Untuk mengetahui kepercayaan reliabilitas instrumen, maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas adalah suatu kesamaan hasil apabila pengukuran
dilaksanakan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda Setiadi, 2007. Uji reliabilitas instrumen ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan alat ukur. Alat ukur yang baik adalah alat ukur yang memberikan hasil yang relatif sama bila digunakan beberapa kali pada kelompok subjek yang
sama Azwar, 2004. Menurut Polit Hungler 1995 bila dilakukan uji reliabilitas dan diperoleh nilai cronbach’s alpha 0,70 atau lebih maka instrumen
dinyatakan reliabel. Instrumen PTSD Screening PCL telah reliabel dengan nilai 0,96 Orsillo,
2002. Namun perlu kembali dilakukan uji reliabilitas karena telah dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan kondisi dan kebutuhan penelitian. Dalam penelitian ini
uji reliabilitas dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 30 remaja yang memiliki kriteria yang sama dengan sampel penelitian. Kemudian jawaban dari
responden diolah dengan menggunakan bantuan komputerisasi dan diperoleh nilai cronbach’s alpha
0,757. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuesioner tanda dan gejala PTSD yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.
7. PENGUMPULAN DATA
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan cara: mendapatkan izin penelitian dari institusi Pendidikan dan Komisi Etik Fakultas Keperawatan
Sumatera Utara. Setelah itu, peneliti mengajukan surat permohonan pengambilan data tersebut ke Camat Teluk Dalam dan Dinas Pendidikan Kabupaten Nias
Universitas Sumatera Utara
Selatan. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti menentukan calon responden yang sesuai dengan kriteria yang sebelumnya telah ditetapkan.
Pengumpulan data dilakukan pada remaja yang ada di masyarakat dengan mendatangi rumah ke rumah, mengikuti perkumpulan pemuda-pemudi baik
formal maupun informal, dan pada remaja yang ada di sekolah. Kemudian, peneliti memperkenalkan diri dan memberi penjelasan kepada remaja sebagai
calon responden mengenai tujuan, manfaat, prosedur pelaksanaan penelitian, dan cara pengisian kuesioner. Remaja yang bersedia, diminta untuk menandatangani
lembar persetujuan informed consent. Jika menolak, maka peneliti tidak memaksa dan menghormati hak responden tersebut.
Untuk responden dengan usia 13-14 tahun dengan tingkat pendidikan SD, peneliti membacakan dengan menyederhanakan kalimat kuesioner agar responden
memahami maksudisi dari pertanyaan. Kemudian atas jawaban responden, peneliti mengisi lembar kuesioner tersebut. Sedangkan untuk usia responden 15-
17 tahun dengan tingkat pendidikan SMP dan SMA, pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan kuesioner penelitian kepada responden dan diisi sendiri
oleh responden dengan didampingi oleh peneliti. Peneliti mempersilahkan responden untuk bertanya jika ada hal yang kurang dimengerti terkait pengisian
kuesiner maupun content atau isi dari pertanyaan yang tidak dipahami. Setelah kuesioner diisi, kuesioner tersebut dikumpulkan kembali dan diperiksa
kelengkapannya. Apabila ada yang belum lengkap maka kuesioner tersebut dilengkapi pada saat itu juga.
Universitas Sumatera Utara
8. ANALISA DATA
Setelah data semua terkumpul maka dilakukan analisa data melalui beberapa tahapan, yaitu editing memeriksa kelengkapan identitas responden serta
memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk. Selanjutnya data diperiksa secara manual untuk menentukan data yang memenuhi kriteria
diagnostik PTSD dari DSM-IV-TR, yaitu minimal memiliki 1 gejala re- experiencing
, minimal memiliki 3 gejala avoiding dan minimal memiliki 2 gejala hyperarousal
. Kemudian diberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa. Pengolahan data
dilakukan dengan tehnik komputerisasi yaitu dengan menggunakan entri data dan teknis analisis deskriptif.
Metode statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik univariat atau statistik deskriptif yaitu metode yang digunakan untuk
menggambarkan dan memaparkan suatu variabel. Selanjutnya dari pengolahan data statistik deskriptif, data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan
persentase untuk mendeskripsikan data demografi dan data gambaran Post Traumatic Stress Disorder
PTSD pada remaja. Berdasarkan pengelompokan tanda dan gejala PTSD disajikan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase dan diolah dengan bantuan komputerisasi.
a. Re-experiencing symptoms, terdiri dari 5 pertanyaan pertanyaan nomor 1-5. Setiap item pertanyaan apabila responden menjawab dengan nilai 1 2 maka
Universitas Sumatera Utara
dikode dengan angka 0 sedangkan jawaban responden 3, 4 5 dikode dengan angka 1. Pengkodean ini dibuat berdasarkan ketentuan PTSD Screening PCL
yang menetapkan bahwa jawaban responden untuk kategori 3-5 dianggap memiliki gejala sedangkan jawaban responden untuk kategori 1-2 dianggap
tidak memiliki gejala. b. Avoiding symptoms, terdiri dari 7 pertanyaan pertanyaan nomor 6-12. Setiap
item pertanyaan apabila responden menjawab dengan nilai 1 2 maka dikode dengan angka 0 sedangkan jawaban responden 3, 4 5 dikode dengan angka
1. Pengkodean ini dibuat berdasarkan ketentuan PTSD Screening PCL yang menetapkan bahwa jawaban responden untuk kategori 3-5 dianggap memiliki
gejala sedangkan jawaban responden untuk kategori 1-2 dianggap tidak memiliki gejala.
c. Hyperarousal symptoms, terdiri dari 5 pertanyaan pertanyaan nomor 13-17. Setiap item pertanyaan apabila responden menjawab dengan nilai 1 2 maka
dikode dengan angka 0 sedangkan jawaban responden 3, 4 5 dikode dengan angka 1. Pengkodean ini dibuat berdasarkan ketentuan PTSD Screening PCL
yang menetapkan bahwa jawaban responden untuk kategori 3-5 dianggap memiliki gejala sedangkan jawaban responden untuk kategori 1-2 dianggap
tidak memiliki gejala. d. Kemudian dicari nilai rata-rata dari masing-masing kelompok tanda dan gejala
PTSD tersebut. Nilai yang terbesar atau lebih menonjol dari ketiga kelompok tanda dan gejala PTSD, maka responden akan dimasukkan ke dalam
kelompok tersebut.
Universitas Sumatera Utara
45
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN