terhadap komunitas PUNK, maka identitas PUNK di dalam penelitian ini kami definisikan sebagai individu yang memperoleh pengetahuan
mengenai dirinya yang diperoleh dari identitas dia sebagai anggota dari komunitas PUNK.
2. Komponen Identitas PUNK
Identitas sosial terdiri atas tiga komponen Ellemerss, 1999, yaitu komponen kognitif, evaluatif, dan emosional. Berhubung identitas PUNK,
merupakan varian dari identitas sosial, maka identitas PUNK juga memiliki ketiga komponen tersebut:
a. Cognitive component. Kesadaran kognitif akan keanggotaannya dalam
kelompok, seperti
self-categorization. Individu
mengkategorisasikan dirinya dengan kelompok tertentu yang akan menentukan kecenderungan mereka untuk berperilaku sesuai
dengan keanggotaan kelompoknya Ellemers, 1999. Komponen ini juga berhubungan dengan self stereotyping yang menghasilkan
identitas pada diri individu dan anggota kelompok lain yang satu kelompok dengannya. Self stereotyping dapat memunculkan
perilaku kelompok Hogg, 2001. Dikaitkan dengan kelompok PUNK, individu yang merupakan bagian dari kelompok PUNK,
secara otomatis telah mengkategorisasikan dirinya sebagai PUNKers sehingga individu tersebut berperilaku seperti layaknya
PUNKers. Misalnya berpakaian serba hitam, model rambut mowahk, mengenakan asesories seperti gelang, cincin, anting, dll
serba hitam, dan sepatu boot hitam. Dengan begitu individu berperilaku sesuai dengan kelompoknya.
b. Evaluative component. Merupakan nilai positif atau negatif yang dimiliki oleh individu terhadap keanggotaannya dalam kelompok,
seperti group self esteem. Evaluative component ini menekankan pada nilai-nilai yang dimiliki individu terhadap keanggotaan
kelompoknya dalam Ellemers, 1999. Jika dikaitkan dengan komunitas PUNK, individu akan mendapatkan evaluative
component melalui keanggotaannya dalam komunitas PUNK. c. Emotional component. Merupakan perasaan keterlibatan emosional
terhadap kelompok, seperti affective commitment. Emotional component ini lebih menekankan pada seberapa besar perasaan
emosional yang dimiliki individu terhadap kelompoknya affective commitment. Komitmen afektif cenderung lebih kuat dalam
kelompok yang dievaluasi secara positif karena kelompok lebih berkontribusi terhadap social identity yang positif. Hal ini
menunjukkan bahwa identitas individu sebagai anggota kelompok sangat penting dalam menunjukkan keterlibatan emosionalnya
yang kuat terhadap kelompoknya walaupun kelompoknya diberikan karakteristik negatif dalam Ellemers, 1999. Pada
individu yang berada dalam komunitas PUNK, individu memperoleh komitmen diri pada komunitas PUNK yang ia miliki.
Sehingga individu merasa memiliki ikatan emosional mejandikan individu cenderung menilai kelompok PUNK secara positif karena
kelompok PUNK memberikan kontribusi yang besar terhadap identitas sosial individu.
C. PUNK
PUNK berasal dari Bahasa Inggris, yang merupakan singkatan dari “Public United Not Kingdom”, yang berarti “kesatuan suatu masyarakat di
luar kerajaan”. Pada awalnya, di London-Inggris PUNK merupakan sub- budaya yang dulunya adalah sebuah gerakan untuk menentang para elit politik
yang berkuasa di Inggris pada saat itu. Namun, PUNK juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir pada awal tahun 1970-an Ronaldo, 2008. PUNK
selalu dikacaukan oleh golongan Skinhead yang merupakan golongan musik rock yang pertama ada dan lebih mayoritas pada saat itu. Skinhead merupakan
sebuang gang fasis Jerman yang memiliki idiologi antisemit, cenderung rasialis, dan cenderung meniru idiologi Nazi yang fasis sehingga anggota ini
tidak mendapat tempat secara luas pada generasi perkotaan Jerman. Perbedaan ini sangat jelas antara kelompok Skinhead dan PUNK memiliki idiologi yang
berbeda Havoe, 2001. Akan tetapi pada tahun 1980-an, PUNK mulai menyebar di kawasan
Amerika, kelompok PUNK dan Skinhead bergabung dengan alasan memiliki semangat yang sama. Pada awalnya pergerakan ini dikarenakan Amerika
mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dirimulkan oleh menurutnya moral para tokoh politik sehingga meningkatkan jumlah pengangguran dan
kriminalitas dikalangan masyarakat merajalela. Dari sinilah PUNK berusaha menyindir dengan cara mereka sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan