Pembicara atau penutur Penjual

dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu di tengah percakapan. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena adanya mitra tutur menggunakan bahasa Melayu, sehingga penjual menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh mitra tutur agar pembeli merasa nyaman dalam transaksi jual beli. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud kalimat. 4.2 Penyebab Terjadinya Alih Kode dalam Peristiwa Tutur di Pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Adapun faktor penyebab terjadinya alih kode di Pasar Puan Maimun Tanjung balai Karimun Kepulauan Riau, antara lain sebagai berikut:

a.Pembicara atau penutur

21 Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli terong dan kentang di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun. Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta Percakapan Penjual dan pembeli terong dan kentang. Tujuan Membeli terong dan kentang. Bentuk Ujaran Percakapan biasa. Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli. Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu lisan. Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan berbahasa yang sopan. Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal. Peristiwa tutur Pembeli : Bu, kasi terongnya satu kilo , kentang setengah kilo. Bu, kasi terongnya NUM kilo, kentang setengah kilo. ‛Bu, kasi terongnya satu kilo, kentang setengah kilo.’ Penjual : Iya bu. Ada yang lain bu? Iya bu. Ada KONJ lain bu? ‛Iya bu. Ada yang lain bu.’ Pembeli : Tak ade itu ajelah. NEG ada, DET saja. ‛Tidak ada, itu saja.’ Penjual : Ni bu. Semue jadi lapan belas ribu. DET bu. Semua jadi NUM ribu. ‛Ini bu. Semua jadi delapan belas ribu.’ Dari tuturan tersebut terjadi alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Indonesia dan penjual menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Akhirnya penjual beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu di tengah percakapan. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena adanya penutur atau pembicara menggunakan bahasa Melayu, sehingga penjual menyesuaikan bahasa dalam transaksi jual beli. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud klausa. 22 Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli boneka di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun. Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta Percakapan Penjual dan pembeli boneka. Tujuan Membeli boneka. Bentuk Ujaran Percakapan biasa. Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli. Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu lisan. Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan berbahasa yang sopan. Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal. Peristiwa Tutur: Pembeli : Berapa harga boneka ini? Berapa harga boneka DET? ‛Berapa harga boneka ini?’ Penjual : Kalau boneka yang ini enam puluh lima ribu. Kalau boneka KONJ DET NUM ribu. ‛Kalau boneka yang ini enam puluh lima ribu.’ Pembeli : Tidak bisa kurang? Soalnya barangnya mau dijual lagi. NEG bisa kurang? Soalnya barangnya mau dijual lagi. ‛Tidak bisa kurang? Soalnya barangnya mau dijual lagi.’ Penjual : Boleh kurang harganya kalau beli lebih dari dua. Boleh kurang harganya kalau beli lebih dari NUM. ‛Boleh kurang harganya kalau beli lebih dari dua.’ Pembeli : Saye nak ambel tige dulu, jadi berape kurang harge de tu? 1Tg mau ambil NUM dulu, jadi berapa kurang harganya DET? ‛Saya mau ambil tiga dulu, jadi berapa kurang harganya itu?’ Penjual : Kalau ambil tige kasi harge lime puloh ribu satu boneka. Kalau ambil NUM kasi harga NUM ribu NUM boneka. ‛Kalau ambil tiga kasi harga lima puluh ribu satu boneka.’ Dari tuturan tersebut terjadi alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Indonesia dan penjual menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Akhirnya penjual beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu di tengah percakapan. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena adanya penutur atau pembicara menggunakan bahasa Melayu, sehingga penjual menyesuaikan bahasa dalam transaksi jual beli. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud kalimat. 23 Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli Mukenah di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun. Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta Percakapan Penjual dan pembeli mukenah. Tujuan Membeli mukenah. Bentuk Ujaran Percakapan biasa. Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli. Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu lisan. Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan berbahasa yang sopan. Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal. Peristiwa Tutur: Penjual : Mau mukenah warna apa kak? Mau mukenah warna apa kak? ‛Mau mukenah warna apa kak? Pembeli : Warna putih aja, berapa harganya? Warna putih aja, berapa harganya? ‛Warna putihaja, berapa harganya?’ Penjual : Bede-bede harge kak, bede bahan bede juge harge. Beda-beda harga kak, beda bahan beda juga harga. ‛Beda-beda harga kak, beda bahan beda juga harga.’ Pembeli : Kalo yang bahan sutra berape bu? Kalau yang bahan sutra berape bu? ‛Kalau yang bahan sutra berape bu?’ Dari tuturan di atas terjadi alih kode yaitu pada awal percakapan penjual menggunakan bahasa Indonesia dan pembeli menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Akhirnya pembeli beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena adanya mitra tutur yang menggunakan bahasa Melayu, sehingga pembeli menyesuaikan bahasa yang digunkanny dalam transaksi tersebut. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud kalimat.

b. Pendengar atau Mitra tutur