Untuk besarnya rugi-rugi lintasan akibat penyerapan lantai diperlihatkan pada Tabel 2.3 [3].
Tabel 2.3 Faktor Rugi-Rugi Penyerapan Daya Terhadap Lantai, L
f
dB [3]
Frekuensi Bangunan
Tempat Tinggal Bangunan
Perkantoran Bangunan Tempat
Perbelanjaan
900 MHz -
9 1 lantai 19 2 lantai
24 3 lantai -
1,8-2 GHz 4n
15+4n-1 6+3n-1
2,4 GHz 10
Apartemen 5 Rumah
14 -
3,5 GHz -
18 1 lantai 26 2 lantai
- 5,2 GHz
13 Apartemen 7 Rumah
16 1 lantai -
5,8 GHz -
22 1 lantai 28 2 lantai
-
Penggunaan jenis pita frekuensi yang lain dimana koefisien power loss tidak ada untuk bangunan tempat tinggal, maka nilai tersebut dapat digunakan dari
bangunan kantor. Standar deviasi dan log-normal dari nilai fading shadow di dalam bangunan ditunjukkan pada Tabel 2.4 [3].
Tabel 2.4 Standar Deviasi Fading Shadow [3]
Frekuensi GHz
Bangunan Tempat Tinggal dB
Bangunan Perkantoran dB
Bangunan Tempat Perbelanjaan dB
1,8-2 8
10 10
3,5 -
8 -
5,2 -
12 -
5,8 -
17 -
2.6.2 Model Propagasi Keenan Motley
Universitas Sumatera Utara
Salah satu model propagasi yang dapat diterapkan di dalam ruangan yaitu model yang disebut Model Keenan-Motley. Didalam rumusannya memasukkan
elemen penghalang lintasan sinyal yang mempengaruhi nilai rugi-rugi lintasan [4]. Adapun nilai L
o
dituliskan pada Persamaan 2.5 dan P
o
pada Persamaan 2.6.
2.5 dimana :
2.6 R
= jarak antara pemancar dan penerima meter p
= jumlah dinding antara pemancar dan penerima WAF = Wall attenuation Factor factor redaman yang dipengaruhi dinding
k = jumlah lantai antara pemancar dan penerima
FAF = Floor Attenuation Factor factor redaman yang dipengaruhi lantai
Nilai WAF ditentukan dari struktur dinding, dimana WAF sebesar 3 dB untuk gedung modern sementara gedung dengan dinding beton biasa sebesar 10
dB. FAF sendiri tergantung dari kontruksi gedung, namun memiliki kisaran nilai sebesar 13 dB sampai 18 dB.
2.6.4 Model Propagasi Cost231MultiWall
Total rugi-rugi lintasan pada model Cost231MultiWall yang terjadi di dalam bangunan merupakan jumlah dari rugi-rugi lintasan ruang bebas, rugi-rugi
lintasan akibat menembus lantai dan rugi-rugi lintasan akibat menembus dinding yang berada diantara pemancar dan penerima. Telah diteliti bahwa total rugi-rugi
gelombang radio akibat menembus beberapa lantai bukanlah merupakan fungsi linear terhadap peningkatan jumlah lantai. Melainkan merupakan fungsi
Universitas Sumatera Utara
eksponensial yang dipengaruhi oleh faktor empiris seperti yang diperlihatkan pada Persamaan 2.7 [5].
2.7
Variabel L
FSPLi
ditentukan menggunakan Persamaan 2.8. 2.8
dimana :
L
MW
= Rugi-rugi lintasan total dB L
FSPLi
= Rugi-rugi ruang bebas di dalam bangunan dB L
C
= Konstanta rugi-rugi k
wi
= Jumlah dinding yang ditembus pada jenis ke-i k
f
= Jumlah lantai yang ditembus L
wi
= Rugi-rugi dinding yang ditembus pada jenis ke-i dB L
f
= Rugi-rugi lantai yang ditembus dB b
= Faktor empiris I
= Jumlah jenis dinding
Rugi-rugi L
C
merupakan variabel yang besarnya ditentukan dari hasil pengukuran terhadap rugi-rugi akibat penyerapan oleh dinding yang dilalui sinyal
dengan menggunakan metode regresi linear bertingkat. Biasanya besar nilai konstanta tersebut mendekati nol. Untuk alasan praktis dalam menentukan rugi-
rugi lintasan akibat penyerapan dinding maka jumlah jenis dinding yang berbeda yang dilalui oleh gelombang radio harus tetap sedikit. Jika sebaliknya, maka
perbedaan diantara jenis dinding menjadi kecil dan penempatannya di dalam
Universitas Sumatera Utara
model ini menjadi tidak jelas. Maka dibuatlah pembagian jenis dinding ke dalam dua tipe seperti yang diperlihatkan pada Tabel 2.5 [5].
Tabel 2.5 Pembagian Jenis Dinding pada Model Cost231 Multi Wall [5]
Jenis Dinding Deskripsi
Dinding Tipis L
w1
Sebuah dinding yang tidak dibebani oleh suatu bantalan pada salah satu atau kedua sisi dinding seperti
dinding eternit, dinding papan dan diding beton tipis dengan ketebalan kurang dari 10 cm.
Dinding Tebal L
w2
Sebuah dinding yang dibebani oleh suatu bantalan atau jenis dinding yang lainnya dengan ketebalan dinding
lebih dari 10 cm yang terbuat dari bahan berat, seperti beton atau batu bata.
Besar nilai variabel-variabel pada model ini telah ditentukan berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan oleh organisasi-organisasi komunikasi seperti
Alcatel, CNET, TUW, UPC, VTT dan Ericsson. Meskipun organisasi-organisasi tersebut melakukan pengukuran dengan metode dan peralatan yang berbeda.
Namun setiap pengukuran harus dilakukan dengan aturan umum yang telah ditentukan sebelumnya yaitu posisi pemancar ditempatkan pada pusat gedung
sedangkan posisi penerima berpindah ke beberapa tempat yang masih tercakup oleh pemancar, ketinggian pemancar dari lantai sekitar 1,5–3,0 m, antena yang
digunakan jenis omnidireksional dengan besar gain 1,3–2,2 dB, daya pancar 10- 30 dBm dan jenis polarisasi yang digunakan adalah vertikal untuk setiap
pengukuran [5]. Pengukuran tersebut dilakukan sebanyak 10-50 sampel dengan rata-rata
panjang gelombang 1- 6 λ pada sebagian besar pengukuran oleh setiap organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Perlu diketahui bahwa seluruh hasil pengukuran tersebut secara implisit telah termasuk rugi-rugi yang disebabkan oleh berbagai jenis perabot yang terdapat di
dalam bangunan dan koridor-koridor yang dilalui oleh gelombang radio tersebut. Kemudian hasil pengukuran pada setiap kategori lingkungan tersebut dihitung
nilai rata-ratanya sehingga diperoleh pendekatan hasil terhadap nilai variabel- variabel pada model ini seperti pada Tabel 2.6 [5].
Tabel 2.6 Nilai Variabel-Variabel pada Model Cost231MultiWall [5]
Keadaan Bangunan L
wi
[dB] L
w2
[dB] L
f
[dB] B
Padat Satu Lantai
Dua Lantai Beberapa Lantai
3,4 6,9
18,3 0,46
Terbuka 3,4
6,9 18,3
0,46 Luas
3,4 6,9
18,3 0,46
Koridor 3,4
6,9 18,3
0,46
Penjelasan mengenai jenis keadaan bangunan pada Tabel 2.5 diperlihatkan pada Tabel 2.7. Pada katagori bangunan padat pengukuran
dilakukan pada keadaan satu lantai, dua lantai dan beberapa lantai. Hal ini secara berturut-turut dengan maksud agar pengukuran dilakukan pada saat posisi
pemancar dan penerima berada pada lantai yang sama, berada diantara dua lantai yang berdekatan dan berada pada lebih dari dua lantai [5].
Tabel 2.7 Penjelasan Kategori Lingkungan Dalam Bangunan [5]
Kategori Lingkungan Deskripsi
Padat Dense Keadaan lingkungan pada bangunan-bangunan kecil
misalnya pada sebuah kantor dimana tiap-tiap karyawan menempati ruangannya masing-masing; sering terjadi
peristiwa NLOS.
Terbuka Open Keadaan lingkungan pada ruangan yang luas; misalnya
pada sebuah ruangan terdapat beberapa karyawan; sering terjadi peristiwa LOS Line Of Sight ataupun
Universitas Sumatera Utara
OLOS Obstacled Line Of Sight. Luas Large
Keadaan lingkungan pada bangunan yang sangat luas; seperti pada pabrik, pusat perbelanjaan atau bandara;
sering terjadi peristiwa LOS ataupun NLOS.
Koridor Corridor Keadaan lingkungan dimana penerima dan pemancar
berada pada koridor yang sama sehingga sering terjadi peristiwa LOS.
2.7 Menentukan Area Cakupan Cell dalam Bangunan