Wanprestasi Tinjauan Hukum Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor Dengan Asuransi (Studi Pada PT. Jasa Motor Jaya Belawan)

“jika pihak yang satu telah menerima barang yangditukarkan kepadanya, dan kemudian ia membuktikan bahwa pihak yanglain bukan pemilik barang tersebut, maka tak dapatlah ia dipaksamenyerahkan barang yang ia telah janjikan dari pihaknya sendiri,melainkan hanya untuk mengembalikan barang yang telah diterimanya”. Jadi, intinya adalah mengatur masalah risiko dalam perjanjian sewa menyewa, yang meletakan risiko diatas pundak pemilik barang yang disewakan.Jadi dapat disimpulkan bahwa sesuai dengan tujuan hukum yaitu untuk mencapai suatu keadilan maka dalam perjanjian timbal balik berlaku asas umum bahwa risiko yang terjadi akibat dari suatu keadaan memaksa, wajib dipikul oleh pemilik barang sendiri.

F. Wanprestasi

Wanprestasi artinya tidak memenuhi sesuatu yang diwajibkan seperti yang telah ditetapkan dalam perikatan. Tidak dipenuhinya kewajiban oleh debitur disebabkan oleh dua kemungkinan alasan, yaitu: 1. Karena kesalahan debitur, baik dengan sengaja tidak dipenuhinya kewajiban maupun karena kelalaian. 2. Karena keadaan memaksa overmacht, force mejeure, jadi di luar kemampuan debitur. Debitur tidak bersalah. Wanprestasi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan somasi. Wanprestasi adalah tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara kreditur dengan Universitas Sumatera Utara debitur. Dalam restatement of the law of contracts Amerika Serikat, wanprestasi atau breach of contracts dibedakan menjadi dua macam, yaitu total breachts dan partial breachts. Total breachts artinya pelaksanaan kontrak tidak mungkin dilaksanakan, sedangkan partial breachts artinya pelaksanaan perjanjian masih mungkin untuk dilaksanakan. Seorang debitur dikatakan wanprestasi apabila ia telah diberikan somasi oleh kreditur atau juru sita. Somasi itu minimal telah dilakukan sebanyak tiga kali oleh kreditur atau juru sita. Apabila somasi itu tidak diindahkannya, maka kreditur berhak membawa persoalan itu kepengadilan. Dan pengadilan yang akan memutuskan, apakah debitur melakukan wanpretasi atau tidak. 28 1. Debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali. Untuk menentukan apakah seorang debitur bersalah melakukan wanprestasi, perlu ditentukan dalam keadaan bagaimana debitur dikatakan sangaja atau lalai tidak memenuhi prestasi. Ada tiga keadaan, yaitu: 2. Debitur memenuhi prestasi, tetapi tetapi tidak baik atau keliru. 3. Debitur memenuhi prestasi, tetapi tidak tepat waktunya atau terlambat. Untuk mengetahui sejak kapan debitur dalam keadaan wanprestasi, perlu diperhatikan apakah dalam perkataan itu ditentukan tenggang waktu pelaksanaan pemenuhan prestasi atau tidak. Dalam hal tenggang waktu pelaksanaan pemenuhanprestasi tidak ditentukan, perlu memperingatkan debitur supaya ia memenuhi prestasi.Tetapi dalam hal telah ditentukan tenggang waktunya, menurut ketentuan pasal 1238 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa 28 Salim H.S., Hukum Kontrak : Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, hlm. 98-99. Universitas Sumatera Utara “si berutang adalah lalai, apabila ia dengan sebuah akta sejenis itu telah dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri. Kelalaian disini adalah kelalaian dari pihak yang wajib memenuhi suatu prestasi yang telah diperjanjikan. Sehingga dikatakan ia telah ingkar janji karena tidak melakukan apa yang telah disepakati atau ia telah melakukan suatu perbuatan yang justru dalam isi perjanjian tidak boleh dilakukannya. Menurut pasal 1365 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, wanprestasi adalah tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, menggantikan kerugian tersebut. Istilah wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang berarti prestasi buruk, artinya debitur tidak memenuhi prestasinya sebagaimana yang telah ditentukan dalam perjanjian. Wanprestasi seorang debitur dapat berupa : a. Sama sekali tidak memenuhi prestasi b. Tidak tunai memenuhi prestasinya c. Terlambat memenuhi prestasinya d. Keliru memenuhi prestasinya. Wanpretasi dapat membawa akibat yang merugikan bagi pihak debitur, karena sejak ditetapkan lalai, debitur dapat diancam beberapa sanksi atau hukuman. Hukuman bagi debitur yang lalai antara lain ada 4 empat, yaitu : 29 1. Ganti rugi 2. Pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjian 29 Subekti, Hukum Perjanjian,Op.Cit.,hlm. 19. Universitas Sumatera Utara 3. Peralihan risiko 4. Membayar biaya perkara, bila diperkarakan dipengadilan. Dalam perjanjian sewa beli apabila pihak penyewa melakukan salah satu dari bentuk-bentuk wanprestasi, maka untuk pelaksanaan hukumnya undang- undang menghendaki penyewa untuk memberikan pernyataan lalai kepada pihak yang menyewakan. Dengan demikian, wanprestasi yang dilakukan oleh pihak penyewa itu pokoknya harus secara formal dinyatakan telah lebih dahulu, yaitu dengan memperingatkan penyewa bahwa penyewa atau pihak menghendaki pembayaran seketika atau jangka waktu pendek yang telah ditentukan. Singkatnya, hutang itu harus ditagih dan yang lalai harus ditegur dengan peringatan atau sommatie. Cara pemberian teguran terhadap debitur yang lalai tersebut telah diatur dalam dalam pasal 1238 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa teguran itu harus dengan surat perintah atau dengan akta sejenis. Yang dimaksud dengan surat perintah dalam pasal tersebut adalah peringatan resmi dari juru sita pengadilan, sedangkan yang dimaksud dengan akta sejenis adalah suatu tulisan biasa bukan resmi, surat maupun telegram yang tujuannya sama yakni untuk memberi peringatan kepada debitur untuk memenuhi prestasi dalam waktu seketika atau dalam tempo tertentu. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dokumen yang terkait

Tinjauan Tentang Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor (Studi Pada PT. Federal Internasional Finance)

24 196 87

Eksekusi Jaminan Fidusia Atas Kendaraan Bermotor oleh Lembaga Pembiayaan (Finansial) (studi kasus pada kantor PT. U Finance)

4 144 97

PERJANJIAN SEWA BELI (STUDI TENTANG PEMBIAYAAN PENGADAAN KENDARAAN BERMOTOR PERJANJIAN SEWA BELI (STUDI TENTANG PEMBIAYAAN PENGADAAN KENDARAAN BERMOTOR DI FIF CABANG BOYOLALI).

0 0 22

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR OLEH PEGAWAI NEGERI SIPIL Tanggungjawab Hukum Dalam Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor Oleh Pegawai Negeri Sipil.

0 0 13

Tinjauan Hukum Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor Dengan Asuransi (Studi Pada PT. Jasa Motor Jaya Belawan)

0 0 9

Tinjauan Hukum Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor Dengan Asuransi (Studi Pada PT. Jasa Motor Jaya Belawan)

0 0 1

Tinjauan Hukum Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor Dengan Asuransi (Studi Pada PT. Jasa Motor Jaya Belawan)

0 0 18

Tinjauan Hukum Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor Dengan Asuransi (Studi Pada PT. Jasa Motor Jaya Belawan)

0 0 22

Tinjauan Hukum Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor Dengan Asuransi (Studi Pada PT. Jasa Motor Jaya Belawan)

0 0 2

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor - Tinjauan Tentang Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor (Studi Pada PT. Federal Internas

0 0 21