KONSEP BENCANA TINJAUAN PUSTAKA

9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. KONSEP BENCANA

1.1 Definisi Bencana Menurut World Health Organization WHO, bencana adalah: 1 Sebuah gangguan serius dari berfungsinya suatu komunitas atau masyarakat yang menyebabkan kerugian manusia, material, kerugian ekonomi atau lingkungan yang melampaui kemampuan komunitas atau masyarakat yang terkena tersebut untuk mengatasinya dengan menggunakan sumber dayanya sendiri; 2 Situasi atau peristiwa, yang melampaui kapasitas lokal sehingga memerlukan bantuan eksternal pada tingkat nasional maupun internasional; 3 Sebuah istilah yang menggambarkan suatu peristiwa yang dapat didefinisikan secara spasial dan geografis, tetapi menuntut pengamatan untuk menghasilkan bukti. Ini menyiratkan interaksi dari stresor eksternal dengan komunitas manusia. Istilah ini digunakan dalam seluruh kegiatan sebagai respon untuk mengurangi terjadinya resiko WHO, 2014. 1.2 Jenis-Jenis Bencana Jenis-jenis bencana menurut Undang-Undang No.24 tahun 2007, antara lain: 1 Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor; 2 Bencana non-alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian Universitas Sumatera Utara peristiwa non-alam, berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemi dan wabah penyakit; 3 Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar-kelompok atau antar-komunitas masyarakat dan teror BNPB, 2012. Indonesia terletak di daerah dengan tingkat aktivitas gempa bumi tinggi, hal tersebut sebagai akibat bertemunya tiga lempeng tektonik utama dunia, yakni Samudera India-Australia di sebelah selatan, Samudera Pasifik di sebelah timur dan Eurasia, dimana sebagian besar wilayah Indonesia berada di dalamnya. Pergerakan relatif ketiga lempeng tektonik tersebut dan dua lempeng lainnya, yakni laut Philipina dan Carolina mengakibatkan terjadinya gempa-gempa bumi di daerah perbatasan pertemuan antar lempeng dan juga menimbulkan terjadinya sesar-sesar regional yang selanjutnya menjadi daerah pusat sumber gempa BMKG, 2013. Menurut Tanjung dan Kamtini 2005, gempa bumi adalah getaran di tanah yang disebabkan oleh gerakan permukaan bumi. Gempa bumi yang kuat dapat menyebabkan kerusakan besar pada gedung, jembatan dan bangunan lain termasuk korban jiwa. 1.3 Respon Individu Terhadap Bencana Perilaku yang diperlihatkan individu yang mengalami bencana sangat bervariasi. Hal ini dipengaruhi oleh persepsi terhadap kejadian, sistem pendukung yang dimiliki dan mekanisme koping yang digunakan. Terdapat tiga tahapan reaksi emosi yang dapat terjadi setelah bencana, yaitu: 1 Reaksi individu segera Universitas Sumatera Utara 24 jam pertama setelah bencana dapat berupa tegang, cemas, panik, terpaku, linglung, syok, tidak percaya, gembira atau euforia, tidak terlalu merasa menderita, lelah, bingung, gelisah, menangis, menarik diri dan merasa bersalah. Reaksi ini masih termasuk reaksi normal terhadap situasi yang abnormal dan memerlukan upaya pencegahan primer; 2 Minggu pertama sampai ketiga setelah bencana. Reaksi yang diperlihatkan: ketakutan, waspada, sensitif, mudah marah, kesulitan tidur, khawatir, sangat sedih. Reaksi positif yang masih dimiliki: berharap atau berpikir tentang masa depan, terlibat dalam kegiatan menolong dan menyelamatkan, menerima bencana sebagai takdir. Kondisi ini masih termasuk respons normal yang membutuhkan tindakan psikososial minimal; 3 Lebih dari tiga minggu setelah bencana. Reaksi yang diperlihatkan dapat menetap dan dimanifestasikan dengan kelelahan, merasa panik, kesedihan terus berlanjut, pesimis, menarik diri, berpikir tidak realistis, tidak beraktivitas, isolasi, kecemasan yang dimanifestasikan dengan palpitasi, pusing, letih, mual, sakit kepala Keliat, Akemat, Helena, Nurhaeni, 2011. Rice Fahrudin, 2005 dalam Sunardi 2007 menjelaskan tiga periode bencana secara umum, yaitu: 1 Periode impak impact periode biasanya berlangsung selama kejadian bencana. Pada periode ini, korban selalu diliputi perasaan tidak percaya dengan apa yang dialami. Periode ini berlangsung singkat; 2 Periode penyejukan suasana recoil periode biasanya berlangsung beberapa hari setelah kejadian. Pada periode ini, tampak bahwa para korban mulai merasakan diri mereka lapar dan mencari bekal makanan untuk dimakan. Mereka tidak memahami bagaimana mereka harus memulihkan keadaan dan mengganti Universitas Sumatera Utara harta benda mereka yang hilang; 3 Periode post traumatik post-trauma period biasanya berlangsung lama, bahkan sepanjang hayat. Periode ini berlangsung tatkala korban bencana berjuang untuk melupakan pengalaman yang berupa tekanan, gangguan fisiologi, dan psikologi akibat bencana yang mereka alami. Hal ini berarti bencana selalu menyisakan masalah, bahkan untuk jangka lama.

2. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK DAN REMAJA