Alih bahasa Indonesia ke dalam bahasa Melayu

Pembeli : Bumbu sop kasi seribu aja. Bumbu sop kasi seribu saja.’ ‛Bumbu sop kasi seribu saja.’ Penjual : gak bisa bu, paling sedikit beli dua ribu. NEG bisa bu, paling sedikit beli NUM ribu. ‛Tidak bisa bu, paling sedikit beli dua ribu.’ Dari tuturan di atas terjadi peristiwa alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Melayu dan penjual menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Akhirnya pembeli beralih kode dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia di tengah percakapan. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Melayu ke bahasa Indonesia yang berwujud klausa. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena pembeli menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh penjual agar komunikasi saat transaksi jual beli nyaman. Alih kode ini terjadi karena adanya mitra tutur.

4.1.2 Alih bahasa Indonesia ke dalam bahasa Melayu

13 Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli sepatu sekolah di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun. Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta Percakapan Penjual dan pembeli sepatu sekolah. Tujuan Membeli sepatu sekolah. Bentuk Ujaran Percakapan biasa. Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli. Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu lisan. Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan berbahasa yang sopan. Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal. Peristiwa tutur Pembeli : Pak, ada sepatu sekolah anak warna hitam? Pak, ada sepatu sekolah anak warna hitam? ‛Pak, ada sepatu sekolah anak warna hitam?’ Penjual : Ada bu. Ada bu. ‛Ada bu.’ Pembeli : Berapa ini harganya? Berapa DET harganya? ‛Berapa ini harganya?’ Penjual : Seratus tujuh puluh saja bu, ukuran berapa anaknya bu? NUM saja bu, ukuran berapa anaknya bu? ‛Seratus tujuh puluh saja bu, ukuran berapa anaknya bu?’ Pembeli : Ukuran tige lime pak. Harge de tak kurang lagi? Seratus due puloh ajelah. Ukuran NUM pak, Harganya NEG kurang lagi? NUM ajalah. ‛Ukuran tiga lima pak, Harganya tidak kurang lagi? Seratus dua puluh ajalah.’ Penjual :Tak balek modal saye buk, dah lah saye kasi harge pagi aje ni seratus lime puloh ribu. NEG balik modal 1Tg bu, sudah lah 1Tg kasi harga pagi aja DET NUM. ‛Tidak balik modal saya bu, sudah lah saya kasi harga pagi aja ini seratus lima puluh ribu.’ Pembeli : Seratus empat puloh lah ye, biar jadi di ambel. NUM lah ya, biar jadi PREP ambil. ‛Seratus empat lah ya, biar jadi diambil.’ Dari tuturan tersebut terjadi alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Indonesia dan penjual menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Akhirnya penjual beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu di tengah percakapan. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud kalimat. Alih kode ini terjadi karena adanya mitra tutur yang menggunakan bahasa Melayu yakni pembeli dari etnis Melayu sehingga penjual menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh mitra tuturnya. 14 Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli tempe di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun. Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta Percakapan Penjual dan pembeli tempe. Tujuan Membeli tempe. Bentuk Ujaran Percakapan biasa. Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli. Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu lisan. Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan berbahasa yang sopan. Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal. Peristiwa tutur Pembeli : Pak, harga tempe berapa? Pak, harga tempe berapa? ‛Pak, harga tempe berapa?’ Penjual : Nak yang daon atau plastik bu? Mau KONJ daun atau plastik bu? ‛Mau yang daun atau plastik bu?’ Pembeli : Yang daon aje pak lima belas bungkus. KONJ daun saja pak NUM bungkus. ‛Yang daun saja pak lima belas bungkus.’ Dari tuturan tersebut terjadi alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Indonesia dan penjual menanggapinya menggunakan bahasa Melayu. Akhirnya pembeli beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud kalimat. Alih kode ini terjadi karena pembeli menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh mitra tuturnya. 15 Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli daster di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun. Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta Percakapan Penjual dan pembeli daster. Tujuan Membeli daster. Bentuk Ujaran Percakapan biasa. Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli. Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu lisan. Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan berbahasa yang sopan. Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal. Peristiwa tutur Pembeli : Berapa bu dasternya? Berapa bu dasternya? ‛Bu berapa dasternya?’ Penjual : Enam puluh ribu. NUM ribu. ‛Enam puluh ribu.’ Pembeli : Kok mahal sekali, ngak bisa kurang bu? Kok mahal sekali, NEG bisa kurang bu? ‛Kok mahal sekali, tidak bisa kurang bu?’ Penjual : Dah di kasi murah, bahan de yang ini bagos. Udah PREP kasi murah, bahannya KONJ DET bagus. ‛Udah dikasi murah, yang ini bahannya bagus.’ Pembeli : Lime puloh ribu ajelah, biar saye ambel. NUM sajalah, biar 1Tg ambil. ‛Lima puluh ribu sajalah, biar saya ambil.’ Penjual : Tambah siket lah kak. Tambah sedikit lah kak. ‛Tambah sedikit lah kak.’ Pembeli : Tak lah bu, segitu aje. NEG lah bu,segitu saja. ‛Tidak lah bu, segitu saja.’ Dari tuturan tersebut terjadi alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Indonesia dan penjual menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Akhirnya pembeli beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu di tengah percakapan. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud klausa. Penyebab terjadinya alih kode ini karena di tengah percakapan penjual yang dari etnis Melayu menggunakan bahasa Melayu sehingga pembeli beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu agar pembeli mendapatkan harga yang murah dalam transaksi jual beli. 16 Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli udang di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun. Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta Percakapan Penjual dan pembeli udang. Tujuan Membeli udang. Bentuk Ujaran Percakapan biasa. Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli. Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu lisan. Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan berbahasa yang sopan. Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal. Peristiwa tutur Pembeli : Bu, udangnya berapa se kilo? Bu, udangnya berapa NUM kilo? ‛Bu, berapa udangnya satu kilo?’ Penjual : Udang merah tiga puluh lima ribu , kalau udang putihnya lima puluh ribu. Udang merah NUM ribu, kalau udang putihnya NUM ribu. ‛Udang merah tiga puluh lima ribu, kalau udang putihnya lima puluh ribu. Pembeli : Tak empat puloh lime aje udang puteh de? NEG NUM aja udang putihnya? ‛Tidak empat puluh lima aja udang putihnya?’ Penjual : Boleh lah bu, nak berape kilo? Boleh lah bu, mau berapa kilo? ‛Boleh lah bu, mau berapa kilo?’ Pembeli : Kasi se kilo ajelah bu. Kasi NUM kilo sajalah bu. ‛Kasi satu kilo sajalah bu.’ Dari tuturan di atas terjadi alih kode dalam transaksi jual beli udang yaitu pembeli menggunakan bahasa Indonesia dan penjual menanggapinya dengan bahasa Indonesia. Lalu pembeli menggunakan bahasa Melayu dan penjual menanggapinya menggunakan bahasa Melayu. Akhirnya penjual beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu di tengah percakapan. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud klausa. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena pembeli menginginkan harga yang murah dalam transaksi jual beli ini. 17 Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli jeruk di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun. Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta Percakapan Penjual dan pembeli jeruk. Tujuan Membeli jeruk. Bentuk Ujaran Percakapan biasa. Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli. Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu lisan. Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan berbahasa yang sopan. Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal. Peristiwa tutur Penjual : Belanja apa bu? Jeruknya delapan ribu aja se kilo. Belanaj apa bu? Jeruknya NUM aja NUM kilo. ‛Belanja apa bu? Jeruknya delapan ribu aja sekilo.’ Pembeli : Manes tak jeruk de? Manis NEG jeruknya? ‛Manis tidak jeruknya?’ Penjual : Manes bu, kalo tak manes boleh dikembalikan. Manis bu, kalau NEG manis boleh dikembalikan. ‛Manis bu, kalau tidak manis boleh dikembalikan.’ Pembeli : Kalo gitu, saye ambel due kilo. Kalau gitu, 1Tg ambil NUM kilo. ‛Kalau gitu, saya ambil dua kilo.’ Dari tuturan di atas terjadi alih kode yaitu pada awal percakapan penjual menawarkan dagangannya menggunakan bahasa Indonesia, kemudian pembeli yang dari etnis Melayu menanggapinya menggunakan bahasa Melayu. Akhirnya penjual beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud kalimat. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena hadirnya mitra tutur sehingga penjual menyesuaikan bahasa yang digunakannya. 18 Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli sendal di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun. Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta Percakapan Penjual dan pembeli sendal. Tujuan Membeli sendal. Bentuk Ujaran Percakapan biasa. Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli. Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu lisan. Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan berbahasa yang sopan. Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal. Peristiwa tutur Penjual : Dua puluh ribu dua puluh ribu sendalnya dipilih kak. NUM ribu NUM sendal dipilih kak. ‛Dua puluh ribu dua puluh ribu sendalnya dipilih kak.’ Pembeli : Ambel due pasang tige puluh lime ribu ye? Ambil NUM pasang NUM ribu ya? ‛Ambil dua pasang tiga puluh lima ribu ya?’ Penjual : Tak bise kak, dah harge murah ni. NEG bisa kak, udah harga murah ini. ‛Tidak bisa kak, udah harga murah ini.’ Pembeli : Iyelah, saye ambel due pasang ukuran tige tujuh dan tige lapan. Iyalah, 1Tg ambil NUM pasang ukuran NUM dan NUM. ‛Iyalah saya ambil dua pasang ukuran tiga tujuh dan tiga delapan.’ Dari tuturan di atas terjadi alih kode yaitu pada awal percakapan penjual menggunakan bahasa Indonesia untuk menawarkan dagangannya kepada pembeli, akan tetapi pembeli menanggapinya menggunakan bahasa Melayu. Akhirnya pembeli beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud klausa. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena penjual menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh pembeli agar pembeli nyaman saat transaksi jual beli. 19 Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli Sayur sawi di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun. Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta Percakapan Penjual dan pembeli sayur sawi. Tujuan Membeli sayur sawi. Bentuk Ujaran Percakapan biasa. Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli. Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu lisan. Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan berbahasa yang sopan. Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal. Peristiwa tutur Pembeli : Berapa harga sayur sawi satu ons bu? Berapa harga sayur sawi NUM ons bu? ‛Bu, berapa harga sayur sawi satu ons?’ Penjual : Satu ons lima ribu bu. NUM ons NUM bu. ‛Satu ons lima ribu bu.’ Pembeli : Kenapa mahal bu, biase empat ribu aje satu ons. Kenapa mahal bu, biasa NUM aja NUM ons. ‛Kenapa mahal bu, biasa satu ons empat ribu aja.’ Penjual : Iye, harge sayur lagi naek nak ambel berapa ons bu? Iya, harga sayur lagi naik mau ambil berapa ons bu? ‛Iya, harga sayur lagi naik mau ambil berapa ons bu?’ Pembeli : Kasi tige ons aje. Kasi NUM ons aja. ‛Kasi tiga ons aja.’ Dari tuturan di atas terjadi alih kode yaitu pada awal percakapan pembeli menggunakan bahasa Indonesia dan penjual pun menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Di tengah percakapan penjual beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud kalimat. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena penjual kurang menguasai bahasa melayu. Alih kode ini terjadi karena adanya mitra tutur. 20 Alih kode pada peristiwa tutur ini penjual dan pembeli terong di pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun. Latar Di Pasar Puan Maimun. Peserta Percakapan Penjual dan pembeli terong dan kentang. Tujuan Membeli terong dan kentang. Bentuk Ujaran Percakapan biasa. Kunci Penyampaian penawaran harga anatara penjual dan pembeli. Sarana Bahasa Indonesia dan Bahasa Melayu lisan. Norma Bertanya dan menjawab pertanyaan dengan berbahasa yang sopan. Jenis Bentuk deskripsi yang berupa kalimat-kalimat. biasa yang informal. Peristiwa tutur Penjual : Mau belanja sayuran apa bu? Mau belanja sayuran apa bu? ‛Mau belanja sayuran apa bu?’ Pembeli : Kalau sayuran terongnya per kilo berapa pak? Kalau sayuran terongnya per kilogram berapa pak? ‛Kalau sayuran terongnya per kilogram berapa pak?’ Penjual : Delapan ribu saja bu harga sayuran terongnya. NUM ribu saja bu harga sayuran terongnya. ‛Delapan ribu saja bu harga sayuran terongnya. Pembeli : Tak bise kurang pak? NEG bisa kurang pak? ‛Tidak bisa kurang pak?’ Penjual : Nak ambil berapa kilo, kalau ambil banyak bise kurang. Mau ambil berapa kilogram, kalau ambil banyak bisa kurang. ‛Mau ambil berapa kilogram, kalau ambil banyak bisa kurang. Pembeli : Nak ambel due kilo terong, kentang juge due kilo pak. Mau ambil NUM kilogram terong, kentang juga NUM kilogram pak. ‛Mau ambil dua kilogram terongnya, kentangnya juga dua kilogram pak.’ Dari tuturan tersebut terjadi alih kode yaitu pada awal percakapan penjual mengawali pembicaraan menggunakan bahasa Indonesia dan pembeli menanggapinya menggunakan bahasa Indonesia. Akhirnya penjual beralih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu di tengah percakapan. Penyebab terjadinya alih kode ini disebabkan karena adanya mitra tutur menggunakan bahasa Melayu, sehingga penjual menyesuaikan bahasa yang digunakan oleh mitra tutur agar pembeli merasa nyaman dalam transaksi jual beli. Bentuk alih kode yang terjadi yaitu alih bahasa dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu yang berwujud kalimat. 4.2 Penyebab Terjadinya Alih Kode dalam Peristiwa Tutur di Pasar Puan Maimun Tanjung Balai Karimun Kepulauan Riau Adapun faktor penyebab terjadinya alih kode di Pasar Puan Maimun Tanjung balai Karimun Kepulauan Riau, antara lain sebagai berikut:

a.Pembicara atau penutur