Perlindungan Diri Standard Precautions

Gambar 3. Kertas ProTector. 2 Tindakan Standard Precautions di bidang ilmu kedokteran gigi sebelum melakukan tindakan perawatan gigi pasien, yaitu: evaluasi pasien, perlindungan diri, penggunaan alat sekali pakai dan air dental unit. 1,2,3,7,8,16,17 2.2.1 Evaluasi Pasien Evaluasi pasien merupakan suatu kegiatan yang sama seperti ketika menganamnesis pasien. Tenaga kesehatan gigi harus mengetahui riwayat kesehatan pasien dengan lengkap dan jika memungkinkan sebaiknya diperbaharui setiap kunjungan pasien. Informasi yang harus didapatkan saat mengidentifikasi pasien yaitu, nama, usia, jenis kelamin, suku, status, perkawinan, alamat, dan nomor telepon. Riwayat penyakit yang pernah diderita atau yang sedang diderita, adanya penyakit keturunan harus dicatat, status ekonomi, pendidikan, pengguna narkoba atau peminum keras, semua hal tersebut harus diketahui saat evaluasi pasien. 9,18 Dalam mengevaluasi pasien kita harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai pasien. Hal ini sangat penting dilakukan dalam merawat pasien dan mencegah atau mengurangi terjadinya penyebaran penyakit menular di praktek dokter gigi. 9,18

2.2.2 Perlindungan Diri

Perlindungan diri bertujuan untuk mencegah terpaparnya mikroorganisme patogen pada diri tenaga kesehatan, yang termasuk dalam perlindungan diri adalah mencuci tangan, menggunakan masker, menggunakan sarung tangan, menggunakan kacamata pelindung, menggunakan pakaian pelindung, menggunakan rubber dam, menggunakan penutup kepala dan pelindung sepatu, penggunaan antiseptik sebelum tindakan perawatan, persiapan alat sebelum tindakan perawatan gigi, dan imunisasi. 1,2,3,7,8,17,19 A. Mencuci Tangan Membersihkan tangan dapat dilakukan dengan mencuci tangan. Mencuci tangan merupakan suatu tindakan yang sangat mudah dan paling penting dalam mencegah terjadinya infeksi. Tangan selalu digunakan dalam setiap kegiatan yang kita lakukan dalam merawat pasien dan tangan paling mudah terkontaminasi oleh agen infeksi. Mencuci tangan bertujuan untuk menjaga kebersihan tangan. Sebelum membersihkan tangan sebaiknya perhiasan dilepaskan dan tenaga kesehatan tidak berkuku panjang atau menggunakan kuku palsu. 2,3,6,7,20 Perhiasan yang sering digunakan ditangan adalah cincin. Perhiasan harus dilepaskan, karena bakteri ataupun mikroorganisme patogen lainnya dapat berkembang biak di daerah yang sulit dijangkau. Selain itu kulit dibawah cincin lebih memudahkan bakteri untuk berkembang dan berkolonisasi seperti basil Gram- negatif, Staphilococus aureus, atau jamur dermatomitotik dibandingkan dengan jari yang tidak memakai cincin. 3,16,17,20 Tidak hanya perhiasan yang harus dilepaskan tetapi pastikan bahwa kuku selalu pendek dan tidak menggunakan kuku palsu. Pada kuku yang panjang, akan sulit dilakukan pembersihan tangan dikarenakan daerah yang sulit dijangkau untuk dibersihkan. Selain itu, ketika memakai sarung tangan akan sulit dan sarung tangan akan mudah robek. 3,6,16 Asepsis adalah mencegah pertumbuhan atau aktivitas mikroorganisme baik dengan cara menghambat atau membunuh. Asepsis biasanya digunakan terhadap zat kimia yang digunakan pada permukaan luar dari tubuh manusia kulit dan mukosa atau hewan dengan tidak menimbulkan efek samping pada permukaan tubuh manusia atau hewan. 12 Mencuci tangan dapat mengurangi mikroorganisme patogen di tangan dan dianggap sebagai bagian yang paling penting dalam mengurangi risiko penularan dari pasien ke tenaga kesehatan gigi. Faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas mencuci tangan dalam mengurangi mikroorganisme patogen pada kulit tergantung kepada pemilihan bahan antiseptik termasuk durasi dan teknik mencuci tangan. Antiseptik ialah zat kimia yang dipakai untuk mendapatkan keadaan asepsis. 3,12 Waktu yang tepat untuk mencuci tangan sebaiknya sebelum memakai sarung tangan dan segera mencuci tangan setelah melepaskan sarung tangan. Tidak hanya ketika itu saja, jika tangan terlihat kotor atau tersentuh oleh permukan benda yang terkontaminasi maka sebaiknya segera mencuci tangan. Mencuci tangan harus dilakukan dibawah air mengalir. 2,3,7,8,20 Metode membersihkan tangan terbagi menjadi empat yaitu, mencuci tangan rutin, mencuci tangan asepsis, membersihkan tangan dengan menggosokkan alkohol dan prosedur mencuci tangan bedah yang asepsis. 2,3,6,7,16,20 1. Mencuci tangan rutin. Mencuci tangan rutin dilakukan dengan menggunakan air dan sabun non- antimikroba, metode ini bertujuan untuk membersihkan tangan yang terlihat kotor gambar 4. 2,3,20 2. Mencuci tangan asepsis. Mencuci tangan asepsis dilakukan dengan menggunakan air dan sabun antimikroba, metode ini bertujuan untuk menghilangkan dan merusak mikroorganisme transien dan mengurangi bakteri ditangan. Durasi mencuci mencuci tangan aseptis dilakukan selama 40 - 60 detik gambar 4. 2,3,20 Gambar 4. Prosedur mencuci tangan. 20 3. Membersihkan tangan dengan cairan alkohol. Membersihkan tangan menggunakan cairan alkohol yang digosokkan pada tangan efektif untuk cepat membunuh kuman bila diaplikasikan pada kulit, tetapi harus mengandung antiseptik seperti klorheksidin, senyawa sulfaktan, oktenidin atau triklosan untuk mendapatkan aktivitas persisten terhadap mikroorganisme patogen di kulit. Dalam mengaplikasikan pembersih tangan menggunakan cairan alkohol, tangan digosok sampai cairan alkohol kering atau durasinya 20 – 30 detik gambar 5. 2,3,6,17,20 Gambar 5. Prosedur menggosokkan tangan dengan cairan alkohol. 20 4. Mencuci tangan bedah yang asepsis. Prosedur mencuci tangan bedah yang asepsis dilakukan dengan menggunakan air dan sabun antimikroba atau air dan sabun non-anti mikroba yang kemudian dilanjutkan dengan menggosokkan tangan dengan alkohol, durasi mencuci tangan bedah dilakukan selama 2-6 menit. Saat mencuci tangan bedah asepsis tangan dicuci hingga siku. Tujuannya adalah untuk menghilangkan dan menghancurkan mikroorganisme yang transien dan mikroorganisme yang persisten sulit untuk dihilangkan. 2,3,7,8,20 Indikasi mencuci tangan rutin, mencuci tangan asepsis dan membersihkan tangan dengan menggosokkan cairan alkohol yaitu untuk dilakukan sebelum dan sesudah merawat pasien sebelum memakai sarung tangan dan segera setelah melepaskan sarung tangan, setelah tangan menyentuh instrumen atau benda yang terkontaminasi oleh darah atau saliva, sebelum meninggalkan ruangan praktek dokter gigi atau laboratorium dan ketika tangan terlihat kotor, sedangkan indikasi penggunaan cuci tangan bedah yang asepsis ini sebelum dan setelah menggunakan sarung tangan bedah yang steril. 2,3,20 Gerakan yang penting dilakukan dalam mencuci tangan yang benar, yaitu: 12 1. Telapak tangan. 2. Daerah di antara jari-jari. 3. Daerah diantara jari-jari dengan genggaman yang lain. 4. Telapak tangan pada bagian jari tangan yang berlawanan. 5. Ibu jari dibasuh oleh telapak tangan yang berlawanan. 6. Ujung kukuujung jari digosokkan melawan telapak tangan yang berlawanan prosedur 4,5,6 diulangi untuk tiap tangan bergantian. 7. Lanjutkan mencuci tangan dan pergelangan tangan dan keringkan tangan dengan baik. Macam-macam sabun yang biasa digunakan di bidang medis untuk membersihkan tangan, yaitu: 16 1. Sabun Non-Antimikroba Sabun non-antimikroba digunakan dengan tujuan untuk menghilangkan debris dan mikroba seperti, Streptococus, Treponema, Pneumococus, Gonococus dan virus influenza. Sabun non-antimikroba dapat membantu mengatasi iritasi kulit, kekeringan kulit, dan kerusakan kulit. 2. Sabun antimikroba Macam-macam kelompok sabun antimikroba, yaitu: 1. Klorheksidin Glukonat Aktivitas sabun antimikroba dari klorheksidin glukonat dengan melekat dan merusak dari membran sitoplasmik mikroba. Klorheksidin glukonat secara signifikan efektif terhadap material organik termasuk darah. Produk sabun dengan kandungan klorheksidin glukonat konsentrasi 2 kurang efektif dibandingkan dengan yang memiliki konsentrasi 4. Klorheksidin glukonat sering ditambahkan pada alkohol sanitizer untuk mendapatkan efek yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan alkohol saja. 16 Klorheksidin glukonat termasuk sabun yang memiliki kecepatan aksi sedang untuk menghilangkan mikroorganisme. Keuntungan dari klorheksidin glukonat dapat menghilangkan bakteri Gram positif dan virus dengan sangat baik, sedangkan bakteri Gram negatif dapat dihilangkan dengan baik. Kerugian dari klorheksidin glukonat dapat menyebabkan reaksi alergi dan klorheksidin tidak dapat menghilangkan secara keseluruhan dari mikroorganisme mikobakterium dan jamur. 16 2. Iodine dan Iodophor Iodine merupakan produk antiseptik yang sejak lama telah digunakan untuk membersihkan tangan, membersihkan tangan, dan kulit yang terluka. Iodine menghilangkan mikroba dengan merusak sintesis protein dan membran sel dari mikroorganisme. Iodopor dapat menggantikan iodine sebagai bahan antiseptik. Kandungan dari iodopor yaitu iodine, iodide, atau triiodide, dan polimer carrier. 16 Iodine dan iodophor termasuk sabun yang memiliki kecepatan aksi sedang untuk menghilangkan mikroorganisme. Iodine dan iodopor secara signifikan dapat mengurangi substansi organik pada darah dan sputum. Keuntungan dari iodin dapat menghilangkan bakteri Gram negatif, bakteri Gram positif, mikobakteria, dan virus dengan sangat baik, namun jamur dapat dihilangkan dengan baik. Keuntungan dari iodophor dapat menghilangkan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif dengan sangat baik dan jamur dan virus dapat dihilangkan dengan baik, namun iodophor tidak dapat mengilangkan mikobakterium secara keseluruhan. Kerugian iodin dan iodophor dapat menyebabkan kulit terasa panas dan dapat menyebabkan iritasi kulit. 16 3. Choroxylenol Paracholometaxylenol PCMX Choroxylenol paracholometaxylenol PCMX, merupakan bagian dari golongan fenol. Aktivitas antimikroba dari PCMX dengan inaktivasi dari enzim bakteri dan merusak dinding sel. Konsentrasi PCMX dalam sabun anti mikroba antara 0,3-3,75. 16 PCMX termasuk sabun yang memiliki kecepatan aksi sedang untuk menghilangkan mikroorganisme. Keuntungan dari PCMX dapat menghilangkan bakteri Gram positif dengan sangat baik. Kerugian dari PCMX aktivitas netral dengan non-ionik sulfaktan dan tidak dapat membunuh secara keseluruhan dari mikroorganisme bakteri Gram negatif, jamur, virus, dan mikobakteri. 16 4. Quartenary Amonium Quartenary amonium merupakan variasi dari kelompok bahan kimia yang terbuat dari atom nitrogen yang secara langsung berhubungan pada empat kelompok alkil. Alkil benzalkotik klorida secara luas digunakan sebagai antiseptik sejak tahun 1935 sebagai pembersih tangan sebelum melakukan operasi. Aktivitas antimikroba dengan menyerap masuk kedalam membran sitoplasma dan menghancurkan sitoplasma. 16 Quartenary amonium termasuk sabun yang memiliki kecepatan aksi lambat untuk menghilangkan mikroorganisme. Quartenary amonium dapat menghilangkan bakteri Gram negatif dengan baik. Kerugian quartenary amonium hanya dapat digunakan dengan mengkombinasikan dengan alkohol, bakteri Gram positif dan virus tidak dapat dihilangkan secara keseluruhan, dan tidak dapat menghilangkan mikobakterium dan jamur. 16 5. Triklosan Triklosan ditambahkan pada sabun atau produk lain dengan konsentrasi 0,2- 2 untuk aktivitas antimikroba. Triklosan termasuk sabun yang memiliki kecepatan aksi sedang untuk menghilangkan mikroorganisme. Keuntungan dari triklosan dapat menghilangkan bakteri Gram positif dan virus dengan sangat baik dan dapat mengghilangkan bakteri Gram negatif dengan baik. Kerugian dari triklosan tidak dapat menghilangkan mikobakterium secara keseluruhan dan tidak dapat menghilangkan jamur. 16 6. Alkohol Etanol dan isopropanol telah banyak digunakan sebagai antiseptik pada kulit dan bahan disinfektan pada permukaan. Penggunaan optimum etanol atau isopropanol dengan konsentrasi antara 60-95. Kedua bahan kimia tersebut efektif dalam denaturasi protein dan melarutkan lemak. Untuk mendapatkan aktivitas persisten, produk antiseptik alkohol sering ditambahkan sedikit dari klorheksidin glukonat, quartenary amonium, oktenidin, atau triklosan. 16 Alkohol termasuk sabun yang memiliki kecepatan aksi cepat untuk menghilangkan mikroorganisme. Keuntungan Alkohol dapat menghilangkan bakteri Gram negatif, bakteri Gram positif , mikobakteri, jamur dan virus dengan sangat baik. Kerugian dari alkohol dapat menyebabkan kulit kering dan terjadinya dermatitis. 16 B. Menggunakan Masker Masker adalah alat yang digunakan untuk menutupi mulut dan hidung yang berfungsi untuk melindungi dari terhirupnya mikroorganisme patogen dari semprotan aerosol handpiece atau air-water syringe yang mudah terpapar oleh tenaga kesehatan gigi. 1,2,3,6,7 Pada umumnya masker memiliki 2 tipe, yaitu dome shape molded dan flat. Biasanya dome shape digunakan saat prosedur perawatan gigi yang membutuhkan waktu yang lama, hal ini dikarenakan bentuknya yang sesuai dengan anatomi mulut dan hidung serta lebih efektif digunakan dan dibuat adanya celah udara antara masker dengan hidung dan mulut. Ketika masker tidak digunakan sebaiknya jangan pernah memakai masker di hidung atau di dagu, karena permukaan luar dari masker bisa saja telah terkontaminasi gambar 6. 1,2 Gambar 6. A. Masker tipe flat, B. Masker tipe dome-shape molded, C. Jangan memakai masker didagu. 2 Masker dome-shape molded bersifat tahan terhadap cairan sehingga dapat mengurangi terkontaminasi akibat mikroorganisme patogen yang mungkin dapat menempel pada masker. Masker ini didesain dengan bentuk yang tidak rapat ke permukaan wajah, ringan dan lembut sehingga pemakai merasa nyaman, serta memiliki satu tali karet yang memudahkan untuk dilepas. Masker dome shape molded tidak terbuat dari bahan lateks dan non-fiberglas. 2,3,18,21 Masker harus selalu digunakan ketika merawat pasien, gunakan satu masker untuk satu pasien, gunakan masker ketika menghirup udara yang berpotensi terjadinya penyebaran mikroorganisme patogen, dan gantilah masker yang basah atau terkena oleh darah atau cairan tubuh lainnya saat melakukan tindakan perawatan gigi pasien. Melepaskan masker harus dengan hati-hati agar tangan tidak terkontaminasi pada wajah, dengan cara hanya jari yang menyentuh pada bagian karet atau tali masker gambar 7. 2,3,7,8,16,17 Gambar 7. Cara melepaskan masker. 2 C. Sarung Tangan Pemakaian sarung tangan oleh tenaga kesehatan bertujuan untuk mencegah terkontaminasinya tangan dari darah dan cairan tubuh lainnya termasuk saliva yang memungkinkan bahwa mikroorganisme patogen dapat dijumpai ditangan tenaga kesehatan gigi saat mereka melakukan perawatan gigi pasien. 2,3 Sepasang sarung tangan harus selalu digunakan ketika dalam merawat pasien yang memungkinkan akan tersentuh oleh darah, cairan tubuh lainnya termasuk saliva dan membran mukosa. Sarung tangan harus diganti setiap pergantian pasien dan ketika sarung tangan tertusuk oleh benda tajam atau sarung tangan yang robek ketika merawat pasien. Sarung tangan sebaiknya digunakan sekali saja jangan dicuci untuk digunakan kembali. Sarung tangan yang dipakai sebaiknya sesuai dengan ukuran tangan agar saat bekerja tetap merasa nyaman dengan menggunakan sarung tangan. Melepaskan sarung tangan harus dengan cara yang benar agar tidak tersentuh permukaan sarung tangan yang telah terkontaminasi untuk mengurangi dan mencegah terpaparnya oleh agen infeksi gambar 8. 1,2,3,7,12,16,17 Gambar 8. A. Menarik sarung tangan lebih rendah dari pangkal sarung tangan, B. Sisipkan jari yang tidak memakai sarung tangan pada tangan yang masih memakai sarung tangan. 12 Sarung tangan memiliki tiga tipe, yaitu : 2,3,12,16 a. Sarung tangan untuk memeriksa pasien, digunakan ketika memeriksa pasien, melakukan tindakan perawatan non bedah yang mungkin dapat berkontak dengan saliva, dan ketika melakukan prosedur laboratorium. Sarung tangan untuk memeriksa pasien biasanya terbuat dari karet lateks atau vinil. Sarung tangan ini dalam penggunaannya harus sekali pakai dan kemudian dibuang. Sarung tangan pemeriksaan pasien diatur oleh U.S Food and Drug Administration FDA gambar 10. b. Sarung tangan bedah, digunakan ketika melakukan prosedur bedah dan ketika berkontak dengan darah yang banyak, seperti bedah mulut dan perawatan periodontal. Sarung tangan bedah biasanya sarung tangan steril khusus yang dibuat untuk prosedur bedah. Cara menggunakan sarung tangan bedah harus digunakan dengan cara yang tepat untuk menjaga sarung tangan agar tetap steril. Sarung tangan bedah terbuat dari bahan lateks. Sarung tangan bedah diatur oleh U.S Food and Drug Administration FDA gambar 9 dan 10. Gambar 9. Cara memasang sarung tangan bedah steril. 12 c. Sarung tangan non-medis, digunakan ketika melakukan prosedur pembersihan ruangan kerja, membersihkan instrumen tajam yang terkontaminasi atau bahan kimia. Sarung tangan non-medis tidak digunakan ketika merawat pasien. Sarung tangan non-medis tidak diatur oleh U.S Food and Drug Administration FDA. Sarung tangan ini terbuat dari bahan neopren atau polinitril, umumnya terlalu tebal dan terlalu besar untuk pemakaian intraoral, tetapi sifatnya tahan terhadap tusukan. Sarung tangan non medis dapat digunakan dalam kebutuhan industri, sarung tangan ini juga tahan terhadap bahan kimia gambar 10. Gambar 10. Kiri sarung tangan bedah steril, tengah sarung tangan pemeriksaan pasien, kanan sarung tangan non-medis. 2,12 D. Kacamata Pelindung Kacamata pelindung berfungsi untuk melindungi mata dari mikroorganisme patogen yang mungkin mengenai mata, seperti percikan darah dan cairan tubuh lainnya, aerosol dari handpiece, dan saat pembersihan karang gigi. Perlindungan mata sangat dibutuhkan oleh tenaga kesehatan gigi. Kacamata pelindung dapat diganti dengan menggunakan pelindung wajah yang bentuknya memanjang dari daerah mata sampai dagu. Sebagai perlindungan diri, kacamata pelindung juga dapat digunakan oleh pasien sebagai pencegahan terhadap percikan bahan kimia. Kacamata pelindung yang biasa dipakai untuk pasien tidak berupa pelindung wajah yang memanjang sampai dagu gambar 11. 1,2,3,7,8,16,17 Gambar 11. A. Kacamata pelindung dan masker, B. Pelindung wajah dan masker. 2 E. Pakaian Pelindung Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi kulit yang tidak tertutupi oleh baju dari paparan agen infeksi seperti percikan darah, saliva, aerosol, dan bahan lainnya yang terkontaminasi. Pakaian pelindung sebaiknya dibuat longgar, dan memiliki desain leher baju yang tinggi. Pakaian pelindung harus segera diganti ketika pakaian terlihat kotor dan ketika terkena darah dan cairan tubuh lainnya yang berpotensi untuk menularkan penyakit. Pakaian pelindung harus segera dilepaskan ketika meninggalkan tempat kerja dan ketika melakukan prosedur yang berisiko tinggi pakaian pelindung sebaiknya menutupi sampai lutut gambar 12. 2,3,16 OSHA menganjurkan agar baju pelindung bertangan panjang dan ketika pakaian pelindung terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh yang berpotensi untuk menularkan penyakit harus dicuci dengan benar untuk menghilangkan mikroorganisme patogen yang menempel pada pakaian sesuai dengan Standard Precautions. 2,3 Gambar 12. A. Pakaian pelindung cleaning service, B. Pakaian pelindung dilaboratorium. C. Pakaian pelindung prosedur bedah. 2 F. Penutup Kepala dan Pelindung Sepatu Penutup kepala dan pelindung sepatu berfungsi sebagai pelindung kaki dan kepala dari kontaminasi darah dan cairan tubuh lainnya ketika melakukan prosedur perawatan gigi, seperti ketika melakukan prosedur bedah mulut yang berisiko mengelurkan banyak darah gambar 13. 12,16 Penggunaan penutup kepala adalah optional tetapi penggunaan penutup kepala dapat mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada dirambut dan kulit kepala tenaga kesehatan ke alat-alat atau steril dan dapat mengurangi kontaminasi mikroorganisme patogen kepada tenaga kesehatan di kepala dan rambut dari percikan-percikan darah atau cairan tubuh lainnya dari pasien. 12,16 Gambar 13. Kiri dan tengah penutup kepala, kanan pelindung kaki. 12,16 G. Rubber dam Rubber dam adalah lembaran karet yang dipakai pada waktu merawat gigi, dipasang sedemikian rupa di rongga mulut sehingga semua bagian rongga mulut akan tertutup, dan hanya gigi yang dirawat yang akan terlihat. Penggunaan rubber dam dapat mengurangi jumlah bakteri dirongga mulut ketika melakukan prosedur perawatan gigi yang berasal dari air yang disemprotkan ke rongga mulut, dan sebaliknya penggunaan rubber dam dapat mengurangi kontaminasi bakteri, darah, dan saliva kepada tenaga kesehatan. 12,16,22 Pemakaian rubber dam, menyebabkan saliva akan tetap berada dibawah permukaan rubber dam. Penggunaan rubber dam biasanya dikombinasikan dengan HVE High Volume Evacuation. HVE adalah suction berdiameter besar. HVE digunakan untuk mengurangi aerosol dari mulut pasien sehingga akan mengurangi kontaminasi ke lingkungan sekitar. HVE dibersihkan setelah pemakaian dengan menghisapkan bahan disinfektan yang mengandung detergen melalui HVE, dan bagian kepala dari HVE harus dibersihkan secara periodik atau dapat menggunakan alat sekali pakai. 12,22 Meskipun penggunaan rubber dam dan HVE sudah dapat mengurangi percikan saliva, tenaga kesehatan tetap harus menggunakan masker, sarung tangan, kacamata pelindung, pakaian pelindung, dan penutup kaki. 12,22 Komponen dari rubber dam terdiri dari gambar 14: 22 1. Rubber sheets Berupa lembaran karet dengan ukuran 5x5 inchi atau 6x6 inchi, berwarna hijau, abu-abu, dan putih. 2. Rubber stamp Rubber stamp berupa karet dan tinta yang berfungsi sebagai pemberi tanda letak gigi. 3. Rubber dam punc Berfungsi sebagai pembuat lubang pada rubber dam sheet 0,5-2,5 mm. Bentuk alat seperti tang, dengan satu sisi berbentuk roda dan sisi lain berbentuk seperti karet runcing. Jika punc ditekan maka rubber sheet yang diberi tanda akan berlubang. 4. Clamps Clamps berfungsi untuk menahan rubber sheet pada gigi dan menyingkap sedikit gingiva dari gigi. Clamps memiliki berbagai macam ukuran. 5. Forceps Forceps berfungsi untuk memasang dan melepaskan clamps. 6. Dental floss Dental floss berfungsi untuk mencarikan jalan bila daerah proksimal terlalu berdekatan. Selain itu juga berfungsi untuk menahan rubber sheet supaya tidak terjadi kebocoran disekitar gigi yang dirawat. 7. Rubber dam holder Rubber dam holder berbentuk kerangka atau frame dari logamplastik berbentuk huruf U. Gambar 14. Peralatan rubber dam. 22 Cara memasang rubber dam gambar 15: 22 1. Pilih clamps yang sesuai untuk gigi pasien dan dicobakan. 2. Memasang rubber sheet ke frame. 3. Beri tanda pada rubber sheet sesuai letak gigi yang akan dirawat. 4. Lubangi rubber sheet yang telah diberi tanda letak gigi. 5. Pasang rubber sheet dengan bantuan dental floss. 6. Pasang clamps pada gigi yang akan dirawat. Gambar 15. Kiri atas, pemasangan rubber sheet pada frame. Tengah atas, melubangi rubber sheet sesuai letak gigi. Kanan atas, pemasangan rubber sheet pada gigi. Kiri bawah, pemasangan clamps. Kanan bawah, gigi yang telah terpasang rubber dam. 12, 22 H. Pemberian antiseptik sebelum tindakan perawatan Penggunaan antiseptik sebelum melakukan perawatan bertujuan untuk mengurangi jumlah mikroorganisme di permukaan sehingga dapat mencegah masuknya mikroorganisme tersebut pada jaringan dibawahnya yang dapat menyebabkan bakterimia, septikemia, atau infeksi lokal lainnya. Pemberian antiseptik yang biasa dilakukan di kedokteran gigi, yaitu penggunaan obat kumur dan pengolesan antiseptik pada daerah kerja. 12,16 1. Obat kumur Penggunaan obat kumur sebelum prosedur perawatan gigi dapat mengurangi mikroorganisme yang keluar dari rongga mulut melalui aerosol, percikan, dan kontak langsung, sehingga mikroorganisme yang mengkontaminasi tenaga kesehatan gigi maupun permukaan sekitarnya. Prosedur penggunaan obat kumur sebelum melakukan perawatan gigi paling dianjurkan pada prosedur skeling pembersihan karang gigi karena tidak dapat menggunakan rubber dam. 3,12 Obat kumur yang ideal, yaitu: 12,16 a. Memiliki aktivitas yang luas antibakterial, antiviral dan anti-jamur. b. Tidak meninggalkan sisa setelah penggunaan. c. Tidak inaktif terhadap bakteri atau host. d. Potensi alergi yang rendah jika digunakan berulang ulang. e. Mudah digunakan rasa yang enak dan durasi berkumur yang sebentar f. Mengurangi perkembangan dari mikroba yang resisten. g. Non-toksik non-karsinogenik untuk jaringan lunak rongga mulut. h. Non-toksik non-karsinogenik jika tertelan. i. Tidak mengandung alkohol. j. Menyebabkan kerusakan minimal pada flora normal rongga mulut. k. Harga yang rasional untuk penggunaan secara rutin. Sebuah penelitian tentang penggunaan obat kumur anti mikroba sebelum melakukan tindakan perawatan gigi menunjukkan secara signifikan dapat mengurangi bakteri aerobik dan anaerob pada saliva selama 40-60 menit. Selain itu penelitian tentang penggunaan klorheksidin glukonat dengan konsentrasi 0,12 pada pasien dengan periodontitis sedang dan periodontitis parah, didapatkan hasil penurunan jumlah bakteri secara signifikan sebanyak 97, dan pengukuran setelah berkumur selama 30 dan 60 menit sebanyak 77. 16 Namun, tidak ada rekomendasi mengenai pengunaan obat kumur antimikroba sebelum tindakan perawatan gigi. Meskipun telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan obat kumur sebelum tindakan perawatan dapat mengurangi jumlah mikroorganisme selama melakukan prosedur perawatan gigi rutin dan prosedur perawatan gigi invasif. 16 2. Pengolesan antiseptik pada daerah kerja. Persiapan jaringan lunak rongga mulut dengan penggunaan antiseptik sebelum dilakukan injeksi lokal anastesi dianjurkan sejak tahun 1950. Jika tidak dilakukan topikal antiseptik ketika akan melakukan injeksi lokal anastesi, bakteri yang ada dirongga mulut dapat masuk kedalam jaringan lunak rongga mulut bersamaan dengan masuknya jarum suntik, sehingga berpotensi terjadinya infeksi. Pengolesan menggunakan kain kasa yang telah dibasahi oleh larutan antiseptik, dimulai dari intraoral kemudian diteruskan ke daerah ekstraoral dengan gerakan sirkuler dari pusat atau sentral daerah kerja ke arah lateral dengan gerakan searah jarum jam, hal ini bertujuan agar tidak dilakukan pengolesan berulang pada daerah kerja. 12,23 Pengolesan bahan antiseptik pada daerah kerja dilakukan sebagai persiapan sebelum melakukan prosedur bedah dan melakukan lokal anastesi. Pengolesan bahan antiseptik pada daerah kerja dapat dilakukan dengan menggunakan larutan betadine 10, alkohol 70, dan klorheksidin glukonat 0,1 dengan durasi pengolesan selama 15 detik – 2 menit. 12,16 I. Persiapan alat sebelum tindakan perawatan gigi Saat melakukan tindakan perawatan gigi semua alat atau instrumen harus dalam keadaan steril. Setelah melakukan sterilisasi instrumen, instrumen disimpan pada tempat yang tertutup. Tempat yang biasa digunakan untuk menyimpan intrumen yang telah di sterilkan yaitu lemari, lemari tempat penyimpanan masih berada dalan zona steril pada praktek dokter gigi. 23 Sebelum tindakan perawatan gigi pada pasien, instrumen terlebih dahulu dipersiapkan. Dalam mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan, operator sudah dalam keadaan asepsis dengan mencuci tangan dan telah menggunakan alat perlindungan diri operator seperti masker, penutup kepala, dan sarung tangan. Tempat untuk meletakkan instrumen seperti tersebut juga harus dalam keadaan steril. Pada operator yang belum dalam keadaan asepsis belum mencuci tangan, instrumen yang telah dilakukan sterilisasi dapat diambil dengan instrumen yang disebut korentang. Korentang berfungsi untuk mengambil instrumen yang steril agar terjaga kesterilan instrumen yang diambil gambar 16. 23 Gambar 16. Korentang J. Imunisasi Tenaga kesehatan gigi sangat berisiko terpapar oleh mikroorganisme patogen yang dapat menularkan penyakit. Imunisasi merupakan pelindung yang paling mudah dilakukan namun para tenaga kesehatan jarang melakukan imunisasi sebagai pencegahan penularan penyakit. CDC menganjurkan tenaga kesehatan gigi untuk melakukan Imunisasi Hepatitis B dan Influenza. Imunisasi yang dianjurkan untuk tenaga kesehatan yaitu Imunisasi Hepatitis B dan Imunisasi Influenza. 16 Imunisasi Hepatitis B dilakukan tiga tahap, yaitu pada hari dilakukan imunisasi, satu bulan setelah pemberian pertama, dan pada empat bulan setelah pemberian kedua. Imunisasi Hepatitis B diindikasikan bagi semua tenaga kesehatan gigi. Imunisasi Influenza diindikasikan pada tenaga kesehatan yang berusia lebih dari 50 tahun atau yang memiliki risiko tinggi mengganggu kesehatan tubuh, dan tenaga kesehatan yang berkontak terhadap pasien yang berisiko tinggi atau tenaga kesehatan yang bekerja pada pelayanan kesehatan yang bersifat kronis. Imunisasi influenza dilakukan satu kali saja. 16 Vaksin yang ideal, yaitu: 16 a. Aman digunakan. b. Imunogenik menstimulasi semua tipe dari respon imun di tubuh. c. Memberi efek imunitas jangka panjang. d. Hanya perlu dilakukan sekali saja. e. Tidak memberikan efek samping f. Tidak bersifat alergi g. Tidak menyebabkan imunosupresif tidak membuat resipien mudah terkena penyakit lain. h. Tidak mahal. 2.2.3 Penggunaan Alat Sekali Pakai Alat sekali pakai adalah alat kesehatan yang dibuat untuk digunakan hanya pada satu pasien selama satu prosedur perawatan gigi yang kemudian dibuang dan tidak digunakan kembali untuk pasien yang lain. Pada alat yang digunakan sekali pakai terdapat lambang angka 2 dalam lingkaran yang dicoret gambar 17. 1 Gambar 17. Lambang pada alat atau instumen yang sekali pakai. 21 Penggunaan alat sekali pakai dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi antara pasien ke pasien lainnya. Alat sekali pakai tidak perlu untuk dibersihkan dan disterilisasi, dan tidak disterilisasikan untuk digunakan oleh pasien yang lain. Penggunaan kembali pada alat sekali pakai dapat bermasalah terhadap keselamatan saat pemakaian alat, kinerja, dan keefektifannya. Dengan kata lain, alat sekali pakai tidak mengalami tes dan validitas yang luas untuk memastikan alat tersebut aman untuk dipakai kembali. 1,2,3,7 Memproses kembali alat sekali pakai dapat mengubah karakteristik alat tersebut, seperti alat yang terbuat dari plastik dapat menjadi rapuh atau menjadi logam dengan kualitas rendah dan merusak selama proses sterilisasi. Kerusakan alat secara otomatis dengan menggunakan kembali karena stress fatigue. Alat sekali pakai tidak didesain untuk memungkinkan dilakukan dekontaminasi sacara efektif, seperti benda bersudut tajam, lingkaran dan berlubang sempit. Sebuah studi menjelaskan dikarenakan permukaan yang tidak rata cacat dan berparit dari permukaan logam dari matriks bands, file dan reamers, alat tersebut tidak dapat di dekontaminasi secara sukses dengan membersihkan dan sterilisasi. 1,2,3,7 Kategori dari perlengkapan kedokteran gigi lebih baik dijadikan alat sekali pakai, adalah: 1 1. Alat yang sulit untuk dibersihkan dengan lubang yang sempit, seperti saliva ejector dan suction tips gambar 18. 2. Sikat, seperti sikat gigi demonstrasi, cangkir karet profilaksis dan bulu sikat gigi gambar 18. Gambar 18. Saliva ejector dan bulu sikat gigi. 24 3. Alat yang rumit dan kompleks, seperi bur staniless steel, files endodontik, reamears dan sendok cetak plastik gambar 19. Gambar 19. Kiri file endodontik, tengah bur stailess steel, kanan sendok cetak plastik. 1,24 4. Instrumen kecil dan tajam, seperti matriks band, scalpels, jarum suntik, dan jarum jahit. G Gambar 20. Kiri jarum suntik, tengah jarum jahit, kanan scalpel. 24

2.2.4 Air Dental Unit

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik FKG USU tentang Standard Precautions pada Pasien HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan TBC pada Tahun 2015

5 58 73

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tentang Anestetikum Lokal

6 75 49

Tingkat Pengetahuan penggunaan Antibiotik Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode september 2013 – maret 2014

4 77 84

Tingkat Pengetahuan Dan Tindakan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut Rsgmp Usu Tentang Informed Consent Untuk Pencabutan Gigi Posterior Mandibula

1 18 54

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

2 8 13

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

0 0 5

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

0 0 32

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

0 0 3

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Bahaya Radiasi Kedokteran Gigi terhadap Wanita Hamil Trimester Satu di RSGM FKG USU

0 0 11

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik FKG USU tentang Standard Precautions pada Pasien HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan TBC pada Tahun 2015

0 0 5