti: 1 mengerti benar akan; mengetahui benar, 2 memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe- an menjadi pemahaman,
artinya 1 proses, 2 perbuatan, 3 cara memahami atau memahamkan mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.
Pemahaman memiliki arti yang lebih tinggi dari pengetahuan. Nana Sudjana, 1992: 24 menyatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan kedalam 3
kategori, yaitu: 1 tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan
prinsip-prinsip, 2 tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau
menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang
Universitas Sumatera Utara
pokok dengan yang tidak pokok dan 3 tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ekstrapolasi.
Memiliki pemahaman tingkat ekstrapolasi berarti seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada
pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau simbol, serta kemampuan membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan
konsekuensinya. Sejalan dengan pendapat diatas, Suke Silversius, 1991: 43-44 menyatakan bahwa
pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu: 1 menerjemahkan translation, pengertian menerjemahkan disini bukan saja pengalihan
translation, arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain, dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik
untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep yang dirumuskan dengan kata-kata kedalam gambar grafik dapat dimasukkan
kategori
menerjemahkan, 2
menginterpretasi interpretation,
kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi, 3
mengekstrapolasi extrapolation, agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan
intelektual yang lebih tinggi.
2.1.2.Indikator-indikator Pemahaman
Menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Olson dalam bukunya “Comsumer Behavior
” tahun 2000, indikator yang menunjukkan pemahaman seseorang terhadap barang atau jasa adalah pengetahuan dalam ingatan, keterlibatan, dan
lingkungan. Hal tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1.
Pengetahuan Produk Meliputi pengetahuan konsumen tentang ciri: berupa bentuk, ukuran, warna,
dan ciri khas lainnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Pemahaman Arti dan Fungsi
Dalam hal keterlibatan konsumen memiliki pengaruh besar terhadap motivasi memahami informasi dan pengetahuan konsumen tentang arti,
fungsi, manfaat, dimana, serta pada saat kapan suatu produk digunakan. 3.
Pemahaman Cara Menggunakan Dimana konsumen harus paham bagaimana prosedur penggunaan suatu
produk. 4.
Pemahaman tentang Resiko Konsumen juga harus mengerti tentang resiko penggunaan suatu produk.
Artinya konsumen harus mengetahui sistem keamanan produk, penggunaan yang salah akan dapat merugikan konsumen dan produsen.
2.1.3.Aspek-aspek yang Mempengaruhi Pemahaman Konsumen
Aspek-aspek yang dapat mempengaruhi pemahaman konsumen terhadap suatu produk atau jasa diperoleh dari hasil pembelajaran sebagai berikut:
a. Pembelajaran Kognitif Cognitive learning
Didefinisikan sebagai proses dimana orang membentuk asosiasi diantara konsep,
belajar urutan
konsep seperti,
menghapalkan daftar,
menyelesaikan masalah, dan mendapatkan masukan. Pembelajaran seperti ini melibatkan hipotesis intuisi
– proses pembangkitan dimana orang mengadaptasi kepercayaan mereka untuk membuat data baru menjadi masuk
akal. Jadi, pembelajaran kognitif adalah sebuah proses aktif dimana orang berusaha untuk mengendalikan informasi yang mereka dapatkan.
Universitas Sumatera Utara
b. Pembelajaran Melalui Pendidikan Learning throught education
Pembelajaran melalui pendidikan melibatkan perolehan informasi dari perusahaan melalui iklan, wiraniaga, dan usaha konsumen sendiri dalam
mencari data. c.
Pembelajaran Melalui Pengalaman Learning throught experience Adalah memperoleh pengetahuan melalui kontak nyata dengan produk.
Pembelajaran melalui pengalaman umumnya merupakan sarana yang lebih efektif untuk mendapatkan pengetahuan bagi konsumen. Pembelajaran ini
mempromosikan pencarian kembali dan pengingatan yang lebih baik karena konsumen terlibat dalam pengalaman pembelajaran, dan informasi yang
diperoleh lebih jelas, konkret, dan penting.
2.1.4.Variasi Pemahaman
Menurut J. Paul Peter dan Jerry C. Olson dalam bukunya “Consumer Behavior
” tahun 2000, proses pemahaman konsumen dapat berbeda dalam empat hal yang penting: 1 pemahaman dapat terjadi secara otomatis atau terkontrol, 2
dapat menghasilkan sedikit atau banyak arti, dan 4 dapat menciptakan ingatan yang lebih lemah atau lebih kuat.
a. Pemrosesan Otomatis Automatic Processing