Kesimpulan Saran Analisis Vegetasi Tumbuhan Bawah Di Hutan Gunung Sinabung Jalur Pendakian Sigarang-Garang Kabupaten Karo Sumatera Utara

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Diperoleh 58 jenis tumbuhan bawah yang termasuk dalam 35 suku. Suku yang memiliki jenis tertinggi adalah Araceae dengan 10 jenis. b. Jumlah jenis tertinggi terdapat pada lokasi 1 1.600-1.700 mdpl yaitu 25 jenis dengan jumlah individu 18320m 2 , sedangkan jumlah jenis terendah terdapat pada lokasi 5 2.000-2.100 mdpl yaitu 5 jenis dengan jumlah individu 19420m 2 . c. Nilai KR tertinggi adalah Histiopteris incisa yaitu 62,724 pada lokasi 8, nilai FR tertinggi adalah Melastoma malabathricum yaitu 40,625 pada lokasi 5, dan nilai INP tertinggi terdapat pada Histiopteris incisa dengan nilai 92,575 pada lokasi 8. d. Nilai indeks keanekaragaman tertinggi terdapat pada lokasi 1 ketinggian 1.700-1.800 mdpl yaitu 2,839 dan nilai indeks keanekaragaman terendah terdapat pada lokasi 8 ketinggian 2.300-2.400 mdpl yaitu 1,156. e. Berdasarkan nilai indeks similaritas diketahui bahwa komunitas antara lokasi 7 dengan 8 84,810 tergolong sangat mirip, komunitas antara lokasi 6 dengan 7 67,320 dan lokasi 6 dengan 8 57,786 tergolong mirip, sementara lokasi yang lainnya tergolong tidak mirip.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keanekaragaman tumbuhan bawah secara keseluruhan dengan melakukan penelitian pada area yang berbeda. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA Arief, A. 1994. Hutan, Hakikat dan Pengaruhnya Terhadap Lingkungan. Jakarta: Penerbit Yayasan Obor Indonesia. hlm. 203-204 Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan. Edisi I. Cetakan I. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. hlm. 52-58 Arini, D. I. D. J. Kinho. 2012. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku Pteridophyta di Cagar Alam Gunung Ambang Sulawesi Utara. Info BPK Manado. 1 2: 18-19 Asbar. 2004. Jenis Paku-pakuan Pteridophyta di Sekitar Air Terjun Tirta Rimba Hutan Wana Osena Desa Sumber Sari Kecamatan Moramo Kabupaten Konawe Selatan. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Haluoleo. Kendari Tidak diterbitkan Aththorick, T. A. 2005. Kemiripan Komunitas Tumbuhan Bawah pada Beberapa Tipe Ekosistem Perkebunan di Kabupaten Labuhan Batu. Jurnal Komunikasi Penelitian. 17 5: 1 Aththorick T. A., R. Widhiastuti A. Evanius. 2006. Studi Keanekaragaman Pohon Pada Tiga Zona Ketinggian Hutan Pegunungan Gunung Sinabung Kabupaten Karo. Jurnal Komunikasi Penelitian. 18 3: 1-2 Bakri. 2009. Analisis Vegetasi Dan Pendugaan Cadangan Karbon Tersimpan Pada Pohon Di Hutan Taman Wisata Alam Taman Eden Desa Sionggang Utara Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir. Skripsi Sarjana Biologi tidak dipublikasi FMIPA USU. hlm. 5 Benson, L. 1957. Plant Classification. D. C. Health and Company. Boston BPPS. 2012. Statistik Daerah Kabupaten Karo. Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo. Corner Watanabe. 1969. Collection of Illustrated Tropical Plant. Volume I-VII. Kyoto Damanik, J.S., J. Anwar., N. Hisyam., A. Whitten. 1987. Ekologi Ekosistem Sumatera. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Daniel, T. W., J. A. Helms, F. S. Baker. 1992. Prinsip-prinsip Silvinatural. Yogyakarta: UGM Press. hlm. 46-50 Universitas Sumatera Utara Efendi, W.W., F.N.P. Hapsari Z. Nuraini. 2013. Studi Inventarisasi Keanekaragaman tumbuhan Paku Di Kawasan Wisatacoban Rondo Kabupaten Malang. Cogito Ergo Sum. 32: 180 Ewusie, J. Y. 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Penerjemah Usman Tanuwijaya. Bandung: Penerbit ITB. hlm. 251 Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Ekologi. Cetakan I. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. hlm. 51 Haris, W. R. 1979. Arboricultur Care of Trees, Shurbs and Vines in the Landscape. Prentice Hall, Englewood, Inc. New Jersey. pages. 440-444 Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Bumi Aksara. hlm. 58-59 Karmilasanti Supartini. 2011. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat Dan Pemanfaatannya Di Kawasan Tane Olen Desa Setulang Malinau, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Dipterokarpa. 15: 31 Khoirul, B., Novri Y., W. D. Uno. 2013. Identifikasi Tumbuhan Famili Araceae Di Cagar Alam Tangale Kabupaten Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo. hlm. 8 Krebs, C. J. 1985. Ecology: Experimental Analysis of Distribution and Abundance. Philadelphia: Harper and Row Publisher. pp 23,106 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI. 2003. Laporan Eksplorasi Flora Nusantara, Taman Wisata Alam Deleng Lancuk dan Taman Wisata Alam Lau Debuk-debuk Kabupaten Karo Sumatera Utara Mackinnon, K., G. Hatta, H. Halim, A. Mangalik. 2000. Ekologi Kalimantan. Alih Bahasa Gembong Tjitrosoepomo. Jakarta: Penerbit Prehallindo. hlm. 315-452 Mayo, S. J., Bogner J., Boyce P. C. 1997. The Genera of Araceae. European Union by Continental Printing. Belgium Nasution, B. R. 2009. Struktur dan Komposisi Pohon dan Belta di Zona pegunungan Atas Gunung Sinabung Kabupaten Karo. Skripsi. Medan, Indonesia: USU. hlm. 20, 47 Piggott. 1988. Ferns of Malaya In Colour. Tropical Press. Kuala Lumpur Pitra, 2008. Keanekaragaman Tumbuhan Penutup Lantai Hutan Gunung Sinabung Kabupaten Karo Sumatera Utara. Skripsi. Medan, Indonesia: Universitas Sumatera Utara. hlm. 16 Universitas Sumatera Utara Polunin, N. 1994. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Ilmu Serumpun. Yogyakarta: Penerbit UGM. hlm. 531 Polunin, N. 1997. Teori Ekosistem dan Penerapannya. Yogyakarta: Penerbit UGM. hlm. 197 Ramadhani, D. P. 2011. Komposisi dan Keanekaragaman Herba pada Beberapa Tegakan Hutan Sekunder di Kawasan Ekosistem Leuser Desa Telagah Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Skripsi. Medan, Indonesia: Universitas Sumatera Utara Rifai, A. M. 1993. Peri Kehidupan Alam Sepanjang Jalan Pegunungan. Jakarta: Panitia Program Nasional UNESCO-MAB Indonesia Simberloff, Daniel M. Rajmanek. 2011. Encylcopedia of Biological Invasions. United States: UC Press Foundation. Pp. 460 Siregar, E. S. N. Pasaribu. 2009. Panduan Lapangan Zingiberaceae di Hutan Sibayak Sumatera Utara. Cetakan I. Medan: Perdana Publishing Suin. N. M. 2002. Metoda Ekologi. Padang: Penerbit Universitas Andalas. hlm. 175-181 Suin, N. M. 2003. Ekologi Populasi. Padang: Penerbit Universitas Andalas. hlm. 58-60 Sukman, Y. Yakup. 1995. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Edisi 1. Cetakan 2. Jakarta: Raja Grafindo Persada. hlm. 4-6 Suryaningsih, M. Joni A.A.K. Darmadi.2011. Inventarisasi Gulma Pada Tanaman Jagung Zea Mays L. Di Lahan Sawah Kelurahan Padang Galak, Denpasar Timur, Kodya Denpasar, Provinsi Bali. Jurnal Simbiosis. I 1: 9 Soerianegara, I. A. Indrawan. 1988. Ekologi Hutan Indonesia. Laboratorium Ekologi Hutan Fakultas Kehutanan Bogor: Institiut Pertanian Bogor. hlm. 70 Tjitrosoepomo, G. M., Soerjani A.J.G.H. Kostermans. 1987. Weed of Rice In Indonesia. jakarta: Balai Pustaka Tjitrosoepomo G. 1994. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Penerbit Universitas Gadjah Mada. hlm. 219 Van Steenis, DR.C.GGJ. 1972. Flora Malesiana. Wolters-Noodh off Publishing. Groningen. The Netherlands Universitas Sumatera Utara Verma, B.K. 2011. Introduction to Taxonomy of Angiosperms. New Delhi: Rajkamal Electric Press. hlm. 165 Wijayanti, Y. E. 2011. Struktur dan Komposisi Komunitas Tumbuhan Lantai Hutan di Kawasan Cagar Alam Ulolanang Kecubung Kecamatan Subah Kabupaten Batang. Skripsi. Semarang, Indonesia: IKIP PGRI Semarang. hlm. 18 Widhiastuti, R. 2012. Keanekaragaman Vegetasi Bawah Divisi Spermatophyta pada Zona Pegunungan Atas Hutan Gunung Sinabung Pasca Letusan 2010. Di dalam: Peran Biologi dalam Meningkatkan Daya Saing Global. Prosiding Seminar Nasional Biologi; Medan, 11 Mei 2012. Medan: Departemen Biologi Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 PETA LOKASI PENELITIAN Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 2 PLOT PENELITIAN 10 m 10 m 100 meter Ukuran Plot 1 meter 1 meter Plot 1 Plot 2 Plot 4 Plot 3 Plot 5 Plot 6 Dst. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 3 JALUR PENGAMATAN DI GUNUNG SINABUNG ± 10 m 2.400m ± 10 m 2.000 m ± 10 m ± 10 m 20 plot 1.900 m ± 10 m ± 10 m 1 x 1 m 1.800 m ± 10 m 1.700 m ± 10 m Keterangan Gambar: Jalur Penelitian Jarak Antar Plot Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 4 DATA FAKTOR FISIK-KIMIA KETINGGIAN m dpl I 1600-1700 II 1700-1800 III 1800-1900 IV 1900-2000 V 2000-2100 VI 2100-2200 VII 2200-2300 VIII 2300-2400 Intensitas Cahaya 504 x 200.000 150 x 200.000 95 x 200.000 213 x 200.000 244 x 200.000 306 x 200.000 350 x 200.000 512 x 200.000 Suhu Udara 18 C 18 C 17 C 17 C 16,5 C 16,5 C 16 C 15 C Suhu Tanah 18 C 17 C 20 C 18 C 20 C 17 C 16 C 16 C Kelembaban Udara 75 75 67 67 75 65 63 60 Kelembaban Tanah 65 68 68 63 57 49 40 42 PH Tanah 6,5 6,5 6,3 5,4 5,2 5,4 5,3 5,3 Titik Koord. N 03 10’50,8” E 098 24’14,9” N 03 10’36,7” E 098 23’32,5” N 03 10’32,6” E 098 23’57,1” N 03 10’27,8” E 098 23’52,0” N 03 10’27,8” E 098 23’51,8” N 03 10’26,3” E 098 23’50,2” N 03 10’25,9” E 098 23’50,1” N 03 10’17,8” E 098 23’35,9” Universitas Sumatera Utara HERBARIUM MEDANENSE MEDA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA JL. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan – 20155 Telp. 061 – 8223564 Fax. 061 – 8214290 E-mail. nursaharapasaribuyahoo.com LAMPIRAN 5 HASIL IDENTIFIKASI SPESIMEN Nama : Putri Yohani Masnun Nim : 090805059 No No.Coll Famili Spesies 1. PY 18,33,76 Araceae Aglaodorum sp. 2. PY 37 Aglaonema sp. 3. PY 16 Anadendrum sp. 4. PY 31 Homalomena humilis 5. PY 54 Homalomena navilandii 6. PY 24 Homalomena rubra 7. PY 39 Rhapidophora sp. 8. PY 50 Schismatoglottis botoensis 9. PY 77 Schismatoglottis sp. 10. PY 39 Scindapsus officinalis 11. PY 52 Amaranthaceae Cyathula prostata 12. PY 29 Asteraceae Dichrocephala laifolia 13. PY 43 Aspidiaceae Cyclopeltis crenata 14. PY 19,28,36,70 Aspleniaceae Asplenium pellucidum 15. PY 34,58,62,63 Athyriaceae Diplazium pallidum 16. PY 56 Begoniaceae Begonia daweishanensis 17. PY 07,08,72 Blechnaceae Blechnum vestitum 18. PY 49 Cyperaceae Cyperus pilosus 19. PY 04 Gahnia japanica 20. PY 08 Campanulaceae Lobelia montana 21. PY 22 Commelinaceae Commelina obliqua 22. PY 14 Forrestia marginata 23. PY 49,70 Davalliaceae Davallia trichomanoides 24. PY 13 Gesneriaceae Didymocarpus crinita 25. PY 10 Gleicheniaceae Dicranopteris pubigera 26. PY 01 Hypolepidaceae Histiopteris incisa 27. PY 05 Lycopodiaceae Lycopodium cernuum Universitas Sumatera Utara 28. PY 31 Melastomataceae Dissochaeta sp. 29. PY 03, 80 Melastoma malabathricum 30. PY 66 Moraceae Ficus repens 31. PY 12 Myrsinaceae Embelia boorneensis 32. PY 57 Orchidaceae Apostacia wallichii 33. PY 46 Pandanaceae Pandanus sp. 34. PY 38 Passifloraceae Passiflora edulis 35. PY 55 Piperaceae Piper methysticum 36. PY 42 Polypodiaceae Goniophlebium persicifolium 37. PY 06 Polypodium feei 38. PY 36 Pteridaceae Pteris mortensioides 39. PY 64 Poaceae Brachiaria sp. 40. PY 50 Eragrotis tenella 41. PY 43 Leptochloa chinensis 42. PY 46 Paspalum conjugatum 43. PY 23 Sacciolepis interupta 44. PY 65 Sacciolepis sp. 45. PY 51 Ranunculaceae Naravelia laurifolia 46. PY 15 Rubiaceae Mycetia malayana 47. PY 51 Scisandraceae Katsura sp. 48. PY 53,69 Scrophulariaceae Limnophila erecta 49. PY 55 Smilacaceae Smilax setosa 50. PY 02 Theaceae Eurya nitida 51. PY 20 Urticaceae Elatostema acuminatum 52. PY 35 Elatostema sp. 53. PY 08, 61 Violaceae Hybanthus attenuatus 54. PY 45 Viola pilosa 55. PY 47 Zingiberaceae Etlingera sp. 56. PY 25 Globba aurantiaca 57. PY 21 Globba sp. 58. PY 41 Hedychium cylindricum Kepala Herbarium Medanense, NIP. 19630123 199003 2 001 Dr. Nursahara Pasaribu, M.Sc Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 6 CONTOH PERHITUNGAN NILAI K, KR, F, FR, INP, H’, E DAN IS

a. Kerapatan

Jumlah individu suatu jenis Kerapatan Mutlak KM = Luas plot pengamatan 18 individu = 20 = 0,900 Aglaodorum sp. pada Lokasi 1 Kerapatan mutlak suatu jenis Kerapatan Relatif KR = X 100 Jumlah kerapatan mutlak suatu jenis 0,900 = X 100 9,150 = 9,836 Aglaodorum sp. pada Lokasi 1

b. Frekuensi