5. Hak opsi
6. Kewajiban perpajakan
7. Penutupan asuransi
8. Tanggung jawab atas obyek perjanjian finance lease
9. Akibat kejadian lalai
10. Akibat rusak atau hilangnya obyek perjanjian
11. Jaminan.
Secara yuridis leasing adalah suatu bentuk perikatan tak bernama yang muncul karena adanya perkembangan di bidang ekonomi dan hukum. Bila kita
mencari ketentuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, maka tidak akan dijumpai pasal yang mengatur
maupun yang menyatakan suatu bentuk perikatan yang bernama leasing. Namun demikian, karena hukum perikatan kita menganut sistem terbuka, yaitu bahwa
setiap orang dapat mengadakan perikatan yang bersumber pada perjanjian apapun baik yang diatur oleh undang-undang ataupun tidak, maka kehadiran leasing di
Indonesia diterima dengan tangan terbuka. Ketentuan inilah yang kemudian disebut dengan asas kebebasan berkontrak.
2. Hak dan Kewajiban para Pihak dalam Perjanjian Sewa Beli
Dalam perjanjian sewa beli seperti ini berarti diperlukan hak dan kewajiban yang sama antara penjual dan penyewa. Hak dan kewajiban sewa beli hampir
sama dengan hak dan kewajiban dalam jual beli, yaitu mempunyai tujuan mengalihkan hak milik atas suatu barang. Hanya saja ada perbedaan mengenai
cara pembayaran serta perolehan hak miliknya.
Universitas Sumatera Utara
Dari uraian diatas, jika melihat dari perjanjiannya maka kewajiban penjual sewa adalah sebagai berikut :
a. Menyerahkan barang atau benda tanpa hak milik kepada pembeli sewa.
b. Menyerahkan hak milik secara penuh kepada pembeli sewa, setelah obyek
tersebut dilunasi. Kewajiban yang pertama tersebut dilakukan oleh penjual sewa pada saat
ditutupnya perjanjian sewa beli antara penjual sewa dan pembeli sewa. Yang diserahkan adalah hanya untuk menguasai barangnya saja, bukan hak milik atas
barang. Penyerahan ini dimaksudkan agar barang yang menjadi obyek sewa beli tersebut dapat digunakan atau diambil manfaatnya oleh pembeli sewa.
Kewajiban yang kedua untuk menyerahkan hak milik dari suatu barang kepada pembeli sewa secara sepenuhnya yang dimaksud adalah bahwa penjual
sewa setelah menyerahkan hak tersebut, bebas berbuat apa saja atas barang miliknya. Penyerahan ini dilakukan setelah pembeli sewa melunasi angsuran-
angsuran yang menjadi harga barang tersebut. Dengan demikian beralihnya hak levering terjadi pada saat seluruh
cicilannya sudah lunas terbayarkan, jadi sebelum harganya lunas seluruhnya kedudukan pembeli sewa hanya sebagai penyewa belaka dan berubah menjadi
pembeli setelah habis angsurannya.
37
a. Bentuk perjanjian sewa beli
3. Bentuk dan Isi Perjanjian Sewa Beli
Bentuk perjanjian sewa beli sesuai dengan sistem terbuka yang diatur dalam Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengenal adanya asas
37
Munir Fuady, Hukum Pembiayaan, Bandung,PT. Citra Aditya Bakti, 2014, hlm. 26.
Universitas Sumatera Utara
kebebasan berkontrak pasal 1338 ayat 1 maka pihak dalam membuat perjanjian sewa beli, para pihak diberikan kebebasan untuk menentukan bentuk dan isi
perjanjiannya. Hukum perjanjian memberikan kebebasan sepenuhnya pada masyarakat untuk mengadakan perjanjian yang berisi apa saja tetapi tidak
melanggar undang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan. Sehingga berdasarkan hal tersebut diatas, maka perjanjian sewa beli dapat dibuat secara
lisan maupun tulisan. Namun agar para pihak yang terlibat dalam perjanjian sewa beli itu merasa aman dari penipuan, maka perjanjian sewa beli harus dituangkan
dalam bentuk tertulis, baik dengan akta notaris maupun akta dibawah tangan.
38
b. Isi perjanjian sewa beli
Isi perjanjian sewa beli sepeda motor yang dituangkan dalam bentuk tulisan baik dengan akta notaris maupun akta dibawah tangan pada umumnya
berisi tentang : 1.
Tanggal mulai berlakunya perjanjian sewa beli 2.
Jumlah angsuran dan berapa kali angsuran tersebut harus dibayar oleh pembeli sewa
3. Jangka waktu untuk tiap-tiap angsuran
4. Penjelasan mengenai ciri dan jenis barang serta keadaan barang
5. Harga barang apabila dibeli secara tunai
6. Cara pembayaran angsuran tidak dengan tunai
7. Tanda tangan pihak-pihak yang mengadakan perjanjian diatas materai,
minimal Rp. 6000.
38
Singgih Budi Utomo, “Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Sepeda Motor di Dealer Panorama Motor Kabupaten Sragen, Skripsi, Semarang : Universitas Negeri Semarang, 2007, hlm.21.
Universitas Sumatera Utara
8. Hal-hal yang dianggap perlu seperti : angsuran, bunga, pajak, asuransi, dan
lain sebaginya.
39
Pada umumnya perjanjian sewa
beli merupakan
bentuk perjanjianbaku.Proses penandatanganan perjanjian kredit sewa beli sebenarnya
merupakan bentuk standart contract, debitur harus memenuhi persyaratan- persyaratan yang telah ditetapkan oleh dealer kendaran bermotor terlebih dahulu.
Syarat-syarat pada umumnya antara lain adalah Surat Keterangan Tanda Penduduk Suami Istri KTP, Keterangan Susunan Keluarga KSK, Kwitansi
Pembayaran Listrik, slip gaji, rekeningkoran, maupun surat-surat lain yang dianggap penting. Setelah semua persyaratan terpenuhi, permohonan itu diproses
oleh dealer atau lembaga keuangan yang bekerja sama dengan dealer tersebut. Meliputi pengujian tentang layak tidaknya debitur menerima kredit sewa beli dan
hal ini ditindaklanjuti dengan survei rumah debitur, apabila menurut penilaian tersebut debitur dinyatakan layak untuk menerima kredit sewa beli, barulah
perjanjian sewa beli yang berisi syarat-syarat yang diajukan untuk ditandatangani. Penggunaan standart contract dalam pemberian fasilitas kredit dalam
masyarakat pada dasarnya bertujuan untuk memberikan cara praktis bagi para pihak yang bertransaksi, karena tidak mungkin bila bank harus melakukan
negoisasi tentang substansi perjanjian dengan setiap orang yang akan menjadi debitur. Selain banyak menguras tenaga dan pikiran juga akan memakan waktu
yang cukup lama, bahkan akan menjadi kesulitan tersendiri dalam administrasi maupun dalam pelaksanaan perjanjiannya. Oleh karena itu, dalam standart
39
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
contract telah diuraikan secara jelas tentang hak maupun kewajiban dari masing- masing pihak.
Menurut jenisnya, standart contract dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu :
1. Standart contract sepihak, yaitu perjanjian baku yang ditentukan oleh
pihak yang kuat kedudukannya di dalam perjanjian. Pihak yang kuat ini lazimnya adalah kreditur.
2. Standart contract timbal balik, adalah perjanjian baku yang isinya
ditentukan oleh kedua belah pihak, misalnya perjanjian baku yang dibuat oleh majikan dan buruh dalam perjanjian buruh kolektif.
3. Standart contract yang ditetapkan oleh pemerintah, adalah perjanjian baku
yang isinya ditentukan pemerintah terhadap perbuatan-perbuatan hukum tertentu, misalnya perjanjian yang mempunyai objek hak atas tanah.
4. Standart contract yang ditentukan dilingkungan notaris atau advokat,
adalah perjanjian baku yang konsepnya sejak semula sudah disediakan untuk memenuhi permintaan dari anggota masyarakat yang meminta
bantuan notaris atau advokat. Mengingat perjanjian kredit sewa beli ini mempunyai bentuk standart
contract, pada dasarnya debitur sama sekali tidak diberi kesempatan menegosiasikan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam perjanjian tersebut.
Dengan arti kata debitur yang hanya diberi kesempatan untuk menerima atau menolak perjanjian yang diberikan oleh dealer atau lembaga keuangan.Hubungan
antara dealer lembaga keuangan dan debitur diatur dalam hukum perjanjian
Universitas Sumatera Utara
membawa konsekuensi para pihak. Dalam hal ini dealer atau lembaga keuangan sebagai suatu badan usaha dan pihak debitur mempunyai hak dan kewajiban.
Guna mengetahui hak dan kewajiban yang dimiliki oleh para pihak, maka akan diuraikan hak dan kewajiban masing-masing pihak PT. Summit Oto Finance
mempunyai hak dan kewajiban: a.
Berhak menerima pembayaran klaim memberikan ganti kerugian atas risiko yang telah disetujui.
b. Berhak menerima pembayaran pengembalian dana atas pembatalan
asuransi Break Insurance. c.
Berkewajiban melakukan pembayaran premi atas pendaftaran asuransi customer.
d. Berkewajiban melakukan pendaftaran pengembalian dana atas pembatalan
asuransi.
40
Sebaliknya kreditur PT. Asuransi Sinar Mas mempunyai hak dan kewajiban: a.
PT. Asuransi Sinar Mas berhak menerima pembayaran premi dari PT. Summit Oto Finance atas pendaftaran ansuransi customer.
b. PT. Asuransi Sinar Mas berkewajiban melakukan pembayaran klaim atas
risiko yang telah disetujui. c.
PT. Asuransi Sinar Mas berkewajiban melakukan pembayaran pengembalian dana atas pembatalan ansuransi break insurance.
41
40
Hasil Wawancara dengan Bapak Indra Zaki selaku insurance staff pada PT. Summit Oto Finance Cabang Medan pada tanggal 20 Juli 2015.
41
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Hak dan Kewajiban nasabah : a.
Mengisi dan menandatangani formulir yang telah disediakan oleh bank, sesuai dengan layanan jasa yang diinginkan oleh calon nasabah.
b. Melengkapi persyaratan yang ditentukan oleh bank.
c. Menyetor dana awal yang ditentukan oleh bank. Dalam hal ini dana awal
tersebut cukup bervariasi tergantung dari jenis layanan jasa yang diinginkan.
d. Membayar provisi yang ditentukan oleh bank.
e. Menyerahkan buku cekgiro bilyet tabungan.
f. Mendapatkan laporan atas transaksi yang dilakukan melaui bank.
g. Menurut dealer atau lembaga keuangan dalam hal ini terjadi pembocoran
identitas. h.
Mendapat sisa uang pelelangan untuk melunasi kredit sewa beli yang tidak terbayar.
i. Mendapatkan suatu perlindungan dari asuransi.
42
Berdasarkan ketentuan diatas terlihat bahwa hubungan antara lembaga keuangan dan debitur diatur oleh hukum perjanjian.Perjanjian tersebut
menerbitkan suatu perikatan antara dua orang yang membuatnya, dan sesuai dengan hukum perjanjian, maka apabila telah terjadi kesepakatan antara kedua
belah pihak maka perjanjian tersebut mengikat para pihak.Asas ini dalam hukum perjanjian dikenal dengan asas kebebasan berkontrak The Freedom of Contract.
Asas ini dapat dilihat dalam dari pasal 1338 ayat 1 Kitab Undang-Undang
42
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Hukum Perdata yang mengemukakan, bahwa semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
Sedangkan syarat sahnya suatu perjanjian dapat dilihat dalam pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yaitu kesepakatan, kecakapan, hal tertentu dan
sebab yang halal.
4. Berakhirnya Perjanjian Sewa Beli