BAB III DESKRIPSI MUSIK PADA PERTUNJUKAN OPERA BATAK DALAM
CERITA “PEREMPUAN DI PINGGIR DANAU” OLEH PLOt
3.1 Sejarah Cerita Opera Batak “Perempuan di Pinggir Danau”
Sejarah cerita Opera Batak “Perempuan di Pinggir Danau” diuraikan dalam tulisan ini. Di latar belakangi dengan seiring kehidupan kita yang sekarang,
dimana semakin bertambahnya jumlah penduduk di dunia ini maka begitu juga kebutuhan akan air juga semakin meningkat. Lena Simanjuntak seorang lulusan
IKJ Institut Kesenian Jogjakarta yang sangat peduli dengan lingkungan mengangkat sebuah cerita sekaligus menyutradarai pertunjukan Opera Batak
“Perempuan di Pinggir Danau”. Tidak hanya itu saja, Lena Simanjuntak juga melhat keadaan Danau Toba yang semakin memperihatinkan sekarang ini juga
menjadi alasan untuk mengangkat cerita opera ini. Dan juga untuk mendukung Danau Toba sebagai salah satu anggota Geopark UNESCO.
3.2 Naskah dan Alur Musik
Naskah merupakan lakon dalam teater yang juga merupakan penunjang lahirnya berbagai unsur-unsur yang ada yaitu: aktor, pentas, sutradara, kostum,
dan panggung. Naskah memiliki unsure-unsur teknis berbentuk ruang teks untuk memandu penyutradaraan antara lain sebagai berikut:
1 Scene number yaitu nomor adegan yang memudahkan untuk merancang
breakdown dan proses penyutradaraan. 2
Scene heading yaitu keterangan tempat dan waktu adegan.
Universitas Sumatera Utara
3 Direction yaitu pengarahan adegan oleh penulis naskah yang berbentuk
kata-kata instruktif dan telah diperhitungkan matang dari sisi alur dan dramatiknya.
4 Character yaitu tokoh yang terlibat dalam masalah.
5 Parenthetical yaitu sisipan di bawah character yang menerangkan ekspresi
atau aksi khusus sebagai penekanan informasi dramatik untuk tokoh itu sendiri.
6 Dialogue yaitu dialog tokoh.
7 Transition yaitu transisi atau perpindahan antar scene atau shot dalam
proses editing. Berikut ini adalah naskah drama Perempuan di Pinggir Danau karya PLOt
yang ditulis oleh Lena Simanjuntak.
Universitas Sumatera Utara
OPERA BATAK DALAM CERITA “PEREMPUAN DI PINGGIR DANAU” OLEH PLOt
Untuk memulai acara maka panggung diatur supaya terasa hampa dengan
mengurangi cahaya pada panggung dan hanya ada pemusik yang bersiap untuk
memulai acara untuk mengiri penari yang telah bersiap disamping panggung. Keterangan Alur Musik
Musik 1 Opening Musik suasana hening dengan instrumen: sulim, hasapi, taganing,
ogung, hesek, dan juga lampu diredupkan Instrumen musik dimainkan dengan solfeggio DO-MI-SOL, dan langsung
dilanjutkan ke instrumen musik Batak Toba yang berjudul Saniang Naga Laut, yang akan mengantarkan pemain lakon ke tengah panggung yang berperan
sebagai ibu ikan yang akan bercerita dan juga dibarengi dengan iringan penari. Dan juga dilanjutkan dengan petikan hasapi dengan instrumen musik yang
berjudul Gondang Malim yang berfungsi menarik penari dari panggung dan kembali ke belakang panggung.
Musik 2
Di saat ibu ikan sedang menyelesaikan ceritanya langsung disambut oleh alunan sulim dengan melodi andung-andung dan taganing sebagai pembawa ritem
dan juga melodi. Musik berhenti dan kemudian taganing dimainkan dengan tempo yang cepat tempo 120 untuk memberi bantuan efek suara petir sebagai pengantar
masuknya narator ke panggung dan juga pengantar ibu ikan ke belakang panggung. Saat narator sedang bercerita tiba-tiba masuklah Samosir pemuda
miskin.
Universitas Sumatera Utara
Musik 3
Alunan melodi sulim dimainkan dimana Samosir yang sebenarnya memainkan sulim lipsing dengan bantuan dari tim pemusik. Setelah itu musik
dimainkan sebagai pengantar Samosir yang hendak pergi memancing ke sungai. Kemudian terdengar suara taganing untuk memberi efek gemuruh di saat Samosir
menarik pancingnya dan mendapatkan ikan yang besar.
Musik 4
Permainan andung-andung sulim terdengar disaat pemudi diatas pergi mencari kayu bakar dan ikan besar tersebut menjelma menjadi seorang wanita
cantik Sondang Nauli. Suara gemuruh dari taganing dimainkan sebagai pertanda akan ada orang yang akan datang dan ibu ikan meninggalkan Sondang Nauli.
Kemudian musik dimainkan kembali untuk mengiringi nyanyian vocal Parende yang berjudul Tio Pe Mual, yang juga sebagai musik pengiring Sondang Nauli
yang sedang menari mengikuti alunan nyanyian tersebut
Musik 5
Melodi andung-andung hasapi dengan judul instrumen Sibuka Pikkiran dimainkan untuk mengiringi Sondang Nauli yang menari sendiri dan juga
mengiringi pembacaan teks prolog oleh parende. Setelah itu terdengar gemuruh taganing dan dilanjutkan lagi dengan melodi andung-andung hasapi dengan musik
instrumen yang sama diatas. Musik berhenti sejenak dan langsung diisi oleh melodi sulim saja oleh pemusik dimana Samosir bermain sulim lipsing.
Musik 6
Narator memasuki panggung dan bercerita tentang bagaimana Samosir dan Sondang Nauli bertemu dan pada akhirnya mereka menikah. Saat itu juga dia
Universitas Sumatera Utara
berteriak “Pesta-Pesta” yang menandakan musik dimainkan dengan judul instrumen Medley “Marmutik Inggir-Inggir-Sulaman Barat” yang akan
mengiringi penari dipanggung dan juga Samosir dan Sondang Nauli.
Musik 7
Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai seoorang anak laki-laki yang bernama Toba. Hingga suatu ketika di saat Toba telah bertumbuh besar dan kuat,
dia pun disuruh oleh ibunya untuk mengantarkan bekal ayahnya ke ladang. Ayahnya marah kepada Toba karena makanannya telah habis dimakan. Di saat itu
juga taganing berbunyi dengan memberi efek suara petir kala Samosir mengingkari janjinya.
Musik 8
Itulah legenda awal terjadinya Danau Toba dan Pulau Samosir. Berikutnya masuk paada bagian tor-tor gondang “Hata Sopisik” yag diiringi oleh pemusik
yang berdurasi selama 4 menit, dan disitu juga parende memasuki tengah panggung dan menyanyikan lagu yang berjudul “Au Supir Motor”.
SELESAI
3.3 Manajemen Produksi Pertunjukan Opera Batak