Moto, Visi dan Misi Sanggar PLOt Sistem Pendanaan Sanggar PLOt

revitalisasi Opera Batak. di Berbagai penampilan PLOt bisa mendapat penghargaan melalui tepukan dan cenderamata. Namun penghargaan penting lainnya adalah kegiatan PLOt sudah dihargai di Belanda dan Jerman melalui kesempatan pameran dan pertunjukan. Mungkin penghargaan melalui kesempatan itu menjadi prestasi PLOt juga. Prestasi penting PLOt mungkin adalah keberhasilannya mengenalkan Opera Batak di tingkat nasional dan sekaligus mewujudkan visi Opera Batak terdahulu yang ingin mengenalkan Opera Batak ke seluruh dunia. Sejak 2013 PLOt sudah tampil di Jerman dalam mewujudkan visi itu. Wacana revitalisasi Opera Batak ini mungkin sudah mulai tidak menarik dibicarakan dan dilakukan karena PLOt sendiri tidak bisa seperti grup-grup atau sanggar lain. Labelnya sebagai pusat latihan itulah kondisi yang tidak membuatnya sebagai grup kesenian atau sanggar binaan. PLOt adalah tempat bagi orang-orang yang datang dan pergi.

1.4 Moto, Visi dan Misi Sanggar PLOt

Tahun 2006 PLOt baru menetapkan motonya setelah Sitor Situmorang menawarkan satu kalimat dalam Bahasa Batak Toba, yakni: Mangkulingdo Ogung Natondol di Tano, Nasungkot di Langit Ni Langitan. Arti harfiahnya: Bunyi gong tertancap di bumi, dan sangkut di langit tertinggi. Ini maksudnya agar PLOt dan segala kegiatannya dapat bergema atau menggemakan seni dan budaya Batak. Kegiatan yang dilakukan PLOt melihat tradisi sejauh mungkin dan tidak berakar pada pikiran urban. Tawaran Sitor Situmorang itulah yang digunakan sebagai motto PLOt sampai sekarang dengan visi: Pertunjukan di Aras Nasional dan Internasional hingga Berdirinya sebuah Gedung Opera Batak. Sedangkan misinya ada beberapa, yakni: Universitas Sumatera Utara 1. Melanjutkan program revitalisasi Opera Batak. 2. Memperkenalkan kembali Opera Batak ke kalangan yang lebih luas. 3. Memfasilitasi pemain Opera Batak terdahulu dan generasi baru. 4. Mengembalikan Opera Batak sebagai teater rakyat dan pintu. pembelajaran ulang terhadap potensi seni dan budaya tradisional. 5. Menjadikan Opera Batak sebagai bagian dari referensi dalam historiografi teater di Indonesia. Mewujudkan visi dan misi ini PLOt tetap terbuka untuk bekerjasama untuk semua pihak dan berbagai jaringan dengan etika saling-mengembangkan dan saling menguntungkan. Ini mungkin menyulitkan bagi pihak-pihak yang masih mencari pengakuan dan citra. Juga menyulitkan bagi PLOt karena tidak semua bisa menjadi teman kerjasama mengerti Opera Batak yang digali sejak 2002 dan dilanjutkan PLOt sejak 2005 hingga mewujudkan segala misi dan visi itu setelah berpuluh-puluh tahun nanti.

1.5 Sistem Pendanaan Sanggar PLOt

Menyangkut dana sekretariat dan operasional awalnya bersumber dari tiga pendirinya. Sedangkan dana kegiatan di sekretariat bisa dari sisa produksi pertunjukan dan beberapa usaha yang sempat dilakukan. Keempat penggagas PLOt boleh dikatakan memberikan hibah secara pribadi untuk keberlangsungan PLOt, meskipun terkadang harus berhutang dan mengembalikannya tanpa bunga. Peran orang-orang yang memberikan pinjaman tanpa bunga ke PLOt juga berperan untuk menopang pendanaan itu, di samping para penyumbang yang tidak menyampaikan kepentingan apa-apa selain kebanggaan terhadap kebangkitan Budaya Batak. Narasi para penyumbang PLOt sudah pernah diwujudkan dalam Universitas Sumatera Utara beberapa kali pertunjukan. Semua dana itu digunakan untuk kepentingan kegiatan, modal, dan bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan finansial untuk beberapa orang yang sudah tercatat menerimanya dari PLOt. Beberapa orang juga sempat menerima dana untuk menyambut akhir tahun, selain untuk uang saku pada utusan pelatihan-pelatihan, bantuan uang kuliah, bantuan penggandaan skripsi, dan kemalangan. Semua itu bisa dikatakan ada sumbernya dari upaya PLOt untuk tetap berbagi untuk kondisi-kondisi di luar pelatihan dan pertunjukan.

1.6 Proses dan Jadwal Latihan Sanggar PLOt