Metode Penelitian Waktu dan Tempat Teknik Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisa Data Kesimpulan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif observasional dengan desain penelitian cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran hematologi pada pasien sepsis di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014.

4.2 Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai Desember 2015. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, Medan Provinsi Sumatera Utara sebagai lokasi pengumpulan rekam medis.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah rekam medis pasien sepsis yang dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada tahun 2014.

4.3.2 Sampel Penelitian

Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling, yaitu teknik pengambilan rekam medis pasien sepsis sama dengan jumlah rekam medis pasien sepsis pada populasi penelitian.

4.3.3 Kriteria Sampel

1. Kriteria inklusi : 1 Rekam medis pasien sepsis dengan usia ≥ 18 tahun 2 Seluruh rekam medis pasien sepsis di bagian penyakit dalam RSUP H. Adam Malik Medan Universitas Sumatera Utara 2. Kriteria eksklusi : 1. Seluruh rekam medis yang tidak memiliki kelengkapan data berupa pemeriksaan hematologi 2. Rekam medis pasien sepsis yang telah mendapatkan transfusi darah minimal 3 bulan sebelumnya

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Pada pelaksanaan penelitian, data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari rekam medis di RSUP Haji Adam Malik Medan. Cara yang digunakan adalah observasi rekam medis. Rekam medis semua pasien yang telah didiagnosa dengan sepsis yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi diambil dan di cacat hasil pemeriksaan hematologinya yang berupa hemoglobin, leukosit, dan trombosit.

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

Data yang telah dikumpulkan dimasukkan ke dalam komputer dan dianalisis dengan menggunakan tabel distribusi jumlah rata-rata. Universitas Sumatera Utara BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data dalam penelitian ini telah dilakukan pada tanggal 22-28 september 2015 di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah sampel sebanyak 125 pasien sepsis untuk mengetahui gambaran hematologinya. Berdasarkan data dari rekam medis, maka dapat disimpulkan hasil penelitian dalam paparan dibawah ini.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik merupakan rumah sakit kelas A sesuai SK Menkes No. 335MenkesSKVII1990 serta rumah sakit milik pemerintah dan dikelola oleh Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah Provinsi Sumater Utara. Rumah Sakit ini terletak di jalan Bunga Lau, nomor 17, Medan, Provinsi Sumatera Utara. Pada tanggal 11 Januari 1993 secara resmi Pusat Pendidikan Fakultas Kedokteran Sumatera Utara, Medan dipindahkan ke RSUP H. Adam Malik. 5.1.2 Karakteristik Individu 5.1.2.1 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 5.1 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah n Presentasi Pria 73 58,4 Wanita 52 41,6 Total 125 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien pria sebanyak 73 orang 57.9 dan pasien wanita sebanyak 53 orang 42.1 . Universitas Sumatera Utara 5.1.2.2 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Usia Tabel 5.2 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Usia Usia Jumlah n Presentasi 18-40 33 26,4 41-60 61 48,8 61-75 29 23,2 75 2 1,6 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien dengan usia 18-40 tahun sebanyak 33 orang 26,4, pasien dengan usia 41-60 tahun sebanyak 61 orang 48,8, pasien dengan usia 61-75 tahun sebanyak 29 orang 23,2, dan pasien dengan usia diatas 75 tahun sebanyak 2 orang 1,6. 5.1.2.3 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 5.3 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan Jumlah n Presentasi SD 27 21,6 SLTP 20 16 SLTA 72 57,6 Sarjana 6 4,8 Total 125 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien dengan tingkat pendidikan SD sebanyak 27 orang 21,6, pasien dengan tingkat pendidikan SLTP sebanyak 20 orang 16, pasien dengan tingkat pendidikan SLTA sebanyak 72 orang 57,6, dan pasien dengan tingkat pendidikan Sarjana sebanyak 6 orang 4,8. Universitas Sumatera Utara 5.1.2.4 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Pekerjaan Tabel 5.4 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Pekerjaan Pekerjaan Jumlah n Presentasi Wiraswasta 51 40,8 Pegawai Negeri dan Swasta 18 14,4 Tidak Bekerja 37 29,6 Pelajar 3 2,4 Petani dan Buruh 16 12,8 Total 125 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien dengan pekerjaan wiraswasta se banyak 51 orang 40,8, pasien dengan pekerjaan petani dan buruh sebanyak 16 orang 12,8, pasien dengan pekerjaan pegawai negeri dan swasta sebanyak 18 orang 14,4, pasien dengan pekerjaan mahasiswa atau pelajar sebanyak 3 orang 2,4, dan pasien yang tidak bekerja sebanyak 37 orang 29,6. 5.1.2.5 Distribusi Kondisi Akhir Pasien Keseluruhn Tabel 5.5 Tabel Distribusi Kondisi Akhir Pasien Keseluruhan Status Jumlah n Presentasi Meninggal 100 80 Pulang Paksa Dipulangkan 8 17 6,4 13,6 Total 125 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien dengan status meninggal sebyak 100 orang 80, pasien dengan status pulang paksa sebanyak 8 orang 6,4, pasien dengan status dipulangkan sebanyak 17 orang 13,6. Universitas Sumatera Utara 5.1.2.6 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Penyakit Penyerta Tabel 5.6 Distribusi Jumlah Pasien Berdasarkan Penyakit Penyerta Diagnosis Jumlah n Presentasi Sistem Pernapasan 31 24,8 Sistem Pencernaan Sistem Saluran Kemih Sistem Metabolik Sistem Saraf Sistem Kulit dan Otot Dan lain-lain 25 20 6 5 12 26 20 16 4,8 4 9,6 20,8 Total 125 100 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pasien dengan penyakit penyerta seperti penyakit sistem pernapasan sebanyak 31 orang 24,8, pasien dengan penyakit sistem pencernaan sebanyak 25 orang 20, pasien dengan penyakit sistem saluran kemih sebanyak 20 orang 16, pasien dengan penyakit jantung, HIV dan lain-lain sebanyak 26 orang 20,8, pasien dengan penyakit sistem kulit dan otot sebanyak 12 orang 9,6, pasien dengan penyakit sistem metabolik sebanyak 6 orang 4,8, dan pasien dengan penyakit sistem saraf sebanyak 5 orang 4. Universitas Sumatera Utara 5.1.3 Hasil Analisa Data 5.1.3.1 Gambaran Hematologi Pasien Sepsis Berdasarkan Jenis Kelamin Secara Keseluruhan Tabel 5.8 Gambaran Hematologi Pasien Sepsis Berdasarkan Jenis Kelamin Secara Keseluruhan Berdasarkan data diatas didapat gambaran hematologi pasien sepsis secara keseluruhan berupa rata-rata gambaran hemoglobin pria sejumlah 9,92 ±2,58 gdl, rata-rata hemoglobin wanita sejumlah 9,48 ±3,26 gdl, dan rata-rata hemoglobin total sejumlah 9,74 ±2,87 gdl. Kemudian gambaran leukosit didapatkan rata-rata leukosit pada pria sejumlah 25,69 ±45,83 10 3 mm 3 , rata-rata leukosit wanita sejumlah 20,02 ±30,10 10 3 mm 3 , dan rata-rata leukosit total adalah 23,33 ±40,03 10 3 mm 3 . Selanjutnya rata-rata trombosit didapatkan bahwa rata-rata trombosit pada pria sejumlah 262,27 ±150,86 10 3 mm 3 , rata-rata trombosit wanita sejumlah 276,96 ±164,24 10 3 mm 3 , dan rata-rata trombosit total adalah 268,38 ±156,08 10 3 mm 3 . Diagnosis Sepsis Hematologi gdl Leukosit 10 3 mm 3 Trombosit 10 3 mm 3 Keseluruhan n Mean ±SD Mean ± SD Mean ± SD Pria 73 9,92 ±2,58 25,69 ±45,83 262,27 ± 150,86 Wanita 52 9,48 ±3,26 20,02 ±30,10 276,96 ± 164,24 Total 125 9,74 ±2,87 23,33 ±40,03 268,38 ± 156,08 Universitas Sumatera Utara 5.1.3.2 Gambaran Hematologi Pasien Sepsis Berdasarkan Kelompok Usia Tabel 5.9 Gambaran Hematologi Pasien Sepsis Berdasarkan Kelompok Usia Kelompok Usia Hemoglobin gdl Leukosit 10 3 mm 3 Trombosit 10 3 mm 3 n Mean ±SD Mean ±SD Mean ±SD 18-40 33 10,66 ±3,36 14,03 ±12,70 243,93 ±138,83 41-60 61 9,02 ±2,49 29,34 ±54,73 281,03 ±169,07 61-75 29 10,18 ±2,76 21,94 ±17,05 278,06 ±149,18 75 2 9,85 ±3,74 13,85 ±92,63 145,50 ±60,10 Berdasarkan data diatas didapat bahwa gambaran hematologi pasien sepsis dengan rentang usia 18-40 tahun dengan rata-rata hemoglobin total sejumlah 10,06 ±3,36 gdl, rata-rata leukosit total sejumlah 14,03 ±12,70 10 3 mm 3 , dan rata- rata trombosit total sejumlah 243,93 ±138,83 10 3 mm 3 . Gambaran hematologi pasien sepsis dengan rentang usia 41-60 tahun, rata-rata hemoglobin total sejumlah 9,02 ±2,49 gdl, rata-rata leukosit total sejumlah 29,34 ±54,73 10 3 mm 3 , dan rata-rata trombosit total sejumlah 281,03 ±169,07 10 3 mm 3 . Gambaran hematologi pasien sepsis dengan rentang usia 61-75 tahun rata-rata hemoglobin total sejumlah 10,18 ±2,76 gdl, rata-rata leukosit total sejumlah 21,94 ±17,05 10 3 mm 3 , dan rata-rata trombosit total sejumlah 278,06 ±149,18 10 3 mm 3 . Gambaran hematologi pasien sepsis usia diatas 75 tahun rata-rata hemoglobin total sejumlah 9,85 ±3,74 gdl, rata-rata leukosit total sejumlah 13,85 ±92,63 10 3 mm 3 , dan rata-rata trombosit total sejumlah 145,50 ±60,10 10 3 mm 3 .

5.2 Pembahasan

5.2.1 Analisis Karakteristik Pasien

Berdasarkan karakteristik penelitian ini yang telah dipaparkan sebelumnya, jumlah pasien sepsis menurut jenis kelamin Tabel 5.1 terbanyak adalah pria sebanyak 73 orang 58,4, sedangkan pasien wanita sebanyak 52 Universitas Sumatera Utara orang 41,6. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Subroto 2002 di RS Dr. Sardjito Yogyakarta yang menyatakan bahwa angka kejadian sepsis pada pria lebih banyak daripada wanita. Kemudian menurut usia Tabel 5.2 jumlah pasien sepsis terbanyak adalah dengan usia 41-60 tahun sebanyak 61 orang 48,8, nomor dua terbanyak usia 18-40 tahun sebanyak 33 orang 26,4, dan nomor tiga terbanyak adalah usia 61-75 tahun sebanyak 29 orang 23,2. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Subroto 2002 di RS Dr. Sardjito 2002 di RS Dr. Sardjito Yogyakarta yang menyebutkan bahwa proporsi usia terjadi sepsis antara 51-60 tahun sebanyak lebih dari 50 dari total 275 pasien. Penelitian juga di lakukan Martin et al 2003 menyebutkan bahwa usia rata-rata pasien sepsis adalah 57,4 tahun. Pada karakteristik pasien sepsis menurut tingkat pendidikan Tabel 5.3 didapatkan jumlah pasien terbanyak adalah pasien dengan pendidikan terakhir SLTA sebanyak 72 orang 57,6, dan yang paling sedikit adalah pasien dengan pendidikan terakhir sarjana sebanyak 6 orang 4,8. Selanjutnya pada karakteristik pasien menurut pekerjaan Tabel 5.4 didapatkan tiga jenis pekerjaan terbanyak adalah Wiraswasta sebanyak 51 orang 40,8, Tidak Bekerja sebanyak 37 orang 29,6 serta Pegawai NegeriSwasta sebanyak 18 orang 14,4. Selanjutnya, berdasarkan penyakit penyerta pasien sepsis Tabel 5.6 yang terbanyak adalah penyakit gangguan sistem pernapasan sebanyak 31 orang 24,8 diikuti penyakit infeksi lainnya seperti HIV sebanyak 26 orang 20,8 dan penyakit sistem pencernaan sebanyak 25 orang 20. Hal ini sesuai dengan penelitian Shapiro 2010 yang menyebutkan bahwa penyebab paling umum sepsis adalah infeksis pada saluran napas dan urogenital. Juga hal ini di dukung penelitian yang dilakukan oleh Dr. Shen 2010, menyatakan bahwa lokasi infeksi yang paling sering menyebabkan sepsis adalah paru-paru serta penelitian yang dilakukan Subroto 2002 di RS Dr. Sardjito dari total 275 pasien sepsis 19,2 persen infeksi paru diikuti penyakit endokrin dan nefrologi. Selanjutnya dari total 125 pasien sepsis, yang mengalami kematian sebanyak 100 orang 80, pulang paksa sebnyak 8 orang 6,4, dan dipulangkan sebanyak 17 orang 13,6. Hal ini sesuai dengan penelitian Widodo Universitas Sumatera Utara 2004, menyebutkan bahwa dari total 160 pasien sepsis sebanyak 135 orang 84,9 meninggal.

5.2.2 Gambaran Hematologi Pasien Sepsis Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin

Berdasarkan data yang telah dipaparkan sebelumnya terjadi penurunan rata-rata hemoglobin pada semua pengelompokan pasien sepsis, baik menurut usia, jenis kelamin. Secara keseluruhan Tabel 5.8 didapatkan rata-rata hemoglobin pria sejumlah 9,92 ±2,58 gdl, wanita sejumlah 9,48 ±3,26 ggl, dan total sejumlah 9,74 ±2,87 gdl. Begitu juga halnya dengan usia Tabel 5.9. Pasien sepsis usia 18-40 tahun rata-rata hemoglobin total sejumlah 10,66 ±3,36 gdl, usia 41-60 tahun rata-rata hemoglobin total sejumlah 9,02 ±2,49 gdl, usia 61-75 tahun rata-rata hemoglobin total sejumlah 10,18 ±2,76 gdl, dan usia 75 tahun hemoglobin total sejumlah 9,85 ±3,74 gdl. Hal ini bisa terjadi karena sepsis menyebabkan berbagai kelainan pada lini eritrosit, antara lain gangguan deformabilitas, agregasi eritrosit, anemia, serta peningkatan hemoglobin bebas akibat peningkatan destruksi sel eritrosit. Keempat gangguan ini dapat menyebabkan gangguan sirkulasi, yang pada akhirnya akan memperberat disfungsi organ yang terjadi. Eritrosit memiliki kemampuan deformabilitas, yaitu kemampuan untuk berubah bentuk dan kembali ke bentuk semula tanpa terjadi ruptur pada situasi tertentu. Deformabilitas ini memegang peranan penting bagi sel darah merah dalam menjalankan fungsinya untuk menghantarkan oksigen hingga sirkulasi mikrovaskular. Kemampuan ini dikarenakan oleh bentuk eritrosit dan adanya komponen elastik pada struktur korteks membran eritrosit. Penurunan deformabilitas pada sepsis akan meningkatkan waktu pengaliran darah, terutama mikrosirkulasi, sehingga berpengaruh negatif terhadap penghantaran oksigen ke jaringan dan dapat memperberat disfungsi organ yang terjadi. Pada sepsis dapat terjadi agregasi eritrosit, namun patofisiologi yang pasti belum diketahui. Hal ini dapat terlihat melalui peningkatan laju endap darah. Kelainan pada membran sel eritrosit juga dapat mengakibatkan peningkatan penghancuran sel. Bila terjadi peningkatan penghancuran eritrosit, maka kadar hemoglobin bebas akan Universitas Sumatera Utara meningkat. Anemia pada penderita dengan sepsis berat bisa terjadi akibat pendarahan. Dalam kebanyakan kasus, pada pasien sepsis didiagnosis sumber kehilangan darah yang jelas. Sumber anemia mungkin kurang jelas pada pasien yang menjadi septik akibat trauma besar dengan perdarahan langsung ke dalam jaringan lunak dalam hal ini seperti perdarahan retroperitoneum. Sepsis dapat memicu DIC dengan hemolisis karena fragmentasi sel darah merah. Sekitar 25 pasien dengan DIC akan memiliki bukti klinis hemolisis mikroangiopati diwujudkan oleh adanya schistocytes pada apusan darah tepi mereka Goyette et al.,2004. Pada rata-rata jumlah leukosit secara keseluruhan ditemukan peningkatan jumlah leukosit pada pengelompokan pasien. Rata-rata jumlah leukosit menurut jenis kelamin Tabel 5.8 di peroleh rata-rata leukosit pria adalah 25,69 ±45,83 10 3 mm 3 , sedangkan pada wanita 20,02 ±30,10 10 3 mm 3 dan total sejumlah 23,33 ±40,03 10 3 mm 3 . Jumlah tersebut cukup jauh dari normal yaitu 5,0-10,0 10 3 mm 3 WebMd, 2012. Berdasarkan pengelompokan menurut usia Tabel 5.9 jumlah rata-rata leukosit tertinggi adalah pada kelompok usia 41-60 tahun yaitu 29,34 ±54,73 10 3 mm 3 . Sedangakan pada usia 61-75 tahun yaitu 21,94 ±17,05 10 3 mm 3 dan terendah pada usia 75 tahun yaitu 13,85 ±92,63 10 3 mm 3 . Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Goyette et al 2004 bahwa ada perubahan leukosit yang umum pada pasien dengan sepsis berat. Leukositosis netrofilik adalah manifestasi umum dari sepsis. Neutropenia pada penderita sepsis merupakan hasil dari penipisan prekursor granulosit sumsum tulang, sebuah granulositik atau perpindahan leukosit ke dalam fokus yang terinfeksi dalam jumlah yang melebihi kemampuan sumsum tulang untuk menggantikan mereka secara tepat waktu. Pada pasien dewasa yang mengalami sepsis berat lebih sedikit yang mengalami hal ini daripada pasien anak. Selanjutnya jumlah rata-rata trombosit secara umum ditemukan masih dalam batas normal pada seluruh pengelompkan pasien. Berdasarkan jenis kelamin Tabel 5.8 rata-rata jumlah trombosit pasien pria adalah 262,27 ±150,86 10 3 mm 3 , rata-rata trombosit pada wanita adalah 2276,96 ±164,24 10 3 mm 3 , dan total sejumlah 268,38 ±156,08 10 3 mm 3 . Bersadarkan pengelompokan menurut Universitas Sumatera Utara usia Tabel 5.9 yaitu 3 urutan tertinggi masing-masing usia 41-60 sejumlah 281,03 ±169,07 10 3 mm 3 , usia 61-75 tahun sejumlah 278,06 ±149,18 10 3 mm 3 , dan umur 18-40 tahun sejumlah 243,93 ±138,83 10 3 mm 3 . Tentu hal ini tidak sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh Goyette et al 2004 bahwa trombositopenia adalah gejala yang sering terjadi pada penyakit kritis, umumnya digunakan dalam uji klinis terapi sepsis berat sebagai penanda disfungsi sistem organ hematologi. Dalam sebuah penelitian dari populasi ICU, sepsis telah diidentifikasi sebagai faktor risiko utama untuk trombositopenia. Sepsis yang terkait trombositopenia berasal dari banyak faktor. Dalam sebuah eksperimen sepsis, trombosit yang melekat pada endotel diaktifkan dalam beberapa organ. Mediator inflamasi dan produk bakteri seperti endotoksin dapat berkontribusi dalam terjadinya trombositopenia pada sepsis dengan meningkatkan reaktivitas dan adhesivitas platelet. Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Gambaran hematologi pada pasien Sepsis di RSUP HAM tahun 2014 secara keseluruhan adalah ditemukannya penurunan jumlah hemoglobin dengan nilai rata-rata 9,74 gdl, peningkatan jumlah leukosit dengan nilai rata-rata 23,33 10 3 mm 3 , dan trombosit dalam batas normal dengan nilai rata-rata 268,38 10 3 mm 3 . 2. Usia pasien Sepsis terbanyak secara keseluruhan adalah pada rentang usia 41-60 tahun sebanyak 48,8. 3. Secara keseluruhan jumlah pasien Sepsis pria 58,4 lebih banyak dari pada jumlah pasien Sepsis wanita 41,6. 4. Jenis pekerjaan pasien Sepsis terbanyak adalah Wiraswasta, yaitu sebanyak 40,8. 5. Tingkat pendidikan pasien Sepsis terbanyak adalah SLTA, yaitu sebanyak 57,6. 6. Jumlah pasien Sepsis yang sesuai dengan kriteria inklusi dan diikutsertakan dalam penelitian adalah 125 orang. 7. Dari 125 pasien Sepsis yang diikutsertakan dalam penelitian didapatkan kondisi akhir pasien yang meninggal sebanyak 100 orang 80, dipulangkan sebanyak 17 orang 13,6, dan pulang paksa sebanyak 8 orang 6,4. 8. Diagnosa penyerta terbanyak pasien Sepsis adalah penyakit sistem pernapasan.

6.2 Saran