4.1.2 Penduduk Kecamatan Medan Marelan
Kecamatan Medan Marelan dihuni oleh 145.778 orang penduduk dimana penduduk terbanyak berada di Kelurahan Rengas Pulau yakni sebanyak 55.501
orang. Jumlah penduduk terkecil di Kelurahan Paya Pasir yakni sebanyak 11.884 orang. Bila dibandingkan antara jumlah penduduk serta luas wilayahnya, maka
Kelurahan Tanah Enam Ratus, merupakan kelurahan terpadat yaitu 85,94 jiwa tiap
km
2
.
Tabel9. Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan, Kepadatan Penduduk per Km Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2011
No. Kelurahan
Jumlah Penduduk
Jiwa Luas Wilayah
��
�
Kepadatan Penduduk per
��
�
1. Tanah Enam
Ratus 29.393
3,42 8.594
2. Rengas Pulau
55.501 10,5
5.286 3.
Terjun 32.082
16,05 1.999
4. Paya Pasir
11.884 10,00
1.188 5.
Labuhan Deli 16.928
4,5 3.762
Jumlah 145.788
44.47 20.829
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Marelan Dalam Angka, 2012. Jumlah penduduk Kecamatan Medan Marelan sebanyak 145.778 orang
terdiri dari 73.975 orang laki-laki serta 71.813 orang perempuan. Berdasarkan kelompok umur, distribusi penduduk Kecamatan Medan Marelan relatif lebih
banyak usia produktif.
Universitas Sumatera Utara
Tabel10. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2011
No. Kelurahan
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. Tanah Enam Ratus
14.856 14.537
29.393 2.
Rengas Pulau 28.327
27.174 55.501
3. Terjun
16.133 15.949
32.082 4.
Paya Pasir 6.122
5.762 11.884
5. Labuhan Deli
8.564 8.364
16.928
Jumlah 74.002
71.786 145.788
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Marelan Dalam Angka, 2012.
Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2011
No. Kelompok Umur
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. 0-4
8.457 7.952
8.457 2.
5-14 16.222
15.436 16.222
3. 15-44
37.029 36.985
7.029 4.
45-64 10.661
9.605 10.661
5. ≥ 65
1.633 1.898
1.633
Jumlah 74.002
71.786 145.788
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Marelan Dalam Angka, 2012. Pada tahun 2011 di Kecamatan Medan Marelan, tercatat 12.378 penduduk
Kecamatan Medan Marelan yang bersekolah di tingkat usia 7-12 tahun. Namun masih ada sebanyak 35 orang di kecamatan ini yang tidak sekolah.
Dilihat dari segi mata pencaharian, sebagian besar penduduk Kecamatan Medan Marelan merupakan petani yakni sebesar 7.402 orang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 12. Komposisi Mata Pencaharian Penduduk Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Marelan Tahun 2011
No. Kelurahan Pegawai Petani
Jiwa Nelayan
Jiwa Pedagang
Jiwa Pensiunan
Jiwa Lainnya
Jiwa Negeri
Jiwa Swasta
Jiwa ABRI
Jiwa
1. Tanah
Enam Ratus
117 861
11 768
16 56
19 2.
Rengas Pulau
204 2.244
62 2.024
19 334
9 3.
Terjun 201
723 8
4.173 123
39 16
4. Paya Pasir
25 894
18 361
92 47
6 5.
Labuhan Deli
180 2.002
7 76
957 37
12
Jumlah 727
6.724 106
7.402 1207
513 62
Sumber : BPS, Kecamatan Medan Marelan Dalam Angka, 2012.
4.2 Karakteristik Responden
4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
Responden dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang menerapkan KRPL di pekarangan rumahnya. Umur responden bervariasi dari yang paling
muda berusia 26 tahun dan yang paling tua berumur 62 tahun. Tabel mennunjukkan 55,56 responden yang menerapkan KRPL bermur antara 39-51
tahun. Menurut BPS, rentang umur ini merupakan umur sangat produktif.
Tabel 13. Jumlah Responden Berdasarkan Umur No.
Umur Tahun Jumlah
Persentase
1. 26-38
4 22,22
2. 39-51
10 55,56
3. 52-62
4 22,22
Jumlah 18
100
Sumber : Data lampiran 1 diolah.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Sebagian besar responden merupakan ibu rumah tangga yang pada umumnya memiliki waktu luang yang banyak dan menjadikan KRPL sebagai
pengisi kegiatan sehari-hari. Tabel menjelaskan 72,22 dari responden merupakan ibu rumah tangga.
Tabel 14. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan No.
Pekerjaan Jumlah
Persentase
1. Ibu rumah tangga
13 72,22
2. Wirausaha
3 16,67
3. Guru
1 5,56
4. Petani
1 5,56
Jumlah 18
100
Sumber : Data lampiran 1 diolah.
4.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Bertani
Dalam menerapkan MKRPL, pengalaman bertani bukanlah mutlak harus dimiliki oleh orang yang akan menerapkannya. Hal ini dibuktikan dalam tabel ,
yang menunjukkan sebanyak 66,67 responden tidak memiliki pengalaman bertani sebelum menerapkan MKRPL dan untuk yang memiliki pengalaman
tertinggi adalah 30 tahun serta terendah 1 tahun.
Tabel 15. Jumlah Responden Berdasarkan Lama Pengalaman Bertani No.
Keterangan Jumlah
Persentase
1. Tidak Memiliki Pengalaman
12 66,67
2. Memiliki Pengalaman
6 33,33
Jumlah 18
100
Sumber : Data lampiran 1 diolah.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan 18 responden yang menerapkan MKRPL di lingkungan IV, Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan
Marelan maka diperoleh hasil sebagai berikut :
5.1 Curahan Dana Dari Pemerintah Dalam Pengembanngan MKRPL
MKRPL di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan merupakan instruksi Presiden melalui Badan Litbang Pertanian sebagai tindak
lanjut dari keberhasilan MKRPL Pacitan. Tahun 2011 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian BPTP Sumatera Utara menentukan lokasi pelaksanaan tersebut di
Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan. BPTPSumatera Utara sebagai lembaga yang mendanai program ini
menganggarkan dana sebanyak Rp. 600.000 – 700.000kk dan Rp.300.000 untuk kelompok tani sedar. Dana ini digunakan dalam pembuatan model tersebut seperti
: pembuatan kebun bibit dan penyediaan sarana produksi tanah top soil, rak
vertkultur, polybag, dan bibit.
Bantuan yang diserahkan kepada masing-masing anggota Kelompok Tani Sedar dalam bentuk bahan maupun peralatan yang dibutuhkan bukan berupa uang
tunai. Dikarenakan program ini merupakan percontohan awal untuk MKRPL Sumatera Utara, bantuan yang diberikan hanya berjangka 1 tahun.
Untuk kondisi MKRPL di Kelurahan Terjun sekarang, sudah tidak ada lagi menggunakan kebun bibit dikarenakan tidak adanya pemeliharaan padahal kebun
bibit tersebut berfungsi sebagai penyuplai bibit-bibit yang akan ditanam dalam
Universitas Sumatera Utara
model. Hal tersebut menyebabkan, setiap ibu rumah tangga yang menerapkan MKRPL harus mengeluarkan biaya untuk membeli bibit.
5.2 Faktor-Faktor Internal dan Eksternal Dalam Pengembangan