13
sedangkan barang-barang yang dimiliki serta digunakan di luar keperluan produksi tidak digolongkan dalam persediaan.
2.2.1. Metode Penilaian Persediaan
Menurut Kieso 2002:456-461 ada beberapa metode penilaian persediaan yaitu: 1.
Biaya rata-rata Average Cost Method Seperti tersirat dalam namanya, menghitung harga pos-pos yang terdapat dalam
persediaan atas dasar biaya rata-rata barang yang sama yang tersedia selama satu periode.
2. First-In First-Out FIFO
Metode FIFO mengasumsikan bahwa barang-barang digunakan dikeluarkan sesuai urutan pembeliannya. Dengan kata lain, metode ini mengasumsikan bahwa
barang pertama yang dibeli adalah barang pertama yang digunakan dalam perusahaan manufaktur atau dijual dalam perusahaan dagang.
3. Last-In First-Out LIFO
Metode LIFO menandingkan matches biaya dari barang-barang yang paling akhir dibeli terhadap pendapatan. Jika yang digunakan adalah persediaan periodik,
maka akan diasumsikan bahwa biaya dari total kuantitas yang terjual atau dikeluarkan selama satu bulan berasal dari pembelian paling akhir.
Dari semua metode penilaian persediaan yang tertera diatas, manajemen bebas memilih penggunaan metode sesuai situasi dan kondisi perusahaan. Namun,
kini dalam IFRS melarang penggunaan metode Last-In First-Out LIFO dalam perhitungan persediaan didalam penyusunan laporan keuangan karena
Universitas Sumatera Utara
14
menyebabkan harga pokok penjualan meningkat yang menyebabkan laba perusahaan menjadi kecil, dengan itu perusahaan membayar pajak menjadi kecil.
Metode ini dilarang oleh karena barang keluar terakhir dijual pertama menyebabkan barang yang pertama keluar dengan harga pokok penjualan lebih
kecil dijual dengan harga yang sama. Tetapi, US GAAP masih mengadopsi sistem ini karena menganggap semua sistem itu memiliki keunggulan masing-masing.
2.2.2. Metode Pencatatan Persediaan
Dalam Mulyadi 2001:556 dijelaskan ada dua macam metode pencatatan persediaan: metode mutasi persediaan perpetual inventory method dan metode
persediaan fisik physical inventory method. Dalam metode mutasi persediaan, setiap mutasi persediaan dicatat dalam kartu persediaan. Dalam metode
persediaan fisik, hanya tambahan persediaan dari pembelian saja yang dicatat, sedangkan mutasi berkurangnya persediaan karena pemakaian tidak dicatat dalam
kartu persediaan. Untuk mengetahui berapa harga pokok persediaan yang dipakai atau dijual, harus dilakukan dengan penghitungan fisik sisa persediaan yang masih
ada di gudang pada akhir periode akuntansi. Harga pokok persediaan awal periode ditambah dengan harga pokok persediaan yang dibeli selama periode dikurangi
dengan harga pokok persediaan pada akhir periode merupakan harga pokok persediaan yang dipakai selama periode akuntansi yang bersangkutan. Metode
persediaan fisik adalah cocok digunakan dalam penentuan biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok produknya dikumpulkan dengan metode
harga poko proses. Metode mutasi persediaan adalah cocok digunakan dalam
Universitas Sumatera Utara
15
penentuan biaya bahan baku dalam perusahaan yang harga pokok produknya dikumpulkan dengan metode harga pokok pesanan.
2.3. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan