Jenis Tumbuhan Bawah dengan 5 Nilai KR, FR dan INP Tertinggi pada Masing-masing Lokasi

lokasi 4,5,6,7 dan 8. Kedua jenis ini memiliki kisaran toleransi terhadap faktor lingkungan yang cukup luas sehingga dapat dijumpai hampir di setiap ketinggian. Histiopteris incisa merupakan tumbuhan paku yang memiliki kemampuan penyebaran yang cukup tinggi dikarenakan organ perkembangbiakannya berupa spora mudah diterbangkan oleh angin. Melastoma malabathricum memiliki sifat khusus karena tumbuhan ini mampu beradaptasi dengan baik pada tanah yang memiliki pH rendah. Pada lokasi 1, 2 dan 3 banyak sekali tumbuhan bawah yang hanya ditemukan pada lokasi itu saja, sedangkan pada lokasi lain tidak ditemukan. Jenis yang hanya ditemukan di lokasi 1 dan tidak ditemukan di lokasi lain yaitu Aglaonema sp., Anadendrum sp., Homalomena rubra, Rhapidophora sp., Schismatoglottis sp., Scindapsus officinalis, Dichrocephala latifolia, Didymocarpus crinita, Embelia boorneensis, Mycetia malayana, Elatostema sp., Globba aurantiaca dan Globba sp., pada lokasi 2 antara lain Homalomena navilandii, Commelina obliqua, Forrestia marginata, Apostachia wallichii, Piper methysticum, Eragrotis tenella, Leptochloa chinensis, Paspalum conjugatum, Katsura sp., Viola pilosa, dan Etlingera sp., sedangkan pada lokasi 3 yaitu Begonia daweishanensis, Cyperus pilosus, Ficus repens, Brachiaria sp., Sacciolepis sp., dan Hybanthus attenuatus. Hal ini disebabkan lokasi tersebut memiliki kondisi fisik yang sesuai dengan tumbuhan bawah yang menyukai tempat lembab, ternaungi dan kondisi pH yang tidak terlalu asam. Histiopteris incisa secara berurut ditemukan pada lokasi 2 hingga 8, kecuali lokasi 5. Hal ini disebabkan pada lokasi 5 terdapat banyak sekali jenis pandan berupa pohon yang memiliki tajuk yang lebar. Selain itu, serasah dari pandan yang jatuh menutupi tanah menghalangi banyak tumbuhan bawah untuk tumbuh. Begitu juga dengan Eurya nitida yang ditemukan pada lokasi 4 namun tidak ditemukan di lokasi 5, dan baru ditemukan kembali pada lokasi 6 hingga 8.

4.3 Jenis Tumbuhan Bawah dengan 5 Nilai KR, FR dan INP Tertinggi pada Masing-masing Lokasi

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh 5 nilai KR, FR dan INP tertinggi tumbuhan bawah pada masing-masing lokasi pada Tabel 4.3.1 Lampiran 7. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3.1 Jenis Tumbuhan Bawah dengan 5 Nilai KR, FR dan INP Tertinggi pada masing-masing Lokasi Lokasi 1 No Famili Spesies Jmlh. Ind. KR FR INP 1 Araceae Agalodorum sp. 18 9,836 12,000 21,836 2 Melatomataceae Dissochaeta sp. 23 12,568 6,000 18,568 3 Aspleniaceae Asplenium pellucidum 15 8,197 8,000 16,197 4 Araceae Rhapidophora sp. 12 6,557 6,000 12,557 5 Urticaceae Elatostema acuminatum 8 4,372 8,000 12,372 Lokasi 2 No Famili Spesies Jmlh. Ind. KR FR INP 1 Athyriaceae Diplazium pallidum 74 14,800 16,327 31,127 2 Poaceae Eragrotis tenella 50 10,000 4,082 14,082 3 Poaceae Sacciolepis interupta 34 6,800 6,122 12,922 4 Araceae Schismatoglottis botoensis 40 8,000 4,082 12,082 5 Cyperaceae Cyperus pilosus 33 6,600 4,082 10,682 Lokasi 3 No Famili Spesies Jmlh. Ind. KR FR INP 1 Athyriaceae Diplazium pallidum 60 17,751 27,660 45,411 2 Violaceae Hybanthus attenuatus 90 26,627 17,021 43,648 3 Davalliaceae Davallia trichomanoides 66 19,527 12,766 32,293 4 Zingiberaceae Hedychium cylindricum 29 8,580 6,383 14,963 5 Passifloraceae Passiflora edulis 13 3,846 8,511 12,357 Lokasi 4 No Famili Spesies Jmlh. Ind. KR FR INP 1 Aspleniaceae Asplenium pellucidum 69 31,944 33,333 65,278 2 Athyriaceae Diplazium pallidum 47 21,759 16,667 38,426 3 Araceae Aglaodorum sp. 28 12,963 16,667 29,630 4 Pandanaceae Pandanus sp. 10 4,630 11,111 15,741 5 Araceae Schismatoglottis sp. 15 6,944 2,778 9,722 Lokasi 5 No Famili Spesies Jmlh. Ind. KR FR INP 1 Cyperaceae Gahnia japanica 95 48,969 31,250 80,219 2 Melastomataceae Melastoma malabathricum 59 30,412 40,625 71,037 3 Blechnaceae Blechnum vestitum 19 9,794 18,750 28,544 4 Campanulaceae Lobelia montana 20 10,309 6,250 16,559 5 Pandanaceae Pandanus sp. 1 0,515 3,125 3,640 Lokasi 6 No Famili Spesies Jmlh. Ind. KR FR INP 1 Theaceae Eurya nitida 65 25,591 29,412 55,002 2 Hypolepidaceae Histiopteris incisa 81 31,890 17,647 49,537 3 Melastomataceae Melastoma malabathricum 39 15,354 21,569 36,923 4 Blechnaceae Blechnum vestitum 29 11,417 15,686 27,104 5 Cyperaceae Gahnia japanica 16 6,299 11,765 18,064 Universitas Sumatera Utara Lokasi 7 No Famili Spesies Jmlh. Ind. KR FR INP 1 Hypolepidaceae Histiopteris incisa 193 54,674 28,788 83,462 2 Theaceae Eurya nitida 64 18,130 25,758 43,888 3 Melastomataceae Melastoma malabathricum 36 10,198 18,182 28,380 4 Cyperaceae Gahnia japanica 22 6,232 16,667 22,899 5 Polypodiaceae Polypodium feei 17 4,816 3,0303 7,846 Lokasi 8 No Famili Spesies Jmlh. Ind. KR FR INP 1 Hypolepidaceae Histiopteris incisa 175 62,724 29,851 92,575 2 Melastomataceae Melastoma malabathricum 47 16,846 20,896 37,741 3 Theaceae Eurya nitida 29 10,394 22,388 32,782 4 Polypodiaceae Polypodium feei 16 5,735 13,433 19,168 5 Cyperaceae Gahnia japanica 5 1,792 7,463 9,255 Dari Tabel 4.3.1 diketahui bahwa jenis yang memiliki nilai KR tertinggi adalah Histiopteris incisa yaitu 62,724 pada lokasi 8, jenis yang memiliki nilai FR tertinggi adalah Melastoma malabathricum yaitu 40,625 pada lokasi 5, dan jenis yang memiliki INP tertinggi terdapat pada Histiopteris incisa dengan 92,575 pada lokasi 8. Hal ini disebabkan Histiopteris incisa termasuk ke dalam kelompok tumbuhan paku-pakuan yang memiliki spora yang ringan sebagai alat perkembangbiakan sehingga wilayah persebarannya sangat luas karena mudah terbawa angin. Jenis-jenis dengan nilai indeks penting yang tinggi dan hampir ditemukan di setiap lokasi yaitu Histiopteris incisa, Diplazium pallidum, Gahnia japanica dan Melastoma malabathricum. Histiopteris incisa sangat mendominasi lokasi 6,7 dan 8, meskipun pada lokasi 3 dan 4 juga ditemukan namun tidak mendominasi. Diplazium pallidum ditemukan pada lokasi 1,2,3 dan 4 namun jenis ini hanya mendominasi lokasi 2,3 dan 4. Gahnia japanica hanya mendominasi lokasi 5 meskipun ditemukan pada lokasi 5,6,7 dan 8. Melastoma malabathricum mendomiasi lokasi 5,6,7 dan 8 dan hanya sedikit ditemukan pada lokasi 4. Jenis- jenis tersebut memiliki kemampuan persebaran yang luas dikarenakan kemampuan toleransinya yang besar terhadap kondisi lingkungan dan organ perkembangbiakannya yang mudah dibawa angin. Semakin naik ketinggian, vegetasi yang mendominasi mengalami perubahan yang drastis. Pada ketinggian 1.600-2.000 mdpl jenis tumbuhan bawah yang ditemukan lebih banyak namun letaknya tersebar dan agak jarang. Suku Universitas Sumatera Utara Araceae dan Zngiberaceae banyak dijumpai pada ketinggian tersebut. Pada ketinggian 2.000-2.400 mdpl jenis yang ditemukan lebih sedikit dan berbeda dari ketinggian 1.600-2.000 mdpl, namun jumlah individunya sangat banyak dan vegetasinya lebih rapat. Suku yang mendominasi pada ketinggian tersebut adalah Hypolepidaceae dan Blechnaceae dari kelompok paku-pakuan, Melastomataceae, Cyperaceae dan Theaceae. Perbedaan vegetasi ini disebabkan kondisi faktor lingkungan yang semakin ke atas semakin ekstrem sehingga hanya vegetasi yang memiliki toleransi yang besar saja yamg mampu hidup di sekitar puncak. Menurut Krebs 1985, hutan pegunungan sangat dipengaruhi oleh suhu, kelembaban tanah, udara serta angin, dimana dengan naiknya ketinggian temperatur menurun, curah hujan meningkat dan kecepatan angin juga meningkat yang sangat mempengaruhi kelembaban udara. Selanjutnya keadaan hutan tersebut juga dipengaruhi oleh batuan yang menyusun lapisan tanah dimana kebanyakan lapisan tanah pegunungan merupakan turunan dari batuan vulkanik yang sangat asam dan kurang akan fosfor dan nitrogen.

4.4 Indeks Keanekaragaman dan Indeks Keseragaman Tumbuhan Bawah