Tabel 2.1. SIR Standard Indonesian Rubber No
Komponen Sir 5L
Sir 5 Sir 10 Sir 20 Sir 50
1 2
3 4
5 6
7 Kadar kotoran maksimum
Kadar abu maksimum Kadar zat arsiri maksimum
PRI minimum Plastisitas – P
minimum Limit warna skala lobibond
maksimum Kode warna
0,05 0,50
1,0 60
30 6
hijau 0,05
0,50 1,0
60 30
-
hijau 0,10
0,75 1,0
50 30
-
coklat 0,20
1,00 1,0
40 30
-
merah 0,50
1,50 1,0
30 30
-
kuning Sumber : Thio Goan Loo,1980
2.5.3 Karet Alam SIR 10
Karet alam SIR 10 berasal dari koagulan lateks yang mudah menggumpal atau hasil olahan seperti lum, sit angin, getah keping, sisa dan lain-lain, yang diperoleh
dari perkebunan rakyat dengan asal bahan baku yang sama dengan koagulum. Langkah-langkah dalam proses pengolahan karet alam SIR 10 yaitu
dengan pemilihan bahan baku yang baik, koagulum lum mangkok, sleb, sit angin, getah sisa, dll. Kemudian dilakukan pembersihan dan pencampuran. Proses
pengeringan dilakukan selama 10 hari sampai 20 hari. Kemudian dilakukan proses peremahan, pengeringan, pengemasan bandela setiap bandela 33 kg atau 35 kg
dan karet alam SIR 10 siap untuk diekspor Ompusunggu, 1987.
2.5.4 Vulkanisasi
Vulkanisasi merupakan istilah umum yang diterapkan ke reaksi ikat silang polimer-polimer, khususnya elastomer. Reaksi ikat silang terinisiasi peroksida
dari polimer-polimer jenuh seperti polietilena. Tidak semua polimer-polimer vinil bisa diikat silang dengan peroksida, sebagai contoh polipropilena dan poli vinil
klorida lebih mudah mengalami degadrasi daripada ikat silang. Metode vulkanisasi tertua, yang ditemukan secara terpisah pada tahun
1839 oleh Goodyear di USA dan Maclntosch dan Hancock di Inggris, menggunakan unsur belerang. Pada prinsipnya mekanismenya berupa mekanisme
ionik, yang melibatkan adisi ke ikatan rangkap dua untuk membentuk suatu zat
Universitas Sumatera Utara
antara ion sulfonium yang kemudian mengabstraksi ion hidrida atau menyerahkan proton untuk membentuk kation-kation baru yang mempropagasi reaksi tersebut.
Terminasi terjadi melalui reaksi antara anion sulfenil dan karbokation. Laju vulkanisasi dengan belerang, pada umumnya dinaikkan dengan
menambah akselerator-akselerator seperti garam-garam seng dari asam ditiokarbamat atau senyawa-senyawa organobelerang seperti disulfide. Senyawa-
senyawa lain, khususnya seng oksida dan asam stearat, juga ditambahkan sebagai aktivator.Steven,2001
2.6.Komposit
Komposit merupakan material yang tersusun dari gabungan dua atau lebih komponen yang berbeda. Batasan pada polimer, pengertian ini termasuk
kopolimer plastik yang memperkuat, Carbon black yang diisi karet dan sebagainya Bhatnagar,2004
Material komposit didefinisikan sebagai kombinasi antara dua material atau lebih yang berbeda bentuk, komposisi kimia, dan tidak saling melarutkan
antar material. Material yang satu berfungsi sebagai penguat dan material yang lain berfungsi sebagai pengikat untuk menjaga kesatuan unsur-unsurnya.
Sedangkan penggabungan dua atau lebih material dengan pengisi filler dari bahan-bahan alami disebut dengan biokomposit. Dalam penyusunan komposit,
salah satu material penyusun dapat ditentukan fraksi volume untuk mendapatkan sifat akhir yang diinginkan. Secara umum terdapat dua kategori material penyusun
komposit yaitu matriks dan reinforcement. Adapun pembagian komposit berdasarkan bentuk penguatnya yaitu :
1. Komposit partikal particulate composites merupakan komposit yang
menggunakan partikel serbuk sebagai penguatnya dan terdistribusi secara merata dalam matriksnya.
2. Komposit serat merupakan komposit yang terdiri dari serat dan matriks
dimana fungsi serat sebagai penopang kekuatan komposit. 3.
Komposit lapis laminates composites merupakan komposit yang terdiri dari dua lapis atau lebih yang digabung menjadi satu dan setiap lapisnya
mempunyai karakteristik sifat sendiri Jones,1975.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Bahan Tambahan additive