Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian .1 Lokasi Populasi dan Sampel Variabel dan Definisi Operasional

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan motode survei untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik di RSGMP FKG USU mengenai Standard Precautions operator sebelum tindakan perawatan gigi. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Lokasi pada penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, Departemen Konservasi Gigi, Departemen Periodonsia dan Departemen Pedodonsia yang bertempat di Jl. Alumni No. 2 USU, Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Februari 2015 sampai 16 Maret 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa kepaniteraan klinik Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, Departemen Konservasi Gigi, Departemen Periodonsia, dan Departemen Pedodonsia yaitu sebanyak 60 orang di Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial, sebanyak 54 orang di departemen Konservasi gigi, sebanyak 63 orang di Departemen Periodonsia, dan sebanyak 28 orang di Departemen Pedodonsia. Seluruh populasi dijadikan sampel total sampling, sehingga jumlah sampel keseluruhan sebanyak 205 orang.

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

Tabel 1. Variabel dan Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional 1 Pengetahuan A. Pengetahuan Standard Precautions Standard Precautions Sebelum Tindakan Perawatan Gigi Evaluasi pasien Pengetahuan yaitu pengetahuan responden mengenai Standard Precautions operator sebelum tindakan perawatan gigi. Pengetahuan diukur dalam bentuk pertanyaan yang telah dipersiapkan dengan pilihan jawaban yang benar. Pertanyaan yang diajukan mengenai evaluasi pasien, perlindungan diri, disinfeksi permukaan, penggunaan alat sekali pakai, dan air dental unit. Standard Precautions merupakan langkah-langkah yang perlu diikuti ketika melakukan tindakan yang melibatkan kontak dengan darah, semua cairan tubuh, sekresi, ekskresi kecuali keringat, kulit yang terkelupas, dan membran mukosa. Standard Precautions harus diterapkan pada semua pasien untuk mencegah dan mengurangi penularan penyakit - Evaluasi pasien - Penggunaan alat perlindungan diri - Penggunaan alat sekali pakai - Kualitas air dental unit Informasi yang harus didapatkan saat mengidentifikasi pasien yaitu, nama, usia, jenis kelamin, suku, status, perkawinan, alamat, dan nomor telepon. Riwayat Perlindungan diri penyakit yang pernah diderita atau yang sedang diderita, adanya penyakit keturunan harus dicatat, status ekonomi, pendidikan, pengguna narkoba atau peminum keras, semua hal tersebut harus diketahui saat evaluasi pasien. Dalam mengevaluasi pasien kita harus mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai pasien. Hal ini sangat penting dilakukan dalam merawat pasien untuk mencegah atau mengurangi terjadinya penyebaran penyakit menular di praktek dokter gigi. Perlindungan diri bertujuan untuk mencegah terpaparnya mikroorganisme patogen pada diri tenaga kesehatan. Perlindungan diri meliputi: Mencuci tangan bertujuan untuk menjaga kebersihan tangan. Sebelum membersihkan tangan sebaiknya perhiasan dilepaskan dan tenaga kesehatan tidak berkuku panjang atau menggunakan kuku palsu. Faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas mencuci tangan dalam mengurangi mikroorganisme patogen pada kulit tergantung kepada pemilihan bahan antiseptik termasuk durasi dan teknik mencuci tangan. A Mencuci tangan Indikasi: - Dilakukan sebelum dan sesudah merawat pasien sebelum memakai sarung tangan dan segera setelah melepaskan sarung tangan - Setelah tangan menyentuh instrumen atau benda yang terkontaminasi oleh darah atau saliva sebelum meninggalkan ruangan praktek dokter gigi atau laboratorium. - Ketika tangan terlihat kotor. - Indikasi penggunaan cuci tangan bedah yang asepsis ini sebelum dan setelah menggunakan sarung tangan bedah yang steril. Metode mencuci tangan terbagi menjadi empat yaitu: 1 Mencuci tangan rutin, dilakukan dengan menggunakan sabun non-antimikroba dan dibawah air mengalir dengan durasi 15 detik. 2 Mencuci tangan asepsis, dilakukan dengan menggunakan sabun antimikroba dan dibawah air mengalir dengan durasi 15 detik 3 Membersihkan tangan dengan menggosokkan alkohol, menggosokkan tangan dengan cairan alkohol sampai cairan alkohol kering. 4 Prosedur mencuci tangan bedah yang asepsis, dilakukan dengan menggunakan sabun antimikroba dan dibawah air mengalir dengan durasi 2-6 menit. Masker adalah alat yang digunakan untuk menutupi mulut dan hidung yang berfungsi untuk melindungi dari terhirupnya mikroorganisme patogen dari semprotan aerosol handpiece atau air-water syringe yang mudah terpapar oleh tenaga kesehatan gigi. B Menggunakan masker Indikasi: - Masker harus selalu digunakan ketika merawat pasien - Gunakan satu masker untuk satu pasien - Gunakan masker ketika menghirup udara yang berpotensi terjadinya penyebaran mikroorganisme patogen - Segera ganti masker yang basah atau terkena oleh darah atau cairan tubuh lainnya saat melakukan tindakan perawatan gigi pasien. Melepaskan masker harus dengan hati-hati agar tangan tidak terkontaminasi pada wajah, dengan cara hanya jari yang menyentuh pada bagian karet atau tali masker. Dilakukan sebelum dan sesudah merawat pasien sebelum memakai sarung tangan dan segera setelah melepaskan sarung tangan. C Menggunakan sarung tangan Sarung tangan memiliki tiga tipe, yaitu: a. Sarung tangan untuk memeriksa pasien, digunakan ketika memeriksa pasien, melakukan tindakan perawatan non bedah yang mungkin dapat berkontak dengan saliva, dan ketika melakukan prosedur laboratorium. Biasayan terbuat dari bahan lateks. b. Sarung tangan bedah, digunakan ketika melakukan prosedur bedah dan ketika berkontak dengan darah yang banyak c. Sarung tangan non-medis, digunakan ketika melakukan prosedur pembersihan ruangan kerja, membersihkan instrumen tajam yang terkontaminasi atau bahan kimia - Kacamata pelindung berfungsi untuk melindungi mata dari mikroorganisme patogen yang mungkin mengenai mata, seperti percikan darah dan cairan tubuh lainnya, aerosol dari handpiece, dan saat pembersihan karang gigi. D Menggunakan kacamata pelindung - Kacamata pelindung yang biasa dipakai untuk pasien tidak berupa pelindung wajah yang memanjang sampai dagu. Pakaian pelindung berfungsi untuk melindungi kulit yang tidak tertutupi oleh baju dari paparan agen infeksi seperti percikan darah, saliva, aerosol, dan bahan lainnya yang terkontaminasi. E Menggunakan pakaian pelindung Syarat – syarat: Pakaian pelindung sebaiknya dibuat longgar, bertangan panjang dan memiliki desain leher baju yang tinggi. Cara penggunaan: - Pakaian pelindung harus segera diganti ketika pakaian terlihat kotor dan ketika terkena darah dan cairan tubuh lainnya yang berpotensi untuk menularkan penyakit. - Pakaian pelindung harus segera dilepaskan ketika meninggalkan tempat kerja. - Ketika melakukan prosedur yang berisiko tinggi pakaian pelindung sebaiknya menutupi sampai lutut. F Menggunakan penutup kepala dan pelindung sepatu Penutup kepala berfungsi sebagai: - Melindungi kepala dari kontaminasi darah dan cairan tubuh lainnya ketika melakukan prosedur perawatan gigi, seperti ketika melakukan prosedur bedah mulut yang berisiko mengelurkan banyak darah. - Penggunaan penutup kepala dapat mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada dirambut dan kulit kepala tenaga kesehatan ke alat-alat atau steril dan dapat mengurangi kontaminasi mikroorganisme patogen kepada tenaga kesehatan di kepala dan rambut dari percikan-percikan darah atau cairan tubuh lainnya dari pasien. Pelindung sepatu berfungsi sebagai: - Melindungi sepatu atau kaki dari kontaminasi darah dan cairan tubuh lainnya ketika melakukan prosedur perawatan gigi, seperti ketika melakukan prosedur bedah mulut yang berisiko mengelurkan banyak darah. Penggunaan rubber dam dapat mengurangi jumlah bakteri dirongga mulut ketika melakukan prosedur perawatan gigi yang berasal dari air yang disemprotkan ke rongga mulut, dan sebaliknya penggunaan rubber dam dapat mengurangi kontaminasi bakteri, darah, dan saliva kepada tenaga kesehatan. G Menggunakan rubber dam Penggunaan antiseptik sebelum melakukan perawatan bertujuan untuk mengurangi jumlah mikroorganisme H Penggunaan antiseptik sebelum tindakan perawatan di permukaan sehingga dapat mencegah masuknya mikroorganisme tersebut pada jaringan dibawahnya yang dapat menyebabkan bakterimia, septikemia, atau infeksi lokal lainnya. Pemberian antiseptik yang biasa dilakukan di Kedokteran Gigi, yaitu 1 Obat kumur, Penggunaan obat kumur sebelum prosedur perawatan gigi dapat mengurangi mikroorganisme yang keluar dari rongga mulut melalui aerosol, percikan, dan kontak langsung, sehingga mikroorganisme yang mengontaminasi tenaga kesehatan gigi maupun permukaan sekitarnya. Prosedur penggunaan obat kumur sebelum melakukan perawatan gigi paling dianjurkan pada prosedur skeling pembersihan karang gigi karena tidak dapat menggunakan rubber dam. 2 Pengolesan daerah kerja, Pengolesan menggunakan kain kasa yang telah dibasahi oleh larutan antiseptik, dimulai dari intraoral kemudian diteruskan ke daerah ekstraoral dengan gerakan sirkuler dari pusat atau sentral daerah kerja ke arah lateral dengan gerakan searah jarum jam, hal ini bertujuan agar tidak dilakukan pengolesan berulang pada daerah kerja. Pengolesan bahan antiseptik pada daerah kerja dilakukan sebagai persiapan sebelum melakukan prosedur bedah dan melakukan lokal anastesi. Bahan yang digunakan yaitu, larutan betadine 10, alkohol 70, dan klorheksidin glukonat 0,1 dengan durasi pengolesan selama 15 detik – 2 menit. Alat sekali pakai - Mempersiapkan instrumen yang dibutuhkan, operator sudah dalam keadaan asepsis dengan mencuci tangan dan telah menggunakan alat perlindungan diri operator seperti masker, penutup kepala, dan sarung tangan. Tempat untuk meletakkan instrumen seperti tersebut juga harus dalam keadaan steril. I Persiapan alat sebelum tindakan perawatan gigi - Korentang berfungsi untuk mengambil instrumen yang steril agar terjaga ke sterilan instrumen yang diambil - Imunisasi yang dianjurkan untuk tenaga kesehatan yaitu imunisasi Hepatitis B dan imunisasi influenza. J Imunisasi - Imunisasi Hepatitis B diindikasikan bagi semua tenaga kesehatan gigi. - Imunisasi Hepatitis B dilakukan tiga tahap, yaitu pada hari dilakukan imunisasi, satu bulan setelah pemberian pertama, dan pada empat bulan setelah pemberian kedua. - Imunisasi influenza diindikasikan pada tenaga kesehatan yang berusia lebih dari 50 tahun atau yang memiliki risiko tinggi mengganggu kesehatan tubuh, dan tenaga kesehatan yang berkontak terhadap pasien yang berisiko tinggi atau tenaga kesehatan yang bekerja pada pelayanan kesehatan yang bersifat kronis. Imunisasi influenza dilakukan satu kali saja. Alat yang sebaiknya digunakan sekali pakai yaitu: 1. Alat yang sulit untuk dibersihkan dengan lubang Air dental unit yang sempit, seperti saliva ejector dan suction tips. 2. Sikat, seperti sikat gigi demonstrasi,cangkir karet propilaksis dan bulu sikat. 3. Alat yang rumit dan kompleks, seperti bur staniless steel, files endodontik, reamears dan sendok cetak plastik. 4. Invasive instrumens dan tajam, seperti matriks band, scalpels, jarum, dan jarum jahit. Beberapa cara untuk mengurangi kontaminasi mikroorganisme dari dental unit. 1. Menyediakan tangki air yang berisi air yang telah direbus atau air destilasi dan dimasukkan ke dalam sistem dental unit, sehingga air yang keluar dari handpiece dan semprotan adalah air yang telah direbus. 2. Menggunakan penyaringan bakteri mikrofiltrasi. Alat sekali pakai berupa mikrofiltrasi dipakai pada selang yang dekat dengan handpiece atau air-water syringe. Penggunaan mikrofiltrasi dapat dikombinasikan dengan penampungan air yang telah terjamin kualitasnya. 3. Saluran-saluran air di dental unit secara periodik di flush dengan larutan disinfektan dan dibilas sebelum merawat pasien.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik FKG USU tentang Standard Precautions pada Pasien HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan TBC pada Tahun 2015

5 58 73

Gambaran Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGMP FKG USU Tentang Anestetikum Lokal

6 75 49

Tingkat Pengetahuan penggunaan Antibiotik Oleh Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut RSGM-P FKG USU Periode september 2013 – maret 2014

4 77 84

Tingkat Pengetahuan Dan Tindakan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Bedah Mulut Rsgmp Usu Tentang Informed Consent Untuk Pencabutan Gigi Posterior Mandibula

1 18 54

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

2 8 13

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

0 0 5

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

0 0 32

Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Tentang Standard Precautions Operator Sebelum Tindakan Perawatan Gigi di RSGMP FKG USU

0 0 3

Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik tentang Bahaya Radiasi Kedokteran Gigi terhadap Wanita Hamil Trimester Satu di RSGM FKG USU

0 0 11

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik FKG USU tentang Standard Precautions pada Pasien HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan TBC pada Tahun 2015

0 0 5