6. Pekarangan menghasilkan bahan-bahan dasar untuk berbagai kerajinan
tangan. 7.
Di beberapa daerah pekarangan menghasilkan pula ternak dan itik Satiadiredja, 1978.
2.1.2 Model Kawasan Rumah Pangan Lestari
Potensi lahan pekarangan di Indonesia mencapai 10,3 juta hektar, 14 persen dari luas lahan pertanian. Potensi yang besar ini dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu sumber penyedia bahan pangan yang bernilai gizi dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Sampai saat ini, sebagian besar lahan pekarangan masih
belum dimanfaatkan sebagai areal pertanaman aneka komoditas pertanian, khususnya komoditi pangan. Kementerian Pertanian melihat potensi ini sebagai
salah satu pilar yang dapat diupayakan untuk mewujudkan kesejahteraan keluarga, baik rumah tangga di perdesaan maupun di perkotaan melalui pengembangan
konsep Kawasan Rumah Pangan Lestari KRPL. Rumah pangan lestari merupakan tempat tinggal keluarga atau rumah
tangga yang memanfaatkan pekarangannya secara intensif melalui pengelolaan sumberdaya alam lokal secara bijaksana sehingga menjamin kesinambungan
persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas, nilai dan keanekaragamannya.
Penataan pekarangan ditujukan untuk memperoleh manfaat yang sebesar- besarnya melalui pengelolaan lahan pekarangan secara intensif dengan tata letak
sesuai dengan pemilihan komoditas. Pengelompokkan lahan pekarangan dibedakan atas pekarangan perkotaan
dan perdesaan, masing-masing memiliki spesifikasi baik dalam menetapkan
Universitas Sumatera Utara
komoditas yang akan ditanam, besarnya skala usaha pekarangan, maupun cara menata tanaman, ternak, dan ikan.
Pemilihan komoditas ditentukan dengan mempertimbangkan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, diversifikasi pangan berbasis sumber pangan
lokal, pelestarian sumber pangan lokal, serta kemungkinan pengembangannya secara komersial berbasis kawasan. Komoditas yang dapat dikembangkan antara
lain : sayuran, tanaman rempah dan obat, buah pepaya, belimbing, jambu biji, srikaya, sirsak, labu dan lainnya yang disesuaikan dengan lokasi setempat, serta
berbagai sumber pangan lokal ubi jalar, ubi kayu, ganyong, garut, talas, suweg, ubi kelapa, gembili. Pada pekarangan yang lebih luas dapat ditambahkan
budidaya ikan dalam kolam dan ternak Balai Besar dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 2011.
Prinsip dasar KRPL adalah : i pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk ketahanan dan kemandirian pangan, ii
diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, iii konservasi sumberdaya genetik pangan tanaman, ternak, ikan dan iv menjaga kelestariannya melalui
kebun bibit desa menuju v peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk menjaga keberlanjutan dan mendapatkan nilai ekonomi dari KRPL, pemanfaatan pekarangan diintegrasikan dengan unit pengolahan dan pemasaran
produk. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya penyelamatan hasil yang melimpah dan peningkatan nilai tambah produk.
Universitas Sumatera Utara
Dampak yang diharapkan dari pengembangan KRPL antara lain : 1. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi keluarga dan masyarakat melalui
optimalisasi pemanfaatan pekarangan secara lestari. 2. Meningkatnya kemampuan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan
pekarangan di perkotaan maupun perdesaan untuk budidaya tanaman pangan, buah ,sayuran dan tanaman obat keluarga TOGA, ternak dan ikan, serta
pengolahan hasil dan limbah rumah tangga menjadi kompos. 3. Terjaganya kelestarian dan keberagaman sumber pangan lokal.
4. Berkembangnya usaha ekonomi produktif keluarga untuk menopang kesejahteraan keluarga dan menciptakan lingkungan lestari dan sehat
Kementerian Pertanian, 2012. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari KRPL dilakukan
melalui tahapan yaitu 1 pembentukan kelompok, 2 identifikasi kebutuhan, 3 penyusunan rencana kegiatan, 4 pelatihan, 5 pembuatan kebun bibit dan 6
penataan lingkungan kawasan. 1.
Pembentukan Kelompok Pengembangan KRPL sebaiknya dilakukan oleh kelompok sebagai
kumpulan individu yang mempunyai maksud yang sama dalam mencapai tujuan, baik kelompok yang baru dibentuk maupun kelompok yang telah terbentuk di
wilayah tersebut, mengingat KRPL merupakan suatu kawasan. Kawasan tersebut dapat diwujudkan dalam satu Rukun Tetangga atau Rukun Warga atau dalam satu
Desa atau Kelurahan. Kelompok pelaksana pengembangan KPRL idealnya adalah 1 memiliki
anggota yang berpengalaman di bidang budidaya tanaman, pengolahan dan
Universitas Sumatera Utara
pemasaran hasil, 2 memiliki lahan yang dapat digunakan untuk membangun Kebun Bibit, 3 anggota dengan kriteria lahan pekarangan sesuai strata yang
ditetapkan yang dapat digunakan untuk pengembangan KRPL, 4 memiliki organisasi yang berfungsi dengan baik, 5 partisipasi dan semangat anggota
tinggi terhadap kegiatan pengembangan KPRL. KPRL dikelola oleh kelompok dengan organisasi dan struktur organisasi
yang jelas serta memiliki pengurus minimal ketua, sekretaris, bendahara serta seksi pengelola kebun bibit dan pemasaran hasil dan memiliki jadwal yang rutin
untuk pertemuan atau aktifitas kelompok. 2.
Identifikasi Kebutuhan Identifikasi kebutuhan yang perlu diketahui antara lain adalah kebutuhan
sarana dan prasarana, teknologi, komoditas tanaman dan air. Identifikasi kebutuhan ini dapat diperoleh melalui diskusi dalam suatu pertemuan kelompok
atau pendalaman kepada beberapa anggota kelompok pada pertemuan terbatas. 3.
Penyusunan Rencana Kegiatan Penyusunan rencana kegiatan dilakukan secara partisipatif dan melibatkan
seluruh pengurus dan angota kelompok yang dilakukan dengan cara mengisi formulir blangko secara bersama-sama dengan bimbingan dari petugas lapang
atau penyuluh dan pengarahan dari kelurahan setempat. Rencana kegiatan yang disusun meliputi 1 desain Kebun Bibit dan manajemen pengelolaannya, 2
mewujudkan terbentuknya Rumah Pangan Lestari bagi anggota dengan memanfaatkan lahan pekarangan untuk tanaman sayuran dan pangan non beras,
3 penataan lingkungan kawasan dan implementasinya, 4 kegiatan promosi
Universitas Sumatera Utara
untuk mendapatkan peluang pasar dan pengembangan pemasaran produk dan 5 evaluasi pelaksanaan kegiatan untuk mengetahui pencapaian target hasil.
4. Pelatihan
Materi utama pelatihan adalah budidaya tanaman sayuran, tanaman pangan dan bidang peternakan, dan ditentukan berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan.
5. Pembuatan Kebun Bibit
Melalui pengelolaan yang baik, kebun bibit dapat memberikan kesinambungan usaha budidaya tanaman bagi anggota dan keuntungan ekonomi
bagi kelompok melalui usaha penjualan bibit dan tanaman. 6.
Penataan Lingkungan Kawasan Salah satu tujuan kebun bibit adalah menata lingkungan kawasan agar
menjadi sejuk, hijau dan dapat digunakan sebagai media promosi kepada masyarakat kawasan atau orang lain. Desain untuk penataan tanaman pada
lingkungan kawasan disusun secara bersama-sama seluruh warga masyarakat dalam kawasan dengan memperhatikan estetika dan kepentingan warga
BPTP Yogyakarta, 2012. Dalam penerapannya, MKRPL dibagi dalam 2 kelompok pekarangan yaitu
kelompok pekarangan lahan perkotaan dan kelompok pekarangan lahan pedesaan. Basis komoditas dan contoh model budidaya MKRPL dapat dilihat dalam tabel 1
dan 2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1. Basis Komoditas dan Contoh Model Budidaya Rumah Pangan Lestari RPL Menurut Kelompok Pekarangan Lahan Perkotaan
No. Kelompok Lahan
Model Budidaya Basis Komoditas
1 Rumah tipe 21
luas tanah sekitar 36 m2, tanpa
halaman Vertikultur
model gantung, tempel, tegak, rak
• Potpolibag
• Benihbibit
• Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada, Bokor,
Bawang Daun. •
Toga : Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong, Sirih. •
Sayuran : Cabai, Terong, Tomat, Buncis tegak. •
Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Temulawak, Kumis kucing. 2.
Rumah tipe 36 luas tanah sekitar
72 m2, halaman sempit
Vertikultur model gantung,
tempel, tegak, rak •
Potpolibag •
Benihbibit •
Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada, Bokor, Bawang Daun.
• Toga : Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong, Sirih.
• Sayuran : Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang panjang, Mentimun, Kenikir, Bayam,
Kangkung. •
Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Sirih hijaumerah, Pegagan, Lidah buaya. •
Buah : Jeruk, Mangga, Jambu, Belimbing. 3.
Rumah tipe 45 luas tanah sekitar
90 m2, halaman sedang
Vertikultur model gantung,
tempel, tegak, rak •
Potpolibagt anam
langsung •
Benihbibit •
Kolam mini •
Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada, Bokor, Bawang Daun.
• Toga : Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong, Sirih.
• Sayuran : Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang panjang, Mentimun, Kenikir, Bayam,
Kangkung. Katuk, Kelor, Labu kuning. •
Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Kumis kucing, Sirih hijaumerah, Pegagan, Lidah buaya, Sambiloto, Temulawak, Gempur batu.
• Buah : Pepaya, Jambu biji, Srikaya, Sirsak, Belimbing, Jeruk nipisLimau.
• Pangan : Talas, Ubi jalar, Ubi kelapa, Garut, Ganyong atau tanaman pangan lokal lainnya.
• Pemeliharaan ikan : LelelNilaGurame
4. Rumah tipe 54
luas tanah sekitar 120 m2, halaman
luas Vertikultur
model gantung, tempel, tegak, rak
• Potpolibagt
anam langsung
• Benihbibit
• Kolam mini
• Ternak
unggas dalam
kandang •
Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada, Bokor. •
Toga : Kencur, Antana Gempur Batu, Daun jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong, Sirih. •
Sayuran : Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang panjang, Mentimun, Kenikir, Buncis tegak dan Bncis rambat katuk, Kelor, Labu kuning.
• Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Temulawak, Sirih hijaumerah, Pegagan, Lidah buaya, Sambiloto,
Kumis kucing. •
Buah : Pepaya, Jambu biji, Srikaya, Sirsak, Belimbing, Jeruk NipisLimau, Mangga, Pisang. •
Pangan : Talas, Ubi jalar, Ubi Kayu, Ubi kelapa, Garut, Ganyong, Jagung atau tanaman pangan lokal lainnya.
• Pemeliharaan ikan : LeleNilaGurame
• Ternak : Ayam buras
5. Lahan terbuka
hijau • Tanaman buah
• Intensifikasi pagar
• Pelestarian tanaman
pangan •
Buah ; Mangga, Rambutan, Pohon salam, Belimbing sayur, Tanaman khas daerahtanaman langka.
• Katuk, Kelor, Labu kuning, Daun Mangkokan, Beluntas, Daun pandan, Sereh.
• Pangan : aneka unbi, aneka talas, aneka jenis jagung dan serealia.
6. Kebun bibit
Pot, rak, bedengan •
Sayuran •
Tanaman pangan
Sumber : Kementerian Pertanian, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Basis Komoditas dan Contoh Model Budidaya Rumah Pangan Lestari RPL Menurut Kelompok Pekarangan Lahan Pedesaan
No. Kelompok Lahan
Model Budidaya Basis Komoditas
1 Pekarangan sangat
sempit tanpa halaman
Vertikultur model gantung,
tempel, tegak, rak •
Potpolibag •
Benihbibit •
Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada, Bokor, Bawang Daun.
• Toga : Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong, Sirih.
• Sayuran : Cabai, Terong, Tomat, Buncis tegak.
• Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Temulawak, Kumis kucing, Sirih hijaumerah, Pegagan, Lidah
buaya, Sambiloto 2.
Pekarangan sempit 120 m2
Vertikultur model gantung,
tempel, tegak, rak •
Potpolibag •
Benihbibit •
Pelestarian tanaman
pangan •
Kandang •
Kolam terpal •
Sayuran : Sawi, Kucai, Pakcoi, Kangkung, Bayam, Kemangi, Caisim, Seledri, Selada, Bokor. •
Toga : Kencur, Antanan, Gempur Batu, Daun Jinten, Sambiloto, Jahe merah, Binahong, Sirih. •
Sayuran : Cabai, Terong, Tomat, Kecipir, Kacang panjang, Mentimun, Kenikir, Bayam, Kangkung, Buncis tegak, Buncis rambat, Katuk, Kelor, Labu kuning
• Toga : Jahe, Kencur, Kunyit, Temulawak,Kumis kucing, Sirih hijaumerah, Pegagan, Lidah
buaya, Sambiloto. •
Buah : Jeruk nipis, Pepaya, Jambu. •
Tanaman pangan : Talas, Ubi jalar, Ubi kayu, Ubi kelapa, Garut, Ganyong, Jagung, atau tanaman pangan lokal lainnya.
• Ternak ayam buras.
• Pemeliharaan ikan.
3. Rumah tipe 54 luas
tanah sekitar 120 m2, halaman luas
Potpolibagtanam langsung
Kandang Kolam
Multisrata •
Sayuran : Sawi, Cabai, Kenikir, Katuk, Kelor, Labu Kuning, Terong, Bayam, Kangkung, Kacang panjang, Kecipir, Tomat.
• Toga : Kencur, Lengkuas, Kunyit, Temulawak, Sirih, Jahe
• Ternak kambing, domba dan atau ayam buras.
• Pemeliharaan ikan lelenilagurame
• Intensifikasi pekarangan : sayuranbuahumbikacang-kacangan.
• Intensifikasi pagar : Kaliandra, Dadap, Gliriside, Rumput, Garut, Talas, Pisang, Nenas,
Melinjo, Katuk, Kelor, Labu kuning, Ganyong, Garut. 4.
Pekarangan luas 400 m2
Bedengan, Potpolibag
Kandang Kolam
Multisrata •
Sayuran : Sawi, Cabai, Kenikir, Katuk, Kelor, Labu Kuning, Terong, Bayam, Kangkung, Kacang panjang, Kecipir, Tomat, Buncis tegak dan rambat.
• Toga : Kencur, Lengkuas, Kunyit, Temulawak, Sirih, Jahe, Lidah buaya.
• Ternak kambing, domba dan atau ayam buras.
• Pemeliharaan ikan lelenilagurame
• Intensifikasi pekarangan : sayuranbuahumbikacang-kacangan.
Sumber : Kementerian Pertanian, 2012.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Landasan Teori