Scanning Electron Microscopy Uji Tarik

yang memiliki stereokimia atau distribusi rangkaian monomer yang bervariasi, karena perbedaan demikian biasanya menghasilkan spektrum-spektrum yang berbeda. Di mana spektrum-spektrum komparatif tidak tersedia, pengetahuan ke struktur polimer bisa diperoleh melalui pertimbangan yang wajar terhadap pita- pita absorpsi gugus fungsional , atau dengan membandingan spektrum dengan spektrum senyawa-senyawa model berat molekul rendah yang siap terkarakterisasi dengan struktur yang mirip. Lepas dari perbedaan-perbedaan yang diharapkan dalam daerah tekukan C-H aromatik 650-900 cm -1 yang timbul dari cincin-cincin benzena para-disubstitusi versus monosubstitusi, spektrum- spektrum tersebut cukup sebanding. FT-IR sangat berguna karena spektrum-spektrum bisa di-scan, disimpan, dan ditransformasikan dalam hitungan detik, teknik ini memudahkan penelitian- penelitian reaksi-reaksi polimer seperti degradasi atau ikat silang. Persyaratan- persyaratan ukuran sampel yang sangat kecil mempermudah kopling instrumen FT-IR dengan suatu mikroskop untuk analisis bagian-bagian sampel polimer yang sangat terlokalisasi Steven,2001.

2.9.2. Scanning Electron Microscopy

SEM berbeda dengan mikroskopi elektron transmisi TEM dalam hal bahwa suatu berkas insiden elektron yang sangat halus di-scan menyilangi permukaan sampel dalam sinkronisasi dengan berkas tersebut dalam tabung sinar katoda. Elektron-elektron yang terhambur digunakan untuk memproduksi sinyal yang memodulasi berkas dalam tabung sinar katoda, yang memproduksi suatu citra dengan kedalaman medan yang besar dan penampakan yang hampir tiga dimensi . Dalam penelitian morfologi permukaan SEM terbatas pemakainannya, tetapi memberikan informasi yang bermanfaat mengenai topologi permukaan dengan resolusi sekitar 100 Å. Aplikasi-aplikasi yang khas mencakup penelitian disperse-dispersi pigmen dalam sel, pelepuhan atau peretakan koting, batas-batas fasa dalam polipaduan yang tak dapat campur, struktur sel busa-busa polimer, dan kerusakan pada bahan perekat. SEM teristimewa berharga dalam mengevaluasi betapa penanaman implant bedah polimerik bereaksi baik dengan lingkungan bagian tubuhnya Steven, 2001. Universitas Sumatera Utara

2.9.3. Uji Tarik

Sifat mekanis biasanya dipelajari dengan mengamati sifat kekuatan tarik σ t menggunakan alat pengukur tensometer atau dinamometer, bila terhadap bahan diberikan tegangan. Secara praktis, kekuatan tarik diartikan sebagai besarnya beban maksimum F maks yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan, dibagi dengan luas penampang bahan. Karena selama di bawah pengaruh tegangan, spesimen mengalami perubahan bentuk deformasi maka definisi kekuatan tarik dinyatakan dengan luas penampang semula Ao. σ t = ����� �� 2.1 Selamaperubahanbentuk,dapatdiasumsikanbahwa volume spesimentidakberubah.Perpanjanganteganganpadasaatbahanterputusdisebutkemul uran.Besarankemuluran ε dapatdidefenisikansebagaiberikut : ε = �−�� �� x 100 2.2 keterangan :l = panjangspecimenmula-mula mm l = panjang spesimen saat putus mm ε = Kemuluran Wirjosentono, 1995 2.9.4.Persentase Ikat Silang Derajat ikat silang dalam karet dapat ditentukan setelah sokletasi dengan sikloheksana mendidih selama 8 jam.Sampel dikeringkan pada suhu 80°C selama 30 menit dan ditimbang. Persentase ikat silang dalam campuran kemudian dihitung dengan rumus sebagai berikut : ���� ������ = �� �� × ��� 2.3 Dimana Wg dan Wo adalah berat sampel setelah dan sebelum sokletasi. Persentase Ikat silang yang dihasilkan menandakan adanya interaksi yang kuat antara komponen campuran. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemajuan penelitian polimer berkembang pesat saat ini, salah satu penelitian polimer yang menarik adalah Interpenetrating Polymer Network IPN. Interpenetrating Polymer Network IPN mulai berkembang dan banyak diteliti sejak tahun 90-an dari berbagai universitas dan beberapa ahli yang mempelajari polimer. Perkembangan IPN telah menghasilkan beberapa jenis, yaitu berdasarkan ikatan kimia dan berdasarkan susunan pola. Dimana IPN berdasarkan ikatan kimia terbagi atas ikatan kovalen termasuk Semi IPN dan ikatan non kovalen yaitu Semi IPN dan Full IPN. Sedangkan berdasarkan susunan pola, Interpenetrating Polymer Network terbagi atas Novel IPN, Sequential IPN, Semi IPN, dan Simultaneous IPN.Full IPN adalah dua atau lebih bahan polimer yang dibentuk dalam bentuk jaringan satu sama lain. Perpaduan ini akan menghasilkan tumpang tindih antara jaringan yang satu dengan jaringan yang lain. Sesuai dengan teorinya IPN merupakan gabungan dua atau lebih bahan polimer yang membentuk jaringan, dalam penelitian ini bahan polimer yang akan dibentuk adalah Poliuretan-Karet Alam SIR-10 dengan penambahantitanium dioksida. Poliuretan dapat dipakai dalam berbagai aplikasi misalnya bahan perekat, pelapis, elastomer, busa-busa fleksibel yang dipakai sebagai isolator, panel pelindung pada mobil dan yang lainnya serta busa-busa fleksibel yang kuat. Sumatera Utara merupakan daerah yang kaya akan hasil perkebunannya baik kelapa sawit maupun karet alam. Karet atau elastomer merupakan polimer yang memperlihatkan resiliensi daya pegas atau kemampuan meregang dan kembali ke keadaan semula dengan cepat. Karet alam tersusun dalam bentuk- bentuk yang berbeda, tetapi sejauh ini yang paling penting adalah tersusun dari cis -1,4-poliisoprena. Universitas Sumatera Utara