Analisa Sifat Morfologi Komposit IPN dengan Uji SEM

4.4. Analisa Sifat Morfologi Komposit IPN dengan Uji SEM

Morfologi permukaan suatu sampel dapat dilihat dengan menggunakan Scanning Electron Microscopy SEM. Untuk analisa ini sampel yang digunakan adalah komposit IPN pada perbandingan 66 : 34 phr campuran Karet Alam-Poliuretan yang ditambahkan bahan pengisi Titanium Dioksida yang memiliki sifat mekanik yang paling baik optimum. Adapun hasil foto SEM-nya dapat ditunjukkan pada gambar 4.9 berikut dengan perbesaran 300 kali. Gambar 4.9. Hasil Foto SEM Dari Komposit IPN Karet Alam SIR-10 dan Poliuretan dengan Penambahan Titanium Dioksida pada Perbandingan 66 : 34 phr dengan perbesaran 300x dan perbesaran 600x Berdasarkan hasil analisis menggunakan SEM terlihat permukaan komposit IPN pada perbandingan 66 : 34 phr campuran Karet Alam-Poliuretan yang ditambahkan bahan pengisi Titanium Dioksida pada perbandingan 66 : 34 phr dengan perbesaran 300 kali dan 600 kali menunjukkan bahwa permukaan komposit IPN tersebut terlihat membentuk fasa homogen antara Karet Alam, Poliuretan dan Titanium Dioksida. Butiran-butiran titanium dioksida terdispersi secara merata ke dalam campuran karet alam dengan poliuretan dan butiran- Universitas Sumatera Utara butiran titanium dioksida tersebut tidak mengalami destrukturisasi selama pencampuran berlangsung, karena pada komposit IPN hanya terjadi ikatan antar muka saja. Menurut Savetiana, S.2013, bahan pengisi mempengaruhi kekuatan tarik sehubung dengan adanya ikatan antar muka. Gambar 4.10 dibawah ini adalah hasil analisis SEM dari komposit IPN dengan penambahan titanium dioksida dengan perbandingan 82 : 18 phr yang memiliki sifat mekanik minimum dengan perbesaran 300 kali dan 600 kali menunjukkan bahwa permukaan dari komposit IPN tersebut terlihat membentuk fasa yang kurang homogen. Pengamatan SEM ini bertujuan untuk melihat penyebab turunnya nilai kekuatan tarik dengan berkurangnya bahan pengisi titanium dioksida yaitu ditandai dengan penyebaran partikel-partikel titanium dioksida yang tidak merata sehingga matriks tidak dapat mengikat penguat dengan baik, maka ikatan antarmuka antara karet alam- poliuretan dan titanium dioksida menjadi lemah. Gambar 4.10. Hasil Foto SEM Dari Komposit IPN Karet Alam SIR-10 dan Poliuretan dengan Penambahan Titanium Dioksida pada Perbandingan 82 : 18 phr dengan perbesaran 300x dan perbesaran 600x Universitas Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasilpenelitian yang telahdilakukanmakadapatdiambilkesimpulansebagaiberikut : 1. Hasilsintesisantara Poliuretan dan Karet Alam SIR-10 menghasilkan nilai kekuatantegangantarikmeningkatpadapenambahan 20 phrpoliuretanyaknisebesar 11,36 x 10 -3 Mpa, nilai regangan yang dihasilkan sebesar 147,6 danmemilikinilai modulus young sebesar 7,69 x 10 -3 Mpa. PersentaseikatsilangantaraPoliuretandanKaretAlam SIR-10 pada perbandingan 80 phr : 20 phrmendapatkanpersenikatsilang yang paling tinggi. 2. Perbandingan campuran yang tepatdalampembuatankomposit IPN antaraPoliuretanKaretAlam SIR-10 dengan penambahan Titanium Dioksidayaitupadaperbandingan 66 : 34 phrkarena padaperbandinganinidiperolehhasil yang optimum pada analisa sifatmekanik dengan nilai kekuatan tarik sebesar 11,36 x 10 -3 Mpa danpersentase ikatsilang sebesar 64,85 . 3. Hasilanalisasifatmekanikkomposit IPN antaraPoliuretanKaretAlam SIR-10 dengan penambahan Titanium dioksida yang optimum padaperbandingan 66 : 34 phryaknimemilikinilaitegangantarik sebesar 22,9 x 10 -3 Mpa, nilairegangansebesar 727,86 dannilai modulus young sebesar 3,14 x 10 - 3 Mpa. Padaanalisapersentaseikatsilangdihasilkankomposit IPN antaraPoliuretanKaretAlam SIR-10 dengan penambahan Titanium Dioksida yang optimum padaperbandingan 66 : 34 phryaknisebesar 64,85 . Selain itu, dilakukan jugaanalisamorfologimelalui SEM padakomposit IPN antaraPoliuretanKaretAlam SIR-10 dengan penambahan Titanium Dioksida yang optimum padaperbandingan 66 : 34 phrdenganperbesaran 300 kali dan 600 kali menunjukkanbahwapermukaankomposit IPN Universitas Sumatera Utara