Selain menyerang pernafasan dan gigi, keracunan yang bersifat Destruksi

terpapar oleh Cd. Widowati et al., 2008. Menurut Sudarmaji et al. 2006 gejala akut dan kronis akibat keracunan kadmium sebagai berikut : 1.Gejala akut : a. Sesak dada. b. Kerongkongan kering dan dada terasa sesak constriction of chest. c. Nafas pendek. d. Nafas terengah-engah, distress dan bisa berkembang ke arahpenyakit radang paru-paru. e. Sakit kepala dan menggigil. f. Mungkin dapat menyebabkan kematian. 2. Gejala kronis: a. Nafas pendek b. Kemampuan mencium bau menurun. c. Berat badan menurun. d. Gigi terasa ngilu dan berwarna kuning keemasan.

e. Selain menyerang pernafasan dan gigi, keracunan yang bersifat

kronismenyerang juga saluran pencernaan, ginjal, hati dan tulang. 2.4 Sumber-sumber Potensi Logam Berat Pada Lipstik a. Kadmium Kadmium adalah salah satu logam berat yang ditemukan dalam pigmen anorganik produk kosmetik. Sehingga lipstik kemungkinan tercemar oleh kadmium Nourmoradi et al., 2013. b. Timbal Beberapa lipstik ditemukan mengandung Timbal. Timbal digunakan untuk membuat lipstik di bibir tahan dari pengoksidasian udara oxidation dan tahan air Universitas Sumatera Utara waterproof Sartono, 2002. Kontaminasi timbal pada lipstik dapat juga berasal dari kontaminasi solder timbal atau cat yang mengandung timbal yang terdapat pada peralatan produksi Hepp et al., 2009. Lipstik dapat terkontaminasi dengan timbal dapat disebabkan karena bahan dasar yang digunakan secara alami mengandung logam berat atau tercemar selama produksi Nourmoradi et al., 2013. Timbal dapat digunakan sebagai zat warna seperti Pb karbonat dan Pb sulfat Ardyanto, 2005.

2.5 Destruksi

Destruksi merupakan proses perusakan oksidatif dari bahan organik sebelum penetapan suatu analit anorganik atau untuk memecah ikatan dengan logam. Agar unsur-unsur tersebut tidak saling mengganggu dalam analisis, maka salah satu unsur harus di hilangkan, dengan adanya proses destruksi tersebut diharapkan yang tertinggal hanya logamlogamnya saja. Dalam pendestruksian hendaknya memilih zat pengoksidasi yang cocok baik untuk logam maupun jenis sampel yang akan dianalisis. Secara umum, destruksi ada dua yaitu destruksi basah dan destruksi kering Dewi, 2012.

2.5.1 Destruksi basah

Pada umumnya destruksi basah dapat menentukan unsur-unsur dengan konsentrasi yang rendah Wulandari dan Sukesi, 2013. Destruksi basah dilakukan dengan cara menguraikan bahan organik dalam larutan asam pengoksidasi pekat H 2 SO 4 , HNO 3 , H 2 O 2 dan HClO 4 dengan pemanasan sampai jernih. Mineral anorganik akan tertinggal dan larut dalam larutan asam kuat. Mineral berada dalam bentuk kation logam dan ikatan kimia dengan senyawa organik telah Universitas Sumatera Utara terurai. Larutan selanjutnya disaring dan siap dianalisis dengan SSA Dewi, 2012.

2.5.2 Destruksi kering

Destruksi kering dilakukan dengan cara sampel yang akan dianalisis dipanaskan pada temperatur lebih dari 500ÂșC. Selain itu dapat menguapkan senyawa organik dari C,H,O dan N menjadi gas seperti CO 2 , CO, NO, NO 2 , H 2 O, dan sebagainya. Keuntungan metode ini adalah sederhana dan terhindar dari pengotor seperti dalam metode destruksi basah, namun dapat terjadi kehilangan unsur-unsur mikro tertentu. Disamping itu, dapat juga terjadi reaksi antara unsur dengan bahan wadah. Pada destruksi kering, material yang berisi unsur yang rendah ditempatkan dalam wadah silika atau porselin Dewi, 2012.

2.6 Spektrofotometri Serapan Atom