Hadirnya orang ketiga Penjual

c. Hadirnya orang ketiga

27 Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli Ikan teri di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun. Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta Percakapan Penjual dan pembeli Ikan teri. Tujuan Membeli Ikan teri . Bentuk Ujaran Percakapan biasa. Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli. Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu lisan. Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan berbahasa yang sopan. Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal. Peristiwa tutur Pembeli 1 : Bang teri nasi ada? Bang teri nasi ada? ‛Bang teri nasi ada?’ Penjual : Ada mau berapa? Ada mau berapa? ‛Ada mau berapa?’ Pembeli 1 : Kasi tiga kilo. Kasi NUM kilo. ‛Kasi tiga kilogram.’ Hadir calon pembeli lain Pembeli 2 : Banyak bu belinya. Banyak bu belinya. ‛Banyak bu belinya.’ Pembeli 1 : Iya bu, ada acara. Iya bu, ada acara. ‛Iya bu, ada acara.’ Pembeli 2 : Acare ape bu? Acara apa bu? ‛Acara apa bu?’ Pembeli 1 : Acare kecil-kecilan aje di rumah. Acara kecil- kecilan saja PREP rumah. ‛Acara kecil-kecilan saja di rumah.’ Dari tuturan di atas terjadi peristiwa alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Indonesia dan penjual menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Di tengah percakapan hadir pembeli dua dan akhirnya pembeli satu beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud klausa. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena hadirnya orang ketiga pada transaksi jual beli sehinnga terjadilah peristiwa alih kode. 28 Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli beras di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun. Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta Percakapan Penjual dan pembeli beras. Tujuan Membeli beras. Bentuk Ujaran Percakapan biasa. Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli. Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu lisan. Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan berbahasa yang sopan. Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal. Peristiwa tutur Pembeli 1 : Pak, beras harum satu karung? Pak, beras harum NUM karung? ‛Pak, beras harum satu karung?’ Penjual : Habis bu, yang ini aja beras ketupat sama kualitasnya. Habis bu, KONJ DET saja beras ketupat sama kualitasnya. ‛Habis bu, yang ini saja beras ketupat sama kualitasnya. Hadir calon pembeli lain Pembeli 2 : Iya enak juga beras bangau, saya ambil lima belas kilo. Iya enak juga beras bangau, 1Tg ambil NUM kilo. ‛Iya enak juga beras bangau, saya ambil lima belas kilo.’ Penjual : Lima belas kilo cukup bu? NUM kilo cukup bu? ‛Lima belas kilogram cukup bu?’ Pembeli 2 : Cukup pak, nanti dah abes beli lagi. Cukup pak, nanti sudah habis beli lagi. ‛Cukup pak, nanti sudah habis beli lagi’ Penjual : Iyelah bu. Iyelah bu. ‛Iyelah bu.’ Pembeli 1 : Saye ambel sepuloh kilo aje. 1Tg ambil NUM kilogram saja. ‛Saya ambil sepuluh kilogram saja.’ Dari tuturan di atas terjadi peristiwa alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Indonesia dan penjual menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Di tengah percakapan hadirlah pembeli dua dan akhirnya penjual beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud frasa. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena hadirnya orang ketiga pada transaksi jual beli sehingga penjual beralih kode agar transaksi jual beli lancar.

d. Perubahan topik pembicaraan