36
BAB IV ANALISIS DATA
4.1 Dimensi Kompor Surya
Berikut adalah gambar desain dan dimensi dari kompor surya yang dilengkapi dengan sebuah absorber miring dan sekat pembatas.
Gambar 4.1 dimensi kompor surya
Keterangan gambar 4.1 : 1
Dinding kayu tebal 15 mm, = 0,19
2 Styrofoam tebal 40 mm,
= 0,036 3
Rockwoll tebal 50 mm, = 0,042
4 Plat aluminium tipe A380 tebal 2 mm,
= 237 5
Kaca double glass tipe plat tebal 5 mm, = 1,4
6 Sekat pembatas tebal 3 mm
6
Universitas Sumatera Utara
37
4.2 Data Pengujian
Data hasil pengujian dibedakan menjadi dua, yaitu pengujian tanpa sekat dan pengujian dengan penambahan sekat.
4.2.1 Pengujian Kompor Surya Tanpa Sekat
Pengambilan data dalam pengujian ini dilakukan sebanyak tiga kali dan akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
A. Pengujian Pertama
Pengujian pertama kompor surya tanpa sekat dilakukan pada tanggal 11 juni 2014. Berikut akan ditampilkan tabel pencapaian temperatur maksimum
dalam pengujian pertama ini. data selangkapnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 4.1 Temperatur maksimum pengujian pertama tanpa sekat
No Titik Pengukuran
Waktu WIB Temperatur Max °C
1. Plat Datar
12:26 108,23
2. Plat Miring
10:49 112,94
3. Air
12:40 87,83
4. Lingkungan
13:41 37,23
Gambar 4.2 Grafik temperatur vs waktu pengujian pertama tanpa sekat
Universitas Sumatera Utara
38
B. Pengujian Kedua
Pengujian kedua kompor surya tanpa sekat dilakukan pada tanggal 12 juni 2014. Berikut akan ditampilkan tabel pencapaian temperatur maksimum dalam
pengujian kedua tersebut. data selangkapnya dapat dilihat pada lampiran. Tabel 4.2 Temperatur maksimum pengujian kedua tanpa sekat
No Titik Pengukuran
Waktu WIB Temperatur Max °C
1. Plat Datar
13:11 91,15
2. Plat Miring
10:28 96,65
3. Air
14:20 77,97
4. Lingkungan
13:54 35,05
Gambar 4.3 Grafik temperatur vs waktu pengujian kedua tanpa sekat C.
Pengujian Ketiga Pengujian ketiga kompor surya tanpa sekat dilakukan pada tanggal 13 juni
2014. Berikut akan ditampilkan tabel pencapaian temperatur maksimum dalam pengujian kedua tersebut. data selangkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Universitas Sumatera Utara
39
Tabel 4.3 Temperatur maksimum pengujian ketiga tanpa sekat
No Titik Pengukuran
Waktu WIB Temperatur Max °C
1. Plat Datar
13:09 104,08
2. Plat Miring
11:36 110,02
3. Air
13:54 88,75
4. Lingkungan
13:36 37,18
Gambar 4.4 Grafik temperatur vs waktu pengujian ketiga tanpa sekat
4.2.2 Pengujian Kompor Surya Dengan Penambahan Sekat
Pengambilan data dalam pengujian ini dilakukan sebanyak tiga kali dan akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
A. Pengujian Pertama
Pengujian pertama kompor surya dengan penambahan sekat dilakukan pada tanggal 7 juni 2014. Berikut akan ditampilkan tabel pencapaian temperatur
maksimum dalam pengujian pertama ini. data selangkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Universitas Sumatera Utara
40
Tabel 4.4 Temperatur maksimum pengujian pertama dengan penambahan sekat
No Titik Pengukuran
Waktu WIB Temperatur Max °C
1. Plat Datar
14:13 99,98
2. Plat Miring
12:03 88,82
3. Air
14:24 88,90
4. Sekat
12:00 106,97
5. Lingkungan
14:19 38,73
s Gambar 4.5 Grafik temperatur vs waktu pengujian pertama dengan sekat
B. Pengujian Kedua
Pengujian kedua kompor surya dengan penambahan sekat dilakukan pada tanggal 8 juni 2014. Berikut akan ditampilkan tabel pencapaian temperatur
maksimum dalam pengujian kedua tersebut. data selangkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Universitas Sumatera Utara
41
Tabel 4.5 Temperatur maksimum pengujian kedua dengan sekat
No Titik Pengukuran
Waktu WIB Temperatur Max °C
1. Plat Datar
13:00 99,15
2. Plat Miring
13:02 90,15
3. Air
13:39 85,65
4. Sekat
12:59 106,37
5. Lingkungan
13:51 38,25
Gambar 4.6 Grafik temperatur vs waktu pengujian kedua dengan sekat
C. Pengujian Ketiga
Pengujian ketiga kompor surya dengan penambahan sekat dilakukan pada tanggal 14 juni 2014. Berikut akan ditampilkan tabel pencapaian temperatur
maksimum dalam pengujian kedua tersebut. data selangkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Universitas Sumatera Utara
42
Tabel 4.6 Temperatur maksimum pengujian ketiga dengan penambahan sekat
No Titik Pengukuran
Waktu WIB Temperatur Max °C
1. Plat Datar
12:36 105,65
2. Plat Miring
12:27 97,80
3. Air
13:14 81,68
4. Sekat
12:19 111,05
5. Lingkungan
14:30 36,96
Gambar 4.7 Grafik temperatur vs waktu pengujian ketiga dengan sekat
4.3 Analisis Energi Panas
4.3.1 Analisis Energi Panas Kompor Surya Tanpa Sekat
Energi panas yang terdapat pada pengujian ini adalah terdiri dari energi panas yang diserap kolektor, energi panas yang lepas, dan energi panas yang
digunakan.
Universitas Sumatera Utara
43
A. Energi panas yang diserap kolektor
Panas yang diserap oleh permukaan kolektor dalam pengujian ini merupakan penjumlahan dari penyerapan kolektor bidang datar dan penyerapan
kolektor bidang miring. Selama 8 jam pengujian per harinya panas total yang diserap oleh kolektor dihitung dengan persamaan 2.11 sebagai berikut :
Q
datar
= ∑I. A.
Dimana : Q
datar
I = Intensitas radiasi rata-rata hari selama pengujian Wm
= Energi panas yang diserap kolektor datar J
2
A = Luas penampang = 0,59 x 0,59 = 0,3481 m
2
= Waktu = Selama 8 jam pengujian s
= Efisiensi Kaca = 90
Pengujian Pertama
Pengujian pertama dilakukan pada tanggal 11 juni 2014 dimana hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7 Perhitungan temperatur dan intensitas radiasi kompor surya tanpa sekat pada pengujian pertama untuk bidang datar.
Waktu WIB
T
plat datar
T °C
air
Radiasi Matahari Wm
°C
2
I datar MJm
2
09:01-10:00 67,16
53,75 519,15
1,87 10:01-11:00
89,52 73,42
658,11 2,37
11:01-12:00 102,46
85,30 723,47
2,60 12:01-13:00
107,26 87,64
766,15 2,76
13:01-14:00 100,57
86,89 640,50
2,31 14:01-15:00
78,04 80,17
297,24 1,07
15:01-16:00 68,20
72,11 271,29
0,98 16:01-17:00
50,05 57,26
148,79 0,54
TOTAL 14,49
Universitas Sumatera Utara
44
Q
datar
= 14,49 MJm
2
x 0,3481 m
2
x 0,9 = 4,54 MJ
Q
miring
= ∑ I
T
. A. Dimana :
I
T
= Radiasi matahari pada bidang miring sudut 60
o
A = Luas penampang = 0,903 x 0,59 = 0,5327 m
2
= Waktu = Selama 8 jam pengujian s
= Efisiensi Kaca = 90
Menentukan I
23,086 365
162 284
360 sin
45 ,
23 365
284 360
sin 45
, 23
=
+
=
+
=
δ δ
δ n
T
Menentukan sudut deklinasi δ
Menentukan radiasi ekstraterestial pada permukaan horizontal
2 6
MJm 3,6544
086 ,
23 sin
43 ,
3 sin
360 45
30 2
45 sin
30 sin
086 ,
23 cos
43 ,
3 cos
1353 10
2 3600
24 =
− −
− +
− −
− =
o o
I x
x x
x I
π π
Menentukan radiasi sebaran bidang miring Dari pengukuran HOBO di dapat I = 1,869 MJm
Maka, dari grafik fraksi radiasi sebaran terhadap radiasi global untuk II
2 o
= 1,8693,6544 = 0,511, fraksi sebarannya adalah IdI = 0,625, Sehingga diperoleh
Id = 1,168 MJm
2
Sehingga didapat radiasi sebaran untuk bidang miring
+
= 2
cos 1
β
d dT
I I
− +
− =
δ φ
ω ω
π ω
ω δ
φ π
sin sin
360 2
sin sin
cos cos
10 2
3600 24
1 2
1 2
6
x xG
x x
I
sc o
Universitas Sumatera Utara
45
2
876 ,
2 60
cos 1
168 ,
1 m
MJ I
I
dT dT
=
+ =
Gambar 4.8 Grafik korelasi fraksi radiasi sebaran terhadap radiasi global pengujian pertama tanpa sekat
Menentukan radiasi sorotan terhadap bidang miring I
b
= I – I
d
= 1,1869 – 1,168 = 0,7008 MJm
2
2
. 0324
, 45
cos 43
, 3
cos 086
, 23
cos 43
, 3
sin 086
, 23
sin 45
cos 60
43 ,
3 cos
086 ,
23 cos
60 43
, 3
sin 086
, 23
sin 7008
, cos
cos cos
sin sin
cos cos
cos sin
sin
m MJ
I I
I I
bT bT
b bT
= −
+ −
− +
− =
+ −
+ −
= ω
φ δ
φ δ
ω β
φ δ
β φ
δ
.
Menentukan radiasi pantulan terhadap bidang miring reflektansi α=0,2
2
. 2803
, 2
60 cos
1 168
, 1
7008 ,
2 ,
2 cos
1
m MJ
I I
I I
I
rT rT
d b
rT
=
− +
=
− +
=
β α
Sehingga didapat :
2
1888 ,
1 2803
, 876
, 0324
, m
MJ I
I I
I I
I
T T
rT dT
bT T
= +
+ =
+ +
=
0,625
Universitas Sumatera Utara
46
Selanjutnya dilakukan perhitungan I
T
total perhari selama 8 jam pengujian mulai pukul 09:01 WIB sampai dengan pukul 17:00 WIB dengan menggunakan M.s
excel, sehingga dapat ditabelkan sebagai berikut.
Tabel 4.8 Perhitungan temperatur dan intensitas radiasi kompor surya tanpa sekat pada pengujian pertama untuk bidang miring.
Waktu WIB
θz °C
Io MJm
2
I
dt
MJm
2
I
bt
MJm
2
I
rt
MJm
2
I
T
MJm
2
09:01-10:00 47.72
3.65 0.88
0.03 0.28
1.19 10:01-11:00
35.04 4.24
0.93 0.15
0.36 1.44
11:01-12:00 24.43
4.54 0.93
0.24 0.39
1.56 12:01-13:00
19.66 4.54
0.83 0.32
0.41 1.56
13:01-14:00 24.43
4.24 0.86
0.21 0.35
1.42 14:01-15:00
35.04 3.65
0.74 0.01
0.16 0.91
15:01-16:00 47.72
2.83 0.54
0.01 0.15
0.70 16:01-17:00
61.15 1.82
0.38 -0.01
0.08 0.45
TOTAL 9.23
Maka, Q
miring
= ∑ I
T
. A. = 9,23 MJm
2
x 0,5327 m
2
= 4,428 MJ x 0,9
Sehingga didapat total energi panas yang diserap kolektor perhari pada pengujian pertama kompor surya tanpa sekat adalah :
Q
serap
= Q
datar
+ Q
miring
= 8,968 MJ = 4,54 MJ + 4,428 MJ
Pengujian Kedua
Pengujian pertama dilakukan pada tanggal 12 juni 2014 dimana hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara
47
Tabel 4.9 Perhitungan temperatur dan intensitas radiasi kompor surya tanpa sekat pada pengujian kedua untuk bidang datar.
Waktu WIB
T
plat datar
T °C
air
Radiasi Matahari Wm
°C
2
I datar MJm
2
09:01-10:00 54.92
36.83 470.79
1.69 10:01-11:00
73.79 51.20
505.44 1.82
11:01-12:00 78.09
62.97 532.52
1.92 12:01-13:00
84.75 70.83
606.44 2.18
13:01-14:00 84.43
76.32 554.56
2.00 14:01-15:00
76.76 77.50
398.29 1.43
15:01-16:00 69.54
74.77 313.79
1.13 16:01-17:00
60.19 69.42
175.58 0.63
TOTAL 12.81
Q
datar
= 14,81 MJm
2
x 0,3481 m
2
x 0,9 = 4,01 MJ
Q
miring
= ∑ I
T
. A. Dimana :
I
T
= Radiasi matahari pada bidang miring sudut 60
o
A = Luas penampang = 0,903 x 0,59 = 0,5327 m
2
= Waktu = Selama 8 jam pengujian s
= Efisiensi Kaca = 90
Menentukan I
23,153 365
163 284
360 sin
45 ,
23 365
284 360
sin 45
, 23
=
+
=
+
=
δ δ
δ n
T
Menentukan sudut deklinasi δ
Menentukan radiasi ekstraterestial pada permukaan horizontal
− +
− =
δ φ
ω ω
π ω
ω δ
φ π
sin sin
360 2
sin sin
cos cos
10 2
3600 24
1 2
1 2
6
x xG
x x
I
sc o
Universitas Sumatera Utara
48
2 6
MJm 3,6529
153 ,
23 sin
43 ,
3 sin
360 45
30 2
45 sin
30 sin
153 ,
23 cos
43 ,
3 cos
1353 10
2 3600
24 =
− −
− +
− −
− =
o o
I x
x x
x I
π π
Menentukan radiasi sebaran bidang miring Dari pengukuran HOBO di dapat I = 1,695 MJm
Maka, dari grafik fraksi radiasi sebaran terhadap radiasi global untuk II
2 o
= 1,6953,6529 = 0,464, fraksi sebarannya adalah IdI = 0,701, Sehingga diperoleh
Id = 1,188 MJm
2
Sehingga didapat radiasi sebaran untuk bidang miring
+
= 2
cos 1
β
d dT
I I
2
88 ,
2 60
cos 1
188 ,
1 m
MJ I
I
dT dT
=
+ =
Gambar 4.9 Grafik korelasi fraksi radiasi sebaran terhadap radiasi global pengujian kedua tanpa sekat
Menentukan radiasi sorotan terhadap bidang miring I
b
= I – I
d
= 1,695 – 1,188 = 0,506 MJm
2
.
0,701
Universitas Sumatera Utara
49
2
. 0226
, 45
cos 43
, 3
cos 153
, 23
cos 43
, 3
sin 153
, 23
sin 45
cos 60
43 ,
3 cos
153 ,
23 cos
60 43
, 3
sin 153
, 23
sin 7008
, cos
cos cos
sin sin
cos cos
cos sin
sin
m MJ
I I
I I
bT bT
b bT
= −
+ −
− +
− =
+ −
+ −
= ω
φ δ
φ δ
ω β
φ δ
β φ
δ
Menentukan radiasi pantulan terhadap bidang miring reflektansi α=0,2
2
. 254
, 2
60 cos
1 188
, 1
506 ,
2 ,
2 cos
1
m MJ
I I
I I
I
rT rT
d b
rT
=
− +
=
− +
=
β α
Sehingga didapat :
2
168 ,
1 254
, 891
, 0226
, m
MJ I
I I
I I
I
T T
rT dT
bT T
= +
+ =
+ +
=
Selanjutnya dilakukan perhitungan I
T
Tabel 4.10 Perhitungan temperatur dan intensitas radiasi kompor surya tanpa sekat pada pengujian kedua untuk bidang miring.
total perhari selama 8 jam pengujian mulai pukul 09:01 WIB sampai dengan pukul 17:00 WIB dengan menggunakan M.s
excel, sehingga dapat ditabelkan sebagai berikut.
Waktu WIB
θz °C
Io MJm
2
I
dt
MJm
2
I
bt
MJm
2
I
rt
MJm
2
I
T
MJm
2
09:01-10:00 47.74
3,65 0.89
0.02 0.25
1.17 10:01-11:00
35.08 4,24
1.06 0.06
0.27 1.39
11:01-12:00 24.49
4,54 1.14
0.07 0.29
1.50 12:01-13:00
19.72 4,54
1.11 0.13
0.33 1.57
13:01-14:00 24.49
4,24 1.05
0.11 0.30
1.46 14:01-15:00
35.08 3,65
0.90 0.03
0.22 1.15
15:01-16:00 47.74
2,83 0.70
0.01 0.17
0.88 16:01-17:00
61.16 1,82
0.43 -0.01
0.09 0.52
TOTAL 9.62
Universitas Sumatera Utara
50
Maka, Q
miring
= ∑ I
T
. A. = 9,62 MJm
2
x 0,5327 m
2
= 4,612 MJ x 0,9
Sehingga didapat total energi panas yang diserap kolektor perhari pada pengujian kedua kompor surya tanpa sekat adalah :
Q
serap
= Q
datar
+ Q
miring
= 8,624 MJ = 4,012 MJ + 4,612 MJ
Pengujian Ketiga
Pengujian ketiga dilakukan pada tanggal 13 juni 2014 dimana hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.11 Perhitungan temperatur dan intensitas radiasi kompor surya tanpa sekat pada pengujian ketiga untuk bidang datar.
Waktu WIB
T
plat datar
T °C
air
Radiasi Matahari Wm
°C
2
I datar MJm
2
09:01-10:00 62.23
39.92 534.23
1.92 10:01-11:00
79.71 52.87
595.23 2.14
11:01-12:00 95.39
66.46 736.67
2.65 12:01-13:00
102.69 78.95
772.15 2.78
13:01-14:00 100.64
87.17 691.60
2.49 14:01-15:00
86.48 87.36
402.73 1.45
15:01-16:00 73.75
83.17 295.73
1.06 16:01-17:00
67.41 78.14
199.71 0.72
TOTAL 15.22
Q
datar
= 15,22 MJm
2
x 0,3481 m
2
= 4,77 MJ x 0,9
Universitas Sumatera Utara
51
Q
miring
= ∑ I
T
. A. Dimana :
I
T
= Radiasi matahari pada bidang miring sudut 60
o
A = Luas penampang = 0,903 x 0,59 = 0,5327 m
2
= Waktu = Selama 8 jam pengujian s
= Efisiensi Kaca = 90
Menentukan I
23,214 365
164 284
360 sin
45 ,
23 365
284 360
sin 45
, 23
=
+
=
+
=
δ δ
δ n
T
Menentukan sudut deklinasi δ
Menentukan radiasi ekstraterestial pada permukaan horizontal
2 6
MJm 3,651
214 ,
23 sin
43 ,
3 sin
360 45
30 2
45 sin
30 sin
214 ,
23 cos
43 ,
3 cos
1353 10
2 3600
24 =
− −
− +
− −
− =
o o
I x
x x
x I
π π
Menentukan radiasi sebaran bidang miring Dari pengukuran HOBO di dapat I = 1,923 MJm
Maka, dari grafik fraksi radiasi sebaran terhadap radiasi global untuk II
2 o
= 1,9233,651 = 0,527, fraksi sebarannya adalah IdI = 0,595, Sehingga diperoleh Id
= 1,144 MJm
2
Sehingga didapat radiasi sebaran untuk bidang miring
+
= 2
cos 1
β
d dT
I I
2
858 ,
2 60
cos 1
144 ,
1 m
MJ I
I
dT dT
=
+ =
− +
− =
δ φ
ω ω
π ω
ω δ
φ π
sin sin
360 2
sin sin
cos cos
10 2
3600 24
1 2
1 2
6
x xG
x x
I
sc o
Universitas Sumatera Utara
52
Gambar 4.10 Grafik korelasi fraksi radiasi sebaran terhadap radiasi global pengujian ketiga tanpa sekat
Menentukan radiasi sorotan terhadap bidang miring I
b
= I – I
d
= 1,923 – 1,144 = 0,779 MJm
2
2
. 0337
, 45
cos 43
, 3
cos 214
, 23
cos 43
, 3
sin 214
, 23
sin 45
cos 60
43 ,
3 cos
214 ,
23 cos
60 43
, 3
sin 214
, 23
sin 779
, cos
cos cos
sin sin
cos cos
cos sin
sin
m MJ
I I
I I
bT bT
b bT
= −
+ −
− +
− =
+ −
+ −
= ω
φ δ
φ δ
ω β
φ δ
β φ
δ
.
Menentukan radiasi pantulan terhadap bidang miring reflektansi α=0,2
2
. 2884
, 2
60 cos
1 144
, 1
779 ,
2 ,
2 cos
1
m MJ
I I
I I
I
rT rT
d b
rT
=
− +
=
− +
=
β α
Sehingga didapat :
2
1804 ,
1 2884
, 858
, 0337
, m
MJ I
I I
I I
I
T T
rT dT
bT T
= +
+ =
+ +
=
Selanjutnya dilakukan perhitungan I
T
total perhari selama 8 jam pengujian mulai pukul 09:01 WIB sampai dengan pukul 17:00 WIB dengan menggunakan M.s
excel, sehingga dapat ditabelkan sebagai berikut.
0,595
Universitas Sumatera Utara
53
Tabel 4.12 Perhitungan temperatur dan intensitas radiasi kompor surya tanpa sekat pada pengujian ketiga untuk bidang miring.
Waktu WIB
θz °C
Io MJm
2
I
dt
MJm
2
I
bt
MJm
2
I
rt
MJm
2
I
T
MJm
2
09:01-10:00 47.76
3.65 0.86
0.03 0.29
1.18 10:01-11:00
35.11 4.23
1.02 0.10
0.32 1.45
11:01-12:00 24.53
4.53 0.94
0.25 0.40
1.59 12:01-13:00
19.78 4.53
0.82 0.32
0.42 1.55
13:01-14:00 24.53
4.23 0.89
0.23 0.37
1.49 14:01-15:00
35.11 3.65
0.91 0.03
0.22 1.16
15:01-16:00 47.76
2.83 0.60
0.01 0.16
0.77 16:01-17:00
61.17 1.82
0.46 -0.02
0.11 0.55
TOTAL 9.74
Maka, Q
miring
= ∑ I
T
. A. = 9,74 MJm
2
x 0,5327 m
2
= 4,668 MJ x 0,9
Sehingga didapat total energi panas yang diserap kolektor perhari pada pengujian ketiga kompor surya tanpa sekat adalah :
Q
serap
= Q
datar
+ Q
miring
= 9,438 MJ = 4,77 MJ + 4,668 MJ
Perbandingan Besar Radiasi Bidang Datar dan Bidang Miring
Besar radiasi matahari yang mampu diserap oleh kolektor bidang datar dan bidang miring tentu berbeda karena dipengaruhi oleh sudut kemiringan terhadap
bidang horizontal. Berikut tabel perbandingan antara radiasi yang mampu diserap bidang
datar dan bidang miring.
Universitas Sumatera Utara
54
Tabel 4.13 Perbandingan radiasi yang diserap kolektor bidang datar dan bidang miring kompor surya tanpa sekat.
B. Energi panas yang dilepas
Panas yang hilang dari kompor surya ini disebabkan karena adanya perpindahan panas konveksi dan konduksi dari tiap dinding, alas dan kaca
penutup kompor surya tersebut.
1. Panas Hilang Melalui Dinding Datar
Kehilangan panas total pada dinding merupakan penjumlahan panas yang hilang pada keempat sisi kotak datar, yaitu :
Q
dinding
= Q
d1
+ Q
d2
+ Q
d3
+ Q
d4
Dimana : U = Koefisien perpindahan panas menyeluruh
A = Luas permukaan bidang m
2
T = Temperatur plat datar °C
T = Temperatur lingkungan luar °C t = Tebal lapisan isolasi m
h
1
= Koefisien konveksi permukaan dalam Wm
2
h . K
2
= Koefisien konveksi permukaan luar Wm
2
. K
Dari hasil pengujian rata-rata perhari, didapat data sabagaimana ditunjukan pada tabel berikut :
Tgl Uji ∑I
datar
MJm
2
∑I
miring
MJm
2
Galat
11 juni 14.49
9.23 36.30
12 juni 12.81
9.62 24.90
13 juni 15.22
9.74 36.01
Universitas Sumatera Utara
55
Tabel 4.14 Data hasil pengujian rata-rata perhari untuk pengukuran temperatur bidang datar kompor surya tanpa sekat
Menentukan koefisien konveksi permukaan dalam h
1
Hal ini diukur pada temperatur film, yaitu temperatur rata-rata antara ruang masak dan plat datar.
T
f
= = 79,155 °C = 352,15 K
Sifat fisik udara pada T = 352,15 K adalah ρ = 0,9896 kgm
3
, Cp = 1,0092 kJkg.K, µ = 209,14 x 10
-7
N.sm, v = 21,16 m
2
Menentukan Bilangan Reyleigh dengan persamaan 2.12 s, k = 30,16 Wm.K, dan Pr =
0,6996
Dimana : β
=1 T
r
g = percepatan gravitasi 9,81 ms
= 1 351,56 K
2
L = panjang karakteristik Luas permukaan keliling
permukaan =
= 0,1475 m α
= difusivitas thermal =
= 3,02 x 10 v
= viskositas kinematik
-5
= = 2,11 x 10
-5
Tgl Uji Volume
Truang °C T °C
Ta °C
11 juni 1 liter
81.52 33.26
82.91 12 juni
2 liter 71.38
32.98 72.81
13 juni 3 liter
82.78 33.73
83.54
Rata-rata 78.56
33.32 79.75
Universitas Sumatera Utara
56
Maka :
= 166969,8948 Mencari bilangan Nusselt
=
= 4,47
Maka akan didapat koefisien konveksi udara dalam Rumus :
= =
=
= 0,91 Wm
2
.K
Menentukan koefisien konveksi permukaan luar h
2
Hal ini diukur pada temperatur film, yaitu temperatur rata-rata antara dinding kayu dan udara lingkungan.
Temperatur rata-rata perhari untuk dinding kayu dan lingkungan adalah T
s
T = 41,69 °C, dan T
∞ = 33,32 °C, maka :
f
= = 37,505 °C = 310,51 K
Sifat fisik udara pada T = 310,51 K adalah ρ = 1,1264 kgm
3
, Cp = 1,0074 kJkg.K, µ = 189,56 x 10
-7
N.sm, v = 16,947 m
2
Menentukan bilangan Reynold dengan persamaan 2.6 s, k = 27,077 Wm.K, dan Pr
= 0,7055
Re = Dimana :
1,56 ms dari data hobo
Universitas Sumatera Utara
57
= 0,785 m Re =
Re = 72.769,151 Mencari bilangan Nusselt
Karena bilangan Re = 72.769,151 5 x maka tergolong aliran laminar,
Sehingga bilangan Nusseltnya adalah :
79,74 Maka didapat :
=
= 2,75 Wm
2
Untuk dinding 1 .K
Dimana :
Universitas Sumatera Utara
58
Maka :
= 3,0407 W Karena ruang masak kotak datar bebentuk persegi dengan luas sisi yang
sama, maka nilai kehilangan panas dari setiap dinding datar adalah sama, kecuali pada dinding yang ada penambahan bidang miringnya.
Q
d1
= Q
d2
= Q
d3
dan Q
d1
≠ Q
d4
Untuk dinding 4
Dimana :
Maka :
Universitas Sumatera Utara
59
= 1,3573 W Sehingga di dapat kehilangan panas total untuk dinding datar kompor surya
adalah sebagai beriktut : Q
dinding total
= Q
d1
+ Q
d2
+ Q
d3
+ Q
d4
= 3.Q
d1
+ Q = 3 x 3,0407 W + 1,3573 W
d4
= 10,4796 W Maka, Energi panas total yang hilang melalui dinding kompor surya
adalah 10,48 W 2.
Panas Hilang Melalui Alas Datar Kehilangan panas melalui alas datar merupakan panas hilang yang
melalui bawah plat kolektor datar. Kehilangan panas ini akan dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Dimana :
Maka :
Universitas Sumatera Utara
60
= 5,657 W Maka, Energi panas total yang hilang melalui alas bawah kolektor
datar kompor surya adalah 5,657 W 3.
Panas Hilang Melalui Pintu Kaca Datar Kaca yang digunakan sebagai penutup adalah kaca double glass
dengan ukuran 0,59 m x 0,59 m dan tebal kaca 0,005 m. Untuk menghitung panas yang hilang melalui pintu kaca datar terlebih dahulu
dicari koefisien konveksi lingkungan luar kaca dan koefisien konveksi antar kedua kaca.
Menentukan koefisien konveksi permukaan luar h
3
Hal ini diukur pada temperatur film, yaitu temperatur rata-rata antara kaca luar dan temperatur lingkungan.
Temperatur rata-rata perhari untuk kaca luar dan lingkungan adalah T
s
T = 46,25°C, dan T
∞ = 33,32 °C, maka :
f
= = 39,79 °C = 312,79 K
Sifat fisik udara pada T = 312,79 K adalah ρ = 1,1188 kgm
3
, Cp = 1,0075 kJkg.K, µ = 190,64 x 10
-7
N.sm, v = 17,177 m
2
Menentukan Bilangan Reyleigh dengan persmaan 2.12 s, k = 27,246 Wm.K, dan Pr
= 0,7052
Dimana : β
=1 T ∞ = 1 306,32 K
Universitas Sumatera Utara
61
L = panjang karakteristik Luas permukaan keliling
permukaan =
= 0,1475 m α
= difusivitas thermal =
= 2,42 x 10 v
= viskositas kinematik
-5
= = 1,7 x 10 Maka :
-5
= 3.226.511,989 = 3,2 x 10
Mencari bilangan Nusselt
6
Karena bilangan yang diperoleh memenuhi syarat 10
4
Ra
L
10
7
, maka bilangan Nusseltnya dapat dicari dengan persamaan 2.13
= 0,54 x 3,2 x 10
6 0,25
Maka akan didapat koefisien konveksi udara luar = 22,886
Rumus : =
=
=
= 4,227 Wm
2
.K
Menentukan koefisien konveksi antar kaca h Hal ini diukur pada temperatur film, yaitu temperatur rata-rata antara
kaca dalam datar dan temperatur ruang antar kaca. Temperatur rata-rata perhari untuk kaca dalam datar dan ruang antar
kaca adalah T
s
= 51,41 °C, dan T ∞ = 48,83 °C, maka :
Universitas Sumatera Utara
62
T
f
= = 50,12 °C = 323,12 K
Sifat fisik udara pada T = 323,12 K adalah ρ = 1,0844 kgm
3
, Cp = 1,0079 kJkg.K, µ = 195,51 x 10
-7
N.sm, v = 18,215 m
2
Menentukan Bilangan Reyleigh dengan persamaan 2.12 s, k = 28,01 Wm.K, dan Pr =
0,7037
Dimana : β
=1 T ∞ = 1 321,83 K
L = panjang karakteristik Luas permukaan keliling
permukaan =
= 0,1475 m α
= difusivitas thermal =
= 2,56 x 10 v
= viskositas kinematik
-5
= = 1,8 x 10 Maka :
-5
= 546.247,134 Mencari bilangan Nusselt dengan persamaan 2.23
=
= 5,957
Maka akan didapat koefisien konveksi antar kaca Rumus :
= =
Universitas Sumatera Utara
63
=
= 1,131 Wm
2
.K Setelah koefisien konveksi didapat, maka untuk menentukan energi
panas yang hilang melalui penutup kaca datar dapat digunakan persamaan sabagai berikut :
Dimana :
Maka :
= 7,173 W Maka, Energi Panas total yang hilang melalui pintu kaca datar
kompor surya adalah 7,173 W 4.
Total Kehilangan Panas Pada Kotak Datar
Universitas Sumatera Utara
64
Total kehilangan panas pada kotak datar kompor surya ini adalah penjumlahan dari kehilangan panas melalui dinding, kehilangan panas
melalui alas datar, dan kehilangan panas melalui pintu kaca datar. =
+ +
10,4796 W + 5,6573 W + 7,173 W = 23,3099 W
5. Panas Hilang Melalui Dinding Miring
Kehilangan panas total pada dinding miring merupakan penjumlahan panas yang hilang pada ketigat sisi kotak miring, yaitu :
Q
dinding
= Q
d1
+ Q
d2
+ Q
d3
Dari hasil pengujian rata-rata perhari, didapat data sabagaimana ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 4.15 Data hasil pengujian rata-rata perhari untuk pengukuran temperatur bidang miring kompor surya tanpa sekat.
Menentukan koefisien konveksi permukaan dalam h
4
Hal ini diukur pada temperatur film, yaitu temperatur rata-rata antara ruang miring dan plat miring.
Dimana temperatur rata-rata perhari untuk ruang miring dan plat miring adalah T
∞ = 77,11 °C dan T
s
T = 85,19 °C, maka :
f
= = 81,15 °C = 354,15 K
Tgl Uji Volume
T
k.dlm