Karakteristik Fisika Kimia Perairan Karakteristik Substrat Pasang Surut Hubungan Kerapatan Mangrove terhadap Kepadatan Moluska

Tabel 4. Indeks Keanekaragaman, Keseragaman, dan Dominansi Moluska secara Temporal Indeks Stasiun I II III H Keanekaragaman 1,54 1,20 1,26 E Keseragaman 0,46 0,42 0,48 D Dominansi 0,26 0,39 0,33

3. Karakteristik Fisika Kimia Perairan

Kisaran dari hasil pengukuran masing-masing parameter yang dilakukan di lapangan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Data Kisaran Kualitas Air Parameter Stasiun I Stasiun II Stasiun III Baku mutu Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata Kisaran Rata-rata Suhu ˚C DO mgl Salinitas ‰ pH Arus ms 28-31 1,4-3 21-32 6,3-7,8 0,06-0,2 29,6 2,24 25,8 6,9 0,11 28-31 2-2,5 25-31 6-7,3 0,03-0,15 30,2 2,3 27 6,6 0,08 30-32 2-2,5 24-33 6,1-7,6 0,06-0,15 31 2,28 27,4 6,88 0,08 28-32 5 sd 34 7-8,5 - Keterangan : Memenuhi Baku Mutu Baku Mutu Menurut Kepmen LH No 51 Tahun 2004

4. Karakteristik Substrat

Tabel 6. Karakteristik Fisika-Kimia Substrat Stasiun Parameter C-Organik Tekstur Hydrometer Fraksi Pasir Debu Liat Tekstur St. I. Plot 1 4,19 58 34 8 Lp St. I Plot 2 3,10 40 28 32 Lli St. I Plot 3 3,46 54 36 10 Lp St. II. Plot 1 3,35 32 48 20 L St. II. Plot 2 3,10 34 28 38 Lli St. II. Plot 3 3,83 34 30 36 Lli Universitas Sumatera Utara Tabel 7. Karakteristik Fisika-Kimia Substrat Lanjutan Stasiun C-Organik Parameter Tekstur Hydrometer Fraksi Pasir Debu Liat Tekstur St. III. Plot 1 3,83 22 30 48 Li St. III. Plot 2 4,19 32 26 42 Li St. III. Plot 3 2,92 30 28 42 Li Keterangan : L = Lempung ; Li = Liat ; Lli = Lempung berliat ; Lp = Lempung berpasir

5. Pasang Surut

Hasil pengolahan data pasang surut di wilayah pesisir Pulau Sembilan diketahui bahwa pasang tertinggi dan surut terendah terjadi pada tanggal 02 april 2016. Tinggi rendahnya pasang surut air laut dapat dilihat dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Grafik Tinggi Pasang Surut Tanggal 24 Maret sd 07 April 2016 Sumber : BPPS Belawan 2016

6. Hubungan Kerapatan Mangrove terhadap Kepadatan Moluska

Gambar 15 menunjukkan hubungan antara kerapatan spesies mangrove terhadap kepadatan Moluska pada Minggu I di Dusun II Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Model Universitas Sumatera Utara hubungan antara kepadatan Moluska dengan kerapatan spesies mangrove ditunjukkan dengan persamaan y = 0,015x + 138,6 dengan koefisien korelasi R 2 sebesar 0,797 dan koefisien determinasi r = -0,893. Gambar 15. Grafik Regresi Kerapatan Spesies Mangrove terhadap Kepadatan Moluska pada Minggu I Gambar 16 menunjukkan hubungan antara kerapatan spesies mangrove terhadap kepadatan Moluska pada Minggu II di Dusun II Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Model hubungan antara kepadatan Moluska dengan kerapatan spesies mangrove ditunjukkan dengan persamaan y = 0,006x + 13,43 dengan koefisien korelasi R 2 sebesar 0,128 dan koefisien determinasi r = 0,357. Gambar 16. Grafik Regresi Kerapatan Spesies Mangrove terhadap Kepadatan Moluska pada Minggu II 63 71 74 y = -0,015x + 138,6 R² = 0,797 40 48 56 64 72 80 4000 4200 4400 4600 4800 K epa da ta n m o lus k a Ind m 2 Kerapatan mangrove Indha r = -0,893 y = 0,006x + 13,43 R² = 0,128 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 4000 4200 4400 4600 4800 K epa da ta n m o lus k a Ind m 2 Kerapatan mangrove Indha r = 0,357 Universitas Sumatera Utara Gambar 17 menunjukkan hubungan antara kerapatan spesies mangrove terhadap kepadatan Moluska pada Minggu III di Dusun II Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Model hubungan antara kepadatan Moluska dengan kerapatan spesies mangrove ditunjukkan dengan persamaan y = 0,026x – 90,41 dengan koefisien korelasi R 2 sebesar 0,216 dan koefisien determinasi r = 0,465. Gambar 17. Grafik Regresi Kerapatan Spesies Mangrove terhadap Kepadatan Moluska pada Minggu III Gambar 18 menunjukkan hubungan antara kerapatan spesies mangrove terhadap kepadatan Moluska pada Minggu IV di Dusun II Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Model hubungan antara kepadatan Moluska dengan kerapatan spesies mangrove ditunjukkan dengan persamaan y= 0,049x - 190,4 dengan koefisien korelasi R 2 sebesar 0,990 dan koefisien determinasi r = 0,995. 49 12 25 y = 0,026x - 90,41 R² = 0,216 10 20 30 40 50 60 4000 4200 4400 4600 4800 K epa da ta n m o lus k a Ind m 2 Kerapatan mangrove Indha r = 0,465 Universitas Sumatera Utara Gambar 18. Grafik Regresi Kerapatan Spesies Mangrove terhadap Kepadatan Moluska pada Minggu IV Gambar 19 menunjukkan hubungan antara kerapatan spesies mangrove terhadap kepadatan Moluska pada Minggu V di Dusun II Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Model hubungan antara kepadatan Moluska dengan kerapatan spesies mangrove ditunjukkan dengan persamaan y= 0,044x - 170,0 dengan koefisien korelasi R 2 sebesar 0,969 dan koefisien determinasi r = 0,984. Gambar 19. Grafik Regresi Kerapatan Spesies Mangrove terhadap Kepadatan Moluska pada Minggu V Gambar 20 menunjukkan hubungan antara kerapatan spesies mangrove terhadap kepadatan Moluska berdasarkan rata-rata pada setiap pengambilan sampel di Dusun II Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Model hubungan antara kepadatan Moluska 43 36 12 y = 0,049x - 190,4 R² = 0,990 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 4000 4200 4400 4600 4800 K er a pa ta n m o lus k a Ind m 2 Kerapatan mangrove Indha r = 0,995 36 32 9 y = 0,044x - 170,0 R² = 0,969 5 10 15 20 25 30 35 40 4000 4200 4400 4600 4800 K epa da ta n m o lus k a Ind m 2 Kerapatan mangrove Indha r = 0,984 Universitas Sumatera Utara dengan kerapatan spesies mangrove ditunjukkan dengan persamaan y = 0,022x - 59,77 dengan koefisien korelasi R 2 sebesar 0,851 dan koefisien determinasi r = 0,922. Gambar 20. Grafik Regresi Kerapatan Spesies Mangrove terhadap Kepadatan Moluska

7. Hubungan Kandungan C-Organik Substrat terhadap Kepadatan Moluska

Dokumen yang terkait

Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara

0 5 102

Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara

0 0 16

Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara

0 0 2

Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Sumatera Utara

0 0 5

Hubungan Kerapatan Mangrove Terhadap Kepadatan Moluska di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

0 0 17

Hubungan Kerapatan Mangrove Terhadap Kepadatan Moluska di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

0 0 2

Hubungan Kerapatan Mangrove Terhadap Kepadatan Moluska di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

0 0 4

Hubungan Kerapatan Mangrove Terhadap Kepadatan Moluska di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

0 2 21

Hubungan Kerapatan Mangrove Terhadap Kepadatan Moluska di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

0 0 6

Hubungan Kerapatan Mangrove Terhadap Kepadatan Moluska di Dusun II Desa Pulau Sembilan Kecamatan Pangkalan Susu Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara

0 0 35