Peranan Tumbuhan Bawah Faktor Fisik Hutan Pegunungan

2.2.3 Paku-pakuan

Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Warga tumbuhan paku amat heterogen, baik ditinjau dari segi habitus maupun cara hidupnya, lebih-lebih bila diperhitungkan pula paku- paku yang telah punah. Ada jenis-jenis paku yang sangat kecil dengan daun yang kecil-kecil pula dengan struktur yang masih sangat sederhana, ada pula yang besar dengan daun yang mencapai ukuran panjang sampai 2 m atau lebih dengan struktur yang rumit Tjitrosoepomo, 1994. Menurut Arini Kinho 2012, tumbuhan paku merupakan salah satu golongan tumbuhan yang hampir dapat dijumpai pada setiap wilayah di Indonesia. bagi manusia, tumbuhan paku telah banyak dimanfaatkan antara lain sebagai tanaman hias, sayuran dan bahan obat-obatan. Namun secara tidak langsung, kehadiran tumbuhan paku turut memberikan manfaat dalam memelihara ekosistem hutan antara lain dalam pembentukan tanah, pengamanan tanah terhadap erosi, serta membantu proses pelapukan serasah hutan.

2.3 Peranan Tumbuhan Bawah

Kehadiran tumbuhan bawah dalam suatu kawasan hutan mempunyai peranan yang sangat penting. Menurut Arief 2001, tumbuhan bawah, serasah dan tumbuhan lainnya sangat menentukan permeabilitas tanah dalam menyerap air yang jatuh dari tajuk pohon serta akan mencegah laju aliran air permukaan sehingga terserap oleh tanah. Mackinnon et al. 2000 menambahkan di lain pihak warna mencolok atau keperak-perakan pada tumbuhan bawah dalam hutan akan memantulkan cahaya merah kembali kepada jaringan-jaringan yang mengandung klorofil, merupakan suatu adaptasi untuk meningkatkan jumlah cahaya yang berguna untuk fotosintesis di dalam hutan yang sangat gelap. Tumbuhan bawah selain memberi manfaat terhadap ekosistem juga mempunyai manfaat bagi manusia, terutama bila kepentingan terhadap tumbuhan bersifat subjektif antara lain, bahan obat tradisional, bahan makan dan sayuran, tanaman pagar dan hias serta sebagai penghasil bahan kerajinan Sukman Universitas Sumatera Utara Yakub, 1995. Jelas bahwa tumbuhan bawah mempunyai banyak manfaat dan perlu untuk dilestarikan.

2.4 Faktor Fisik Hutan Pegunungan

Vegetasi pada banyak tempat umumnya sangat dipengaruhi oleh iklim di habitatnya. Secara sederhana faktor iklim, yaitu suhu dan kelembaban adalah faktor utama yang mengontrol distribusi vegetasi. Tumbuh-tumbuhan memiliki variasi kelembaban yang sangat beragam dalam siklus hidupnya, dan pertumbuhannya sangat dipengaruhi oleh kadar air tanah. Cahaya juga merupakan salah satu pembatas yang menentukan penyebaran tumbuhan, yang sangat penting untuk fotosintesis. Tumbuhan secara umum dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu spesies yang toleran dan spesies yang tidak toleran terhadap naungan. Spesies yang toleran terhadap naungan mempunyai laju fotosintesis yang rendah sedangkan spesies yang tidak toleran terhadap naungan mempunyai laju fotosintesis yang tinggi sehingga pertumbuhannya juga cepat Suin, 2003. Perbedaan fisik dan biologi antara hutan dataran rendah yang lembab dan panas dengan habitat pegunungan yang terbuka menentukan jenis-jenis yang terdapat di sana Mckinnon et al., 2000. Damanik et al. 1987 menambahkan bahwa curah hujan di atas lereng gunung sampai ketinggian 2.000 meter umumnya lebih banyak daripada dataran rendah di sekitarnya. Curah hujan biasanya lebih tinggi di sisi gunung yang berhadapan dengan arah tiupan angin dan di lereng-lereng gunung sampai ketinggian 1.500 meter daripada di dataran rendah lainnya. Menurut Suin 2003, struktur dan nutrien yang dikandung tanah sangat penting, terutama untuk tumbuhan. Struktur dan nutrien yang dikandung tanah mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan dan dapat mempengaruhi susunan vegetasi alam. Keadaan pH tanah juga merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam menentukan penyebaran tumbuhan. Beberapa tumbuhan membutuhkan pH tertentu untuk dapat berkembang sedangkan tumbuhan lainnya cukup toleran. Universitas Sumatera Utara BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat