Analisis Kuantitatif .1Kurva kalibrasi timbal dan kadmium

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Kuantitatif 4.1.1Kurva kalibrasi timbal dan kadmium Kurva kalibrasi timbal dan kadmium diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan baku keduanya pada panjang gelombang masing-masing. Kurva kalibrasi larutan timbal dan kadmium dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. Gambar 4.1 Kurva Kalibrasi Timbal Pb Gambar 4.2Kurva Kalibrasi Kadmium Cd Y = 0,0000338289X – 0,0000285714 Y = 0,0000954286X + 0,0000476190 Konsentrasi ngml Konsentrasi ngml Universitas Sumatera Utara Hasil pengukuran kurva kalibrasi untuk keduanya diperoleh persamaan garis regresi yaitu Y = 0,0000338286X – 0,0000285714 untuk timbal danY = 0,0000954286X + 0,0000476190untuk kadmium. Berdasarkan kurva di atas diperoleh hubungan yang linear antara konsentrasi dengan absorbansi, dengan koefisien korelasi r timbal sebesar 0,9995 dan kadmium 0,9996. Nilai r ≥ 0,95 menunjukkan korelasi yang erat yang menyatakan adanya hubungan antara X konsentrasi dan Y absorbansi Shargel dan Andrew, 1985. Kurva ini menunjukkan korelasi positif antara konsentrasi X dan absorbansi Y yang artinya peningkatan konsentrasi sebanding dengan naiknya absorbansi Sudjana, 2005. Data hasil pengukuran serapan larutan baku timbal dan kadmium dan perhitungan persamaan garis regresi dapat dilihat pada Lampiran 5dan Lampiran 6 halaman 51-54. 4.1.2 Penetapan kadar timbal dankadmium Penetapan kadar timbal dan kadmium dilakukan secara spektrofotometri serapan atom. Sumber nyala yang dipakai adalah udara-asetilen dengan suhu nyala 2200°C Gandjar dan Rohman, 2007. Pengukuran dilakukan pada masing- masing kurva kalibrasi kedua logam di atas sehingga menghasilkan absorbansi dan diperoleh konsentrasi larutan sampel berdasarkan persamaan regresi masing- masing kurva kalibrasi kedua logam di atas. Hasil analisis kadar dapat dilihat pada Lampiran 7 halaman 55-58. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Hasil penetapan kadar timbal dan kadmium dalam sampel Sampel Kadar mcgg Timbal Kadmium 1 0,238185 ± 0,035773 0,012784 ± 0,003466 2 0,474325 ± 0,018154 0,010769 ± 0,001697 3 0,324294 ± 0,025071 0,015835 ± 0,001725 4 0,516410 ± 0,025047 0,010862 ± 0,002484 5 0,336368 ± 0,013221 0,012248 ± 0,003242 6 0,228360 ± 0,023893 0,010777 ± 0,002226 Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sampel mengandung timbal dan kadmium dengan kadar yang berbeda-beda untuk setiap sampel. Kadar timbal tertinggi terdapat pada sampel 4, sedangkan kadar kadmiumtertinggi terdapat pada sampel 3.Keamanan lipstik pada penelitian ini mengacu pada batas aman timbal dan kadmium yang berturut-turut ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia BPOM RI, 2011 dan Health Canada 2011 Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia NOMOR HK.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011 tentang persyaratan cemaran mikroba dan logam berat dalam kosmetika, batasan cemaran logam timbal untuk kosmetika adalah tidak lebih dari 20 mgkg atau 20 mgL 20 ppm. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan kadar timbal yang terdapat dalam sampel lipstik belum melebihi batas yang ditetapkan oleh BPOM RI dan masih layak dan aman untuk digunakan BPOM RI, 2011. Menurut Health Canada 2011, batasan cemaran logam kadmium untuk kosmetik, adalah tidak lebih dari 3 μgg.Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan kadar kadmium yang terdapat dalam sampellipstik belum melebihi batas yang ditetapkan olehHealth Canada dan masih layak dan aman untuk digunakan Health Canada, 2011. Universitas Sumatera Utara Kadar logam timbal dan kadmium masing-masing dalam jumlah yang sangat kecil, namun tetap harus diwaspadai terutama pada pemakaian produk secara terus-menerus, yang dapat menyebabkan terjadinya akumulasi logam berat. Akumulasi logam berat banyak terdapat pada organ hati, ginjal, dan alat pernafasan. Akumulasi logam berat di dalam tubuh manusia dalam jangka waktu yang lama dapat menganggu sistem peredaran darah, urat syaraf dan kerja ginjal Widaningrum, 2007. Efek keracunan timbal kronis biasanya menimbulkan gejala yang tidak spesifik pada hampir semua sistem tubuh.Efek negatif keracunan timbal kronis pada manusia menurut laporan penelitianterdiri atas penurunan libido dan kesuburan jantan dan betina, keguguran dan kelahiran prematur, masalah kecerdasan, hipertensi, kardiovaskuler, lebih agresif, serta gangguan fungsi ginjal Mustika et.al. 2014.Penimbunan kadmium terutama pada ginjal, kulit, paru dan pankreas Sartono, 2002.Pada orang dewasa, kadmium dapat menyebabkan kanker payudara, penyakit kardiovaskular atau paru-paru, penyakit jantung, kegagalan reproduktif bahkan dapat menyebabkan kemandulan Istarani, 2014 dan Agustina, 2010. 4.2 Analisis Data Secara Statistik 4.2.1 Analisis data dengan uji t