Gambaran Umum Partisipan Penelitian Saran Metodologis

B. Pembahasan

Penelitian ini melihat hubungan identitas PUNK dengan konsep-diri pada komunitas PUNK di Kota Medan. Hipotesa dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara identitas PUNK dengan konsep-diri, apabila individu merepresentasikan komponen-komponen identitas PUNK dalam kelompoknya maka itu akan berhubungan dengan konsep-diri pada individu tersebut. Dimana semakin tinggi hubungan antara komponen identitas PUNK dengan konsep-diri maka konsep-diri yang dimiliki individu akan cenderung positif. Sebaliknya, jika semakin rendah hubungan antara komponen identitas PUNK dengan konsep-diri maka konsep-diri yang dimiliki individu akan cenderung negatif. Identitas PUNK memiliki beberapa komponen di dalamnya yaitu komponen cognitive, evaluative, dan emotional Ellemerss, 1999. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan dalam penelitian ini memperlihatkan bahwa ada hubungan positif antara komponen evaluative p = 0.015 dan evaluative component p = 0.008 0.05, sedangkan dengan komponen yang ketiga yaitu komponen emotional p= 0.851 0.05 tidak memiliki hubungan dengan konsep-diri. Berdasarkan hasil penelitian dilakukan analisa dalam penelitian ini didapati bahwa individu yang sadar akan dirinya merupakan bagian dari kelompok, mengkategorisasikan dirinya dan berperilaku sesuai dengan anggota kelompoknya sehingga menghasilkan suatu identitas pada diri individu Ellemers, 1999 ternyata memberikan hubungan yang positif pada konsep-diri individu, ini menjelaskan adanya hubungan positif antara komponen cognitive dengan konsep-diri. Begitu juga dengan komponen evaluative di mana individu yang memiliki nilai positif ataupun negatif terhadap keanggotaanya dalam kelompok Ellemers, 1999 dengan menyadari dirinya menjadi bagian dari anggota komunitas PUNK maka identitas itu memberikan hubungan yang positif pada konsep-diri individu. Berbeda dengan komponen identitas PUNK yang ke 3 yaitu komponen emotional, pada penelitian ini menujukkan bahwa saat individu memiliki keterlibatan perasaan secara emotional terhadap kelompok, individu memiliki komitmen ataupun individu menujukkan indentitasnya sebagai anggota kelompok tidak memiliki hubungan dengan konsep-diri pada individu. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan yang dikemukakan Baron, Robert dan Donn 2000 yang mengartikan bahwa identitas sosial merupakan keseluruhan dari aspek konsep-diri individu baik itu kebanggaan diri dan harga diri individu yang berasal dari kelompok sosial mereka atau keanggotaan individu dalam kelompok secara emosional. Di mana individu yang memiliki kelekatan emosional terhadap kelompok sosialnya dan kelekatan itu muncul dari individu dengan menyadari keberadaanya dalam suatu kelompok akan memberikan konsep-diri yang positif. Selain itu Marcia dalam Santrock, 2009 menyatakan bahwa komitmen di komunitas menunjukkan sebuah investasi pribadi dalam sebuah identitas dan bertahan dengan identitasnya dalam komunitas tersebut. Hasil penelitian ini justru menunjukkan bahwa salah satu komponen identitas PUNK yaitu komponen emotional dimana saat individu memiliki komitmen dan menunjukkan identitasnya sebagai anggota kelompok, di mana keterlibatan emosional individu dan komitmen afektif individu yang seharusnya kuat dalam kelompok dan akan mempengaruhi konsep-diri individu justru pada penelitian ini malah menujukkan tidak ada hubungan pada konsep-diri. Jika ditinjau dari hasil penelitian Maria Dian 2010 yang berjudul „Identitas diri anggota komunitas PUNK‟, menyatakan bahwa remaja yang awalnya fokus pada pencarian identitas diri pada masa perkembangannya sehingga menjadi alasan bergabung dalam komunitas PUNK, tetapi seiring berjalannya waktu individu akan menyadari bahwa dunianya dalam komunitas PUNK adalah dunia sementara yang dapat dijalanin individu. Kemudian hasil penelitian ini didukung dengan pernyataan Abi, Karyono Ika 2014 di mana individu pada akhirnya akan terus berkembang dari masa remaja menuju masa dewasa, kemudian individu akan menyadari tugas dan kepentingannya yang sebenarnya pada masa dewasa yaitu antaralain dengan memiliki pekerjaan, meniti karir, menetapkan kehidupan ekonomi dan juga mencari pasangan hidup. Tuntutan tugas perkembangan inilah yang semakin menguatkan kesadaran individu pada saat beranjak dewasa dan pada akhirnya meninggalkan komunitas PUNK dan melangsungkan kehidupannya. Selain itu, kelompok yang diteliti dalam penelitian ini adalah komunitas PUNK di kota Medan merupakan salah satu komunitas yang mencolok menjadi sorotan bagi masyarakat. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Havoe 2001 di mana masyarakat memiliki persepsi berupa pandangan positif ataupun negatif terhadap keberadaan komunitas ini ternyata memberikan dampak yang positif bagi diri individu. Dan pada umumnya masyarakat memandang komunitas PUNK itu negatif. Maka seperti yang diungkapkan oleh Victor Gecas 1982 bahwa reaksi masyarakat adalah faktor utama yang dapat mengubah konsep-diri dan juga mempengaruhi identitas sosial yang dimiliki oleh individu. Jadi kondisi inilah yang menyebabkan komponen emotinal dari identitas PUNK tidak memiliki hubungan yang positif dengan konsep-diri. Dengan demikian melalui penelitian ini juga dapat dijelaskan bahwa walaupun komponen dari identitas PUNK memberikan dampak yang positif pada diri individu yaitu menunjukkan adanya hubungan positif antara komponen cognitive dan evaluatif terhadap konsep-diri tidak menjadikan komunitas tersebut dipandang positif di tengah masyarakat. Dampak ataupun hubungan positif dan negatif yang ada antara hubungan identitas PUNK dengan konsep-diri tidak dapat digeneralisasikan kepada komunitas, kelompok ataupun hal yang lain. Penelitian ini dapat belum dapat menggambarkan secara keseluruhan bagaimana hubungan identitas PUNK dengan konsep-diri, dikarenakan hanya ditinjau dan dilihat dari satu sisi saja. Sebaiknya untuk penelitian berikutnya disarankan untuk melihat bagaimana identitas sosial berhubungan variabel lainnya misalnya dengan komitmen. Kemudian alat ukur yang digunakan juga tidak beragam. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan berbagai metode penelitian yang ada misalnya dengan metode kualitatif ataupun menggabungan dua metode yaitu kualitatif dan kuantitatif, sehingga informasi yang diperoleh dapat lebih akurat, mendetail dan lebih banyak. Implikasi dalam penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan mengenai keberadaan komunitas PUNK. Masyarakat dapat mengetahui dan mengenal bagaimana keberadaan komunitas PUNK. Dan komunitas PUNK sendiri dapat mengetahui bagaimana konsep-diri mereka menjadi anggota komunitas PUNK. Sehingga komunitas PUNK dapat memperbaharui keberadaan komunitas mereka, mungkin dengan melakukan hal-hal yang berguna dan lebih positif, tidak membuat kekacauan ataupun hal-hal negatif lainnya agar mengurangi persepsi yang negatif dari masyarakat.

BAB V KESIMPULAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian hubungan konsep-diri dengan identitas PUNK, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep-diri memiliki hubungan yang signifikan dengan komponen identitas PUNK yaitu komponen cognitive dan evaluative pada komunitas PUNK di kota Medan. Sedangkan komponen emotional pada identitas PUNK tidak memiliki hubungan dengan konsep-diri individu.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran agar penelitian ini dapat berguna bagi studi lanjutan mengenai konsep-diri dan identitas PUNK. Beberapa saran antara lain :

1. Saran Metodologis

Penelitian ini belum dapat menggambarkan hubungan indentitas PUNK dengan konsep-diri karena penelitian ini sangat terbatas. Oleh sebab itu saran bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melanjutkan penelitian ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan: 1 Penelitian dapat meneliti lebih lanjut mengenai komitmen pada anggota komunitas. 2 Untuk peneliti dengan tema serupa dapat mempertimbangkan faktor usia pada subjek penelitian sehingga memungkinkan didapatkan hasil konsep-diri yang berbeda pada komunitas PUNK dengan usia yang berbeda, misalnya pada masa dewasa.

2. Saran Praktis

1 Bagi anggota komunitas PUNK yang sudah memiliki konsep diri yang positif agar mengembangkan dan memanfaatkan konsep diri tersebut agar memberikan dampak positif juga bagi diri sendiri dan masyarakat. 2 Bagi masyarakat, sebaiknya meningkatkan kepedulian terhadap komunitas PUNK dengan cara membentuk wadah kelompok masyarakat yang peduli komunitas PUNK sehingga masyarakat tidak lagi melakukan dikriminasi terhadap kelompok PUNK. DAFTAR PUSTAKA Abi, Karyono, Ika. 2014. Kebermaknaan Hidup Mantan PUNKERS: Studi Kualitatif Fenomologis. Tersedia dalam: http:ejournal.undip.ac.idindex.phppsikologiissueview1425 Diunduh pada tanggal 20 April 2015 Atkinson, Rita, L; et. al. 1993. Introduction Psychology, 11 th .ed. terjemahan Pengantar Psikologi, Edisi Kesebelas, jilid 2. Dr. Widjaja Kusuma. Jakarta : Interaksana Azwar, S. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar. 2002. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Baron, Robert A. Donn Byne. 2000. Social Psychology 9 th edition. USA: Allyn Bacon. Benner, S. A., Badcoe, I., Cohen, M. A. Gerloff, D. L. 1994. Bona-fide prediction of aspects of protein conformation -- assigning interior and surface residues from patterns of variation and conservation in homologous protein sequences. J. Mol. Biol. 235, 926-958. Blanz, M., Mummendey, A., Otten, S. 1995. Positive-negative asymmetry in social discrimination: The impact of stimulus valence and size and status diferentials on intergroup evaluations. British Journal of Social Psychology, 34, 409-420. Burns, R. B. 1993. Teori Konsep Diri, Pengukuran, Perkembangan dan Perilaku. Ahli Bahasa: Eddy. Arcan: Jakarta. Calhoun, J.F. Acocella, J.R.1990. Psychology Of Adjustment And Human Relationship. New York: Mc Graw-Hill, Inc. Capozza, D., and Brown, R. 2000. Social identity processes: Trends in theory and research. Sage, London. Deaux, K. 1996. Social identification. In Social Psychology: Handbook of Basic Principles E. T. Higgins and A. K. Kruglanski, eds.. Guilford, New York. Ellemers N, Barreto M.2000. The impact of relative group status: affective, perceptual and behavioural consequences. In The Blackwell Handbook of Social Psychology, Vol. 4. Intergroup Processes, ed.RBrown, S Gaertner, pp. 324 –43. Oxford: Blackwell. Ellemers, N., Van Rijswijk, W. 1997. Identity needs versus social opportunities: The use of group level and individual level identity management strategies as a function of relative group size, status, and ingroup identification. Social Psychology Quarterly, 60,52-65. Felker. 1974. The Development Of Self Esteem. New York: William Corporation. Havoe, Felix. 2001. Punk: Sebuah Cabang Budaya atau Budaya Perlawanan. Terjemahan: Bowo. Celaka13 Pers:Jakarta. Gideon, Sams. 2005. The Punk: 1st Punk Novel. Alinea: Yogyakarta. Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Yogyakarta. Hebdige, Dick. 2005. Asal-usul dan Ideologi Subkultur Punk. Buku Baik: Yogyakarta. Hogg, M. A., and Abrams, D. 1988. Social Identifications. Routledge and Kegan Paul: London and New York. Hogg, M. A., Abrams, D. 1990. Social motivation, self-esteem and social identity. In D. Abrams, M. A. Hogg Eds, Social identity theory : Constructive and critical advances pp. 28-47. London: Harvester Wheatsheaf. Hosmer, D. W., dan Lemeshow, S. 1989. Applied Logistic Regression. New York: John Wiley Sons. Hornsey MJ, Hogg MA. 2000. Subgroup relations : a comparison of the mutual intergroup differentiation and common ingroup identity models of prejudice reduction. Pers.Soc. Psychol. Bull. 26:242 –56. Hurlock. 2004. Psikologi Perkembangan Sebagai Suatu Pendekatan sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Terjemahan Bahasa Indonesia oleh Istiwidianti,dkk. Jakarta: Penerbit Erlangga. Kuhn, M.H., and T.S. McPartland. 1954. An Empirical Investigation of self- atributes. American Sociological Review 19:68-76. Marbun, Fransiskus. 2012. Tanggapan Masyarakat Terhadap Perilaku Budaya PUNK di Kota Medan. Tersedia dalam: http:repository.usu.ac.idbitstream123456789353266Cover.pdf Diunduh pada tanggal 17 Oktober 2013 Maria, Dian. 2010. Identitas Diri Anggota Komunitas PUNK Di Bandung. Tersedia dalam: http:eprints.undip.ac.id110861JURNAL_PDF.pdf Diunduh pada tanggal 20 April 2015 Papalia Olds. 2004. Human Development. New York : McGraw-Hill Book Co Papalia, Olds, Feldman. 2009. Human Development – Perkembangan Manusia, Jakarta : Salemba Humanika, edisi 10 buku. Rogers, Carl R. , 1961. On Becoming a Person. Boston : Houghton Mifflin Company. Ronaldo. 2008. Proses Internalisasi Nilai pada Remaja Punk di Yoggyakarta. http:one.indoskripsi.comjudulskripsipsikologiprosesinternalisasinilaipa daRemaja-punk-diyogyakarta Diakses pada 15 Desember 2010. Steinberg, Laurence. 1995. Adolescene. Sanfrancisco : McGraw-Hill Inc. Stryker, S., Owens, T. J., and White, R. W. eds. 2000. Self, Identity, and Social Movements. University of Minnesota Press, Minneapolis. Sudeen and Stuart. 1991. Principles and Practice of Psyuchiatric Nursing 4 th ed. St Louis: The CV Mosby year book.